Bersabarlah dan Kuatkanlah Kesabaranmu

Kajian Tafsir Surah Ali Imran ayat 200

0
341

Kajian Tafsir Surah Ali Imran ayat 200. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman: Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu serta tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (Q.S. Ali Imran : 200)

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Mutarrif ibnu Abdullah Al-Madini, telah menceritakan kepada kami Malik ibnu Zaid ibnu Aslam yang menceritakan bahwa Abu Ubaidah pernah mengirim surat kepada Umar ibnul Khattab untuk memperingatkan adanya sejumlah besar pasukan Romawi dan hal-hal yang perlu dikhawatirkan berupa ancaman dari mereka. Maka Khalifah Umar ibnul Khattab radiyallahu ‘anhu membalas suratnya yang isinya mengatakan, Amma Ba’du, sesungguhnya betapapun seorang hamba yang mukmin menempati suatu tempat yang kritis, niscaya Allah akan menjadikan jalan keluar baginya sesudah itu. Karena sesungguhnya sekali kesulitan itu tidak akan dapat mengalahkan dua kemudahan. Sesungguhnya Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah berfirman: ‘Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kalian beruntung’ (Ali lmran: 200).’

Hal yang sama diriwayatkan oleh Al-Hafiz Ibnu Asakir di dalam autobiografi Abdullah ibnul Mubarak melalui jalur Muhammad ibnu Ibrahim ibnu Abu Sakinah yang menceritakan, telah mengimlakan kepadaku Abdullah ibnul Mubarak bait-bait syair berikut di Tarsus, lalu aku berpamitan kepadanya unruk berangkat. Ia mengirimkannya kepada Al-Fudail ibnu Iyad melaluiku. Hal ini terjadi pada tahun 170 Hijriah. Menurut riwayat yang lain terjadi pada tahun 177 Hijriah. Bait-bait syair tersebut ialah:

يَا عابدَ الْحَرَمَيْنِ لَوْ أبْصَرْتَنا … لَعَلمْتَ أنكَ فِي العبادِة تلعبُ …

مَنْ كَانَ يَخْضِبُ خدَّه بدموعِه … فَنُحورنا بِدِمَائِنَا تَتَخضَّب …

أَوْ كَانَ يُتْعِبُ خَيْلَه فِي باطلٍ … فخُيولنا يومَ الصبِيحة تَتْعبُ …

ريحُ العبيرِ لَكُمْ ونحنُ عبيرُنا … وَهجُ السنابِك والغبارُ الأطيبُ …

ولَقَد أَتَانَا مِنْ مَقَالِ نَبِيِّنَا … قَوْلٌ صَحيح صَادِقٌ لَا يَكْذبُ …

لَا يَسْتَوِي وَغُبَارَ خَيْلِ اللَّهِ فِي … أَنْفِ امْرِئٍ ودخانَ نَارٍ تَلْهَبُ …

هَذَا كِتَابُ اللَّهِ يَنْطق بَيْنَنَا … لَيْسَ الشهيدُ بمَيِّت لَا يَكْذبُ …

Hai ahli ibadah di tanah haramain (dua kota suci), sekiranya engkau melihat kami, niscaya engkau mengetahui bahwa engkau dalam ibadahmu bermain-main. Wahai orang yang membasahi pipinya dengan air matanya, maka leher kami berlumuran dengan darah kami. Apakah dia melelahkan kudanya dalam kebatilan, tetapi kuda-kuda kami pada hari peperangan kelelahan. Bau wewangian adalah bagi kalian, sedangkan bau kami ialah debu-debu teracak kuda, dan debu memang lebih wangi. Dan sesungguhnya telah datang kepada kami sebagian dari sabda Nabi kami, yaitu sabda yang benar, sahih, dan tidak dusta. (Bahwa) tidak sama menurut penciuman seseorang antara debu kuda (di jalan) Allah dengan asap neraka yang menyala-nyala. Ini adalah Kitabullah yang berbicara di antara kita tanpa dusta, bahwa orang yang mati syahid itu tidak mati.

Muhammad ibnu Ibrahim melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia menjumpai Al-Fudail ibnu Iyad di Masjidil Haram dengan membawa surat dari Abdullah ibnul Mubarak. Setelah ia membaca surat tersebut, kedua matanya mengalirkan air mata, lalu berkata, Memang benar apa yang dikatakan oleh Abu Abdur Rahman (nama julukan Abdullah ibnul Mubarak). Ia telah menasihati diriku. Kemudian ia bertanya, Apakah kamu termasuk orang yang biasa menulis hadits? Aku menjawab, Ya. Ia berkata, Tulislah hadits berikut sebagai imbalan dari apa yang engkau bawakan kepadaku dari Abu Abdur Rahman. Al-Fudail ibnu Iyad mengimlakan kepadaku hadits berikut, bahwa telah menceritakan kepada kami Mansur ibnul Mu’tamir, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu:

أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلمني عَمَلًا أَنَالُ بِهِ ثَوَابَ الْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَالَ:  هَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تُصَلِّي فَلَا تَفْتُر وتصومَ فَلَا تُفْطِر؟  فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنَا أضْعَفُ مِنْ أَنْ أَسْتَطِيعَ ذَلِكَ، ثُمَّ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  فَوالَّذي نَفْسِي بِيَدِه لَوْ طُوقْتَ ذَلِكَ مَا بلغتَ الْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوَمَا عَلمتَ أَنَّ الْفَرَسَ الْمُجَاهِدَ ليَسْتَنُّ فِي طِوَله فَيُكْتَبُ لَهُ بِذَلِكَ الْحَسَنَاتُ

Bahwa ada seorang lelaki bertanya.  Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku suatu amal yang dengan melaluinya aku dapat memperoleh pahala orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Maka Rasulullah ﷺ bersabda, Apakah engkau mampu melakukan shalat tanpa henti-hentinya  dan puasa tanpa berbuka.’ Lelaki itu menjawab, Wahai Rasulullah, aku adalah orang yang sangat lemah untuk mampu melakukan hal tersebut. Kemudian Nabi ﷺ bersabda, Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, seandainya engkau mampu secara paksa melakukan hal tersebut. engkau masih belum mencapai tingkatan orang-orang yang berjihad di jalan Allah, Apabila kamu tidak tahu bahwa sesusungguhnya kuda yang dipakai itu bener-benar dipergunakan di jalan Allah, maka dicatatkan bagi pemiliknya pahala kebaikan.

Daftar Isi: Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-4

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala:

وَاتَّقُوا اللَّهَ

Dan bertakwalah kepada Allah. (Ali Imran: 200)

Yakni dalam semua urusan dan dalam semua keadaan kalian. Seperti yang dikatakan oleh Nabi ﷺ kepada sahabat Mu’az ketika beliau mengurusnya ke negeri Yaman, yaitu:

 اتَّق اللَّهَ حَيْثُما كُنْتَ وأتْبع السيئَة الْحَسَنَةَ تَمْحُها وَخَالِقِ النَّاسَ بخُلق حَسَنٍ

Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan yang baik dan berakhlaklah terhadap orang lain dengan akhlak yang baik.

لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Supaya kalian beruntung. (Ali Imran: 200)

Yaitu di dunia dan akhirat.

Baca juga: Melihara Hubungan Kekeluargaan (Silaturrahim)

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yunus, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepada kami Abu Sakhr, dari Muhammad ibnu Ka’b Al-Qurazi, bahwa ia pernah mengatakan sehubungan dengan firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala: dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung. (Ali Imran: 200) Takutlah kalian kepada-Ku dalam hal-hal yang ada antara Aku dengan kalian, supaya kalian beruntung besok bila kalian bersua dengan-Ku.

Telah selesai tafsir surat Ali Imran, dan hanya milik Allah-lah segala puji dan anugerah. Kami memohon kepada Allah, semoga Dia mematikan kita dalam keadaan berpegang kepada Al-Qur’an dan sunnah. Amin.

Demikian akhir Surah Ali Imran. Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Dikutif dari: Tafsir Ibnu Katsir

 

 

Artikel SebelumnyaSurah An-Nisaa’ Diturunkan di Madinah
Artikel SelanjutnyaBersiap Siaga di Perbatasan Negeri

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini