Cerita Harut, Marut dan Zahrah

Kajian Tafsir: Surah Al-Baqarah ayat 102

0
51

Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan sehubungan dengan cerita Harut, Marut dan Zahrah bahwa setelah Nabi Adam ‘alaihis salam, manusia terjerumus ke dalam perbuatan maksiat dan kufur kepada Allah. Para malaikat mengutuk perbuatan manusia tersebut, karena manusia melakukan kekufuran, membunuh, mencuri, minum khamr, dan lainnya. Meskipun dikatakan bahwa manusia tidak sadar akan kesalahannya, para malaikat tetap pada sikapnya dan tidak memaafkan mereka.

Labih lanjut Ibnu Katsir menjelaskan:

Bagian hadis yang mengatakan bahwa sesungguhnya Zahrah diturunkan dalam rupa seorang wanita yang cantik demikianlah menurut riwayat dari Ali di dalamnya terkandung hal yang sangat aneh.

Atsar paling dekat kepada kebenaran sehubungan dengan cerita Harut, Marut dan Zahrah ini ialah apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim, telah menceritakan kepada kami Isam ibnu Rawwad, telah menceritakan kepada kami Adam, telah menceritakan kepada kami Abu Ja’far, telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi’ ibnu Anas, dari Qais ibnu Abbad, dari Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhu yang menceritakan kisah berikut:

Simak: Ayat Kursi, Pencerahan Jiwa dan Kehadiran Ilahi

.

Ketika manusia sesudah masa Nabi Adam ‘alaihis salam terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan maksiat dan kufur kepada Allah, maka para malaikat yang ada di langit berkata, Wahai Tuhan, makhluk yang telah Engkau ciptakan hanya untuk beribadah dan taat kepada-Mu kini telah terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan yang membinasakan. Mereka mengerjakan kekufuran, membunuh jiwa, memakan harta haram, zina, mencuri, dan minum khamr. Lalu para malaikat mengutuk perbuatan mereka dan tidak memaafkan mereka. Ketika dikatakan kepada para malaikat bahwa mereka dalam keadaan tidak sadar, maka para malaikat tetap pada sikapnya.

Dikatakan kepada mereka (para malaikat), Pilihlah oleh kalian dua malaikat yang paling utama di antara kalian, Aku akan membebankan perintah dan larangan kepadanya. Lalu mereka memilih Harut dan Marut, keduanya diturunkan ke bumi, dan dibekalkan kepada keduanya berbagai macam hawa nafsu seperti Bani Adam (manusia). Allah memerintahkan kepada keduanya agar menyembah-Nya dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Allah melarangnya membunuh jiwa yang diharamkan dan memakan harta yang haram, serta melarangnya berzina, mencuri, dan minum khamr.

Keduanya tinggal di bumi seraya memutuskan hukum di antara manusia secara hak selama beberapa waktu. Hal ini terjadi di masa Nabi Idris ‘alaihis salam

Di zaman itu terdapat seorang wanita yang kecantikannya di antara wanita-wanita lainnya sama dengan kecantikan bintang Zahrah (Venus) di antara bintang-bintang lainnya. Kedua malaikat itu sering datang kepadanya, dan akhimya keduanya menuruti apa yang dikatakan oleh wanita itu. Keduanya menginginkan diri wanita itu, tetapi si wanita menolak kecuali jika keduanya menuruti apa yang dikatakannya dan memasuki agamanya. Keduanya bertanya kepada si wanita tentang agama yang dipeluknya, lalu si wanita mengeluarkan sebuah berhala untuk keduanya dan berkata, Sembahlah ini! Kedua malaikat menjawab, Kami tidak perlu menyembah berhala ini. Lalu keduanya pergi dan tidak datang lagi selama masa yang dikehendaki oleh Allah.

Keduanya datang lagi kepada wanita itu dan menginginkan diri wanita tersebut, sedangkan si wanita melakukan hal yang sama, lalu keduanya pergi meninggalkannya. Akan tetapi, setelah itu keduanya datang lagi dan menginginkan diri si wanita itu.

Ketika si wanita melihat bahwa keduanya tetap menolak tidak mau menyembah berhala maka berkatalah ia, Pilihlah olehmu salah sate di antara ketiga perkara ini, yaitu apakah kamu berdua menyembah berhala ini, atau kamu berdua membunuh jiwa ini, atau kamu berdua meminum khamr ini. Keduanya mengatakan, Semuanya tidak pantas dilakukan, tetapi yang ringan dari kesemuanya ialah meminum khamr. Maka keduanya meminum khamr itu hingga mabuk. Akhimya mereka berdua menggauli wanita itu; dan karena rasa takut perbuatan keduanya akan diceritakan kepada orang lain, maka keduanya membunuh orang tersebut.

Ketika rasa mabuk telah lenyap dari keduanya dan keduanya menyadari perbuatan dosa yang telah dilakukannya, maka keduanya bermaksud naik ke langit; tetapi tidak bisa, seakan-akan keduanya dihalangi hingga tidak dapat terbang. Tersingkaplah penutup antara keduanya dan semua malaikat penduduk langit. Maka para malaikat melihat apa yang telah dilakukan oleh keduanya hingga mereka semua merasa sangat heran. Akhimya mereka mengetahui bahwa orang yang dalam keadaan tidak sadar, rasa takutnya berkurang. Sejak itu para malaikat memohonkan ampun buat penduduk bumi.

Sehubungan dengan kisah tersebut diturunkanlah ayat berikut, yaitu firman-Nya:

Dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-Nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. (Asy Syura: 5)

Lalu dikatakan kepada keduanya, Pilihlah oleh kamu berdua azab dunia atau azab akhirat. Keduanya berkata, Adapun azab dunia, sesungguhnya ia ada masa akhirnya dan berhenti, sedangkan azab akhirat tidak ada putus-putusnya. Keduanya memilih azab di dunia, lalu keduanya diazab di negeri Babil.

Mar ini diriwayatkan pula secara panjang lebar oleh Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya melalui Abu Zakaria Al-Anbari, dari Muhammad ibnu Abdus Salam, dari Ishaq ibnu Rahawaih, dari Hakkam ibnu Salam Ar-Razi (dia seorang yang giqah), dari Abu Ja’far Ar-Razi dengan lafaz yang sama. Kemudian Imam Hakim mengatakan bahwa agar ini sahih sanadnya, hanya keduanya (Imam Bukhari dan Imam Muslim) tidak mengetengahkannya. Mar ini merupakan riwayat yang lebih dekat kepada kebenaran dalam masalah Zahrah ini.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muslim, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim ibnul Fadl Al-Haiia’i, telah menceritakan kepada kami Yazid (yakni Al-Farisi), dari Ibnu Abbas yang menceritakan agar berikut

Bahwa penduduk langit memandang kepada penduduk bumi, maka penduduk langit (para malaikat) melihat mereka sering mengerjakan kemaksiatan-kemaksiatan. Lalu para malaikat berkata, Wahai Tuhan kami, penduduk bumi gemar mengerjakan perbuatan-perbuatan maksiat. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, Kalian selalu Bersama-Ku, sedangkan mereka dalam keadaan tidak dapat melihat Aku. Lalu dikatakan kepada para malaikat, Pilihlah dari kalian tiga malaikat, maka mereka memilih tiga malaikat dari kalangan mereka untuk turun ke bumi dengan syarat hendaknya mereka memutuskan perkara-perkara di antara manusia penduduk bumi. Allah menjadikan dalam diri mereka syahwat seperti yang ada pada manusia. Mereka diperintahkan agar jangan minum khamr, jangan membunuh jiwa, jangan berzina, dan jangan sujud kepada berhala. Akan tetapi, salah satu dari ketiga malaikat itu mengundurkan diri, hingga akhirnya hanya tinggal dua malaikat raja yang diturunkan ke bumi.

Tadarus: Juz 1: Meresapi Keagungan Al-Fatihah & Al-Baqarah

.

Keduanya kedatangan seorang wanita yang paling cantik di masanya, namanya Manahiyah. Keduanya sama-sama jatuh cinta kepada wanita itu. Kemudian keduanya mendatangi rumah wanita tersebut, lalu berkumpul di dalam rumahnya, dan akhirnya keduanya menginginkan wanita itu. Maka wanita itu berkata kepada keduanya, Aku tidak mau melayani kalian sebelum kalian minum khamrku, membunuh anak tetanggaku, dan sujud kepada berhalaku.

Keduanya berkata, Kami tidak akan sujud. Kemudian keduanya minum khamr. Akhirnya keduanya melakukan pcmbunuhan dan sujud kepada berhala itu. Maka semua penduduk langit (para malaikat) melihat perbuatan keduanya itu.

Selanjutnya si wanita itu berkata kepada keduanya, Ceritakanlah kepadaku mantera-mantera yang bila kalian baca, maka kalian dapat terbang. Keduanya menceritakan mantera-mantera tersebut kepadanya, akhirnya ia terbang. Setelah ia terbang, maka ia dikutuk menjadi bara api, yaitu menjadi bintang Zahrah (Venus). Sedangkan kepada kedua malaikat tersebut diutus Nabi Sulaiman ibnu Dawud, lalu Nabi Sulaiman menceritakan kepadanya apa yang diperintahkan oleh Allah kepadanya; keduanya disuruh memilih antara siksa di dunia atau siksa di akhirat. Temyata keduanya memilih siksa di dunia, maka keduanya digantungkan di antara langit dan bumi.

Di dalam konteks riwayat ini terdapat banyak tambahan, keanehan, dan hal-hal yang tidak masuk akal.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Halaman:     2        5    6      8

 

Artikel SebelumnyaHarut dan Marut Diturunkan ke Bumi
Artikel SelanjutnyaKisah Harut, Marut, dan Zahrah