- Advertisement -

Ayat Kursi, Pencerahan Jiwa dan Kehadiran Ilahi

Dalam kehidupan kita yang penuh dengan tantangan dan pergolakan, terdapat suatu kekuatan yang luar biasa dalam meraih ketenangan batin dan kekuatan spiritual. Ayat Kursi, dengan keagungannya, bukan hanya sekedar rangkaian kata, tetapi sebuah cahaya yang menerangi jiwa dan menghadirkan kekuatan Ilahi dalam setiap langkah hidup kita.

Melalui pemahaman mendalam terhadap surah Al-Baqarah ayat 255 yang dikenal sebagai ayat kursi ini, kita akan diarahkan pada pencerahan jiwa yang membawa kita lebih dekat kepada kehadiran Ilahi.

Mari bersama-sama merenungi kebesaran Ayat Kursi, karena dalam setiap helaian hurufnya terdapat keajaiban yang memperkaya ruh dan menuntun kita pada kehidupan yang lebih bermakna.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

 

Ayat Kursi dalam Tulisan Latin dan Artinya  

Mari kita eksplorasi keindahan ayat kursi ini dengan melihat teks dalam tulisan latin dan terjemahannya.

Allāhu lā ilāha illā huwal hayyu (Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup).

Alqayyūmu (lagi terus-menerus mengurus [makhluk-Nya]).

Lā ta’khudzuhū sinatuw wa lā naūm (Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur).

Lahū mā fis samāwāti (Milik-Nyalah apa yang ada di langit).

Wa mā fil ardl (dan apa yang ada di bumi).

Maη dzal ladzī yasyfa‘u ‘iηdahū (Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya).

Illā bi idznih (tanpa izin-Nya).

Ya‘lamu mā baina aidīhim (Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka).

Wa mā khalfahum (dan apa yang ada di belakang mereka).

Wa lā yuhī-thūna bi syai-im min ‘ilmihī illā bimā syā-a (Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki).

Wasi‘a kursiyyuhus samāwāti wal ardla (Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya.

Wa lā ya-ūduhū hifzhuhumā (dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya).

Wa huwal ‘aliyyu (Dialah yang Maha Tinggi).

Al‘azhīm (lagi Maha Agung).

Baca juga: Keagungan Ayat Kursi di Dalam Al-Qur’an

 

Ayat Kursi Menurut Beberapa Kitab Tafsir

Untuk memahami pesan dan hikmah yang terkandung dalam surah Al-Baqarah ayat 255 ini, mari kita bersama-sama menelusuri beberapa tafsir berikut:

 

Tafsir Ibnu Abbas

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman memuji Diri-Nya:

(Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup) yang tidak mati.

(lagi terus-menerus mengurus [makhluk-Nya]), yaitu yang mengurus dan tidak ada yang mengurus-Nya.

(Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur), yaitu Dia tidak terlelap tidur sehingga lalai dari mengurus makhluk-Nya.

(Milik-Nyalah apa yang ada di langit), yaitu para malaikat.

(dan apa yang ada di bumi), yaitu seluruh makhluk.

(Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya), maksudnya tak satu pun penghuni langit dan bumi yang dapat memberi syafaat pada hari kiamat.

(tanpa izin-Nya), yaitu atas perintah-Nya.

(Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka), yaitu persoalan akhirat yang ada di hadapan para malaikat ihwal kepunyaan siapa syafaat itu.

(dan apa yang ada di belakang mereka) berupa persoalan dunia.

(Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki). Maksudnya, tak secuil pun persoalan dunia dan akhirat yang diketahui para malaikat selain hal-hal yang telah Dia ajarkan-Nya. …

(Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi), maksudnya Kursi Allah lebih luas dari seluruh langit dan bumi.

(dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya), yaitu tidak merasa berat Menjaga Arasy dan Kursi meski tanpa malaikat.

(Dialah yang Maha Tinggi) dan lebih luhur dari segala sesuatu.

(lagi Maha Agung) dan lebih agung dari segala sesuatu.

Baca juga: Keutamaan Ayat Kursi, Ayat Perlindungan Diri

 

Tafsir Jalalain

(Allah, tidak ada tuhan), artinya tak ada ma`bud atau sembahan yang sebenarnya di alam wujud ini.

(selain Dia, Yang Maha Hidup), artinya Kekal lagi Abadi.

(lagi terus-menerus mengurus), maksudnya terus-menerus mengatur makhluk-Nya.

(Dia tidak dilanda oleh kantuk) atau terlena.

(dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi) sebagai kepunyaan, ciptaan dan hamba-Nya.

(Siapakah yang dapat), maksudnya adalah tidak ada yang dapat.

(memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya) dalam hal itu terhadapnya.

(Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka), maksudnya adalah di hadapan makhluk.

(dan apa yang ada di belakang mereka), artinya urusan dunia atau soal akhirat.

(Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya), artinya manusia tidak tahu sedikit pun dari apa yang diketahui oleh Allah itu.

(kecuali apa yang Dia kehendaki) untuk mereka ketahui melalui pemberitaan dari para Rasul.

(Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi) ada yang mengatakan bahwa maksudnya ialah ilmu-Nya. Ada juga yang mengatakan kekuasaan-Nya, dan ada pula Kursi itu sendiri yang mencakup langit dan bumi, karena kebesaran-Nya. Berdasarkan sebuah hadits, Tidaklah langit yang tujuh pada kursi itu, kecuali seperti tujuh buah uang dirham yang dicampakkan ke dalam sebuah pasukan besar.

(Dia tidak merasa berat memelihara keduanya), artinya memelihara langit dan bumi itu

(Dialah yang Maha Tinggi) sehingga menguasai semua makhluk-Nya.

(lagi Maha Agung).

Baca juga: Keutamaan Membaca Ayat Kursi Setelah Shalat Fardu

 

Tafsir Hidayatul Insan

Tafsir Hidayatul Insan menjelaskan bahwa ayat ini adalah ayat yang paling agung, paling utama dan paling mulia dalam Al-Qur’an, karena mengandung perkara-perkara besar dan sifat-sifat Allah yang mulia. Oleh karena itulah, banyak hadits yang menganjurkan kita untuk membacanya dan menjadikannya wirid harian yang dibaca, baik di pagi dan sore hari, sebelum tidur, maupun setelah shalat lima waktu.

Allah Subhānahu wa Ta’āla pada ayat tersebut menyebutkan tentang Diri-nya, bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Dia. Ini disebabkan oleh karena kesempurnaan-Nya dan kesempurnaan sifat-sifat-Nya serta banyaknya nikmat yang dikaruniakan-Nya.

Di samping itu, karena keadaan seorang hamba yang sejati, memang berhak menjadi hamba Allah Tuhannya dengan mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Semua sesembahan yang disembah selain Allah adalah batil. Karena selain Allah adalah makhluk yang memiliki kekurangan, diatur dan bergantung dengan sesuatu sehingga tidak pantas disembah.

 

(Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Yang Maha yang hidup, yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya)

Al Hayyu dan Al Qayyum adalah dua nama yang mulia, yang mencerminkan dan menunjukkan kepada semua Asma’ul Husna baik menunjukkan secara muthabaqah (bersamaan), tadhammun (terkandung di dalamnya) maupun iltizam (menghendaki adanya).

Al Hayyu (Maha Hidup) adalah Yang memiliki hidup secara sempurna; menghendaki semua sifat pada zat-Nya seperti sifat mendengar, melihat, mengetahui, berkuasa, dan sebagainya.

Sedangkan Al Qayyum adalah yang terus menerus mengurus makhluk-Nya. Nama-Nya Al Qayyum menghendaki adanya perbuatan pada Allah Subhānahu wa Ta’āla sesuai kehendak-Nya, seperti istiwa’ (bersemayam), turun ke langit dunia, berbicara, mencipta, memberi rezeki, mematikan dan menghidupkan serta semua bentuk tadbir (mengurus) lainnya. Semua itu termasuk ke dalam sifat qayyumiyyah-Nya.

Oleh karena itu, para pentahqiq mengatakan bahwa keduanya adalah Al-Ismul A’zham (nama teragung), yakni apabila seseorang berdo’a dengan nama itu akan dikabulkan-Nya. Dan apabila diminta dengan nama itu akan diberikan-Nya.

Di antara sempurnanya hidup dan qayyumiyyyah (kepengurusan) Allah adalah bahwa Allah tidak mengantuk dan tidak tidur.

 

(tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi)

Allah-lah pemilik semua yang ada di langit dan di bumi, sedangkan selain-Nya milik-Nya. Allah-lah Pencipta, Pemberi rezeki dan Pengatur, sedangkan selain-Nya dicipta, diberi rezeki dan diatur.

 

(Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa izin-Nya)

Tidak ada seorang pun yang dapat memberikan syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Syafa’at itu sepenuhnya adalah milik Allah. Akan tetapi, Allah Subhānahu wa Ta’āla apabila hendak merahmati hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya. Dia memberikan izin kepada orang yang hendak dimuliakan-Nya untuk memberi syafa’at. Dan yang akan memberi syafa’at tidak memulai memberi syafa’at sebelum mendapat izin dari-Nya.

 

(Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka)

Allah Subhānahu wa Ta’āla mengetahui segala yang terjadi baik di masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Ilmu-Nya mencakup segala hal, baik yang besar maupun yang kecil, dalam cakupan yang luas maupun yang terperinci, yang tampak maupun yang tersembunyi, yang tidak terlihat maupun yang nyata.

 

(dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki)

Sebagai contoh, melalui kabar-kabar yang disampaikan oleh para rasul.

 

(Kursi-Nya)

Ibnu Abbas mengartikan kursi sebagai tempat Allah meletakkan kedua kaki-Nya dan tidak ada yang mengetahui kaifiyat (bagaimana)nya selain Dia. Ini menunjukkan sempurnanya keagungan Allah dan luasnya kekuasaan-Nya. Kursi  Allah mencakup langit dan bumi. Dan itu bukanlah makhluk Allah yang terbesar, bahkan di sana masih ada lagi yang lebih besar, yakni ‘Arsy, di mana hanya Allah yang mengetahui seberapa besar itu. Jika makhluk-Nya sudah begitu besarnya, lalu bagaimanakah dengan Penciptanya, yaitu Allah, yang menahan langit dan bumi agar tidak lenyap tanpa lelah. Allahu akbar.

 

(meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi)

Allah Maha Tinggi zat-Nya di atas ‘arsyi-Nya, Maha Tinggi dengan kekuasaan-Nya di atas seluruh makhluk dan Maha Tinggi kedudukan-Nya karena sempurna sifat-Nya.

 

(lagi Maha Besar)

Allah Maha Besar, di mana semua penguasa dan raja kecil di hadapan-Nya. Maha Suci Allah yang memiliki keagungan yang besar, keperkasaan dan kemampuan untuk mengalahkan segala sesuatu.

Ayat kursi ini mengandung beberapa hal, antara lain:

  • Tauhid uluhiyyah (keesaan dalam penyembahan kepada Allah), tauhid rububiyyah (Allah sebagai Penguasa alam semesta), dan mengandung tauhid asma’ wa shifat (nama-nama dan sifat Allah).
  • Kerajaan Allah, ilmu pengetahuan-Nya dan kekuasaan-Nya meliputi segala sesuatu.
  • Kebesaran, keagungan dan kedudukan-Nya yang tinggi di atas semua makhluk-Nya.
  • Mengandung ‘aqidah tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah.

Mari kita melanjutkan penelusuran Makna Ayat Kursi Menurut Tafsir Ibnu Katsir. Tafsir ini akan memberikan wawasan yang mendalam tentang ayat tersebut, yang dianggap sebagai salah satu ayat paling agung dalam Al-Quran.

 

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung Bersama

568FansSuka

Latest Articles