Surah An-Nisaa’ Diturunkan di Madinah

Kajian Tafsir Surah An-Nisaa’

0
199

Kajian Tafsir Surah An-Nisaa’ (Wanita). Surah ke-4. 176 ayat. Madaniyyah. Turun sesudah surah Al-Mumtahanah. Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa surah An-Nisaa’ diturunkan di Madinah.

Hal yang sama diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih, dari Abdullah ibnuz Zubair dan Zaid ibnu Sabit.

رَوَى ابْنُ مَرْدَوَيْهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، وَزَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ، ورَوَى مِنْ طَرِيقِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ لَهِيعة، عَنِ أَخِيهِ عِيسَى، عَنْ عِكْرمة عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ سُورَةُ النِّسَاءِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  لَا حَبْس

Ibnu Murdawaih meriwayatkan melalui jalur Abdullah ibnu Luhai’ah, dari saudaranya (yaitu Isa) dari Ikrimah dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa ketika surah An-Nisaa’ diturunkan, Rasulullah ﷺ bersabda, Tidak ada tahanan lagi.

Imam Hakim mengatakan di dalam kitab Mustadrak-nya telah menceritakan kepada kami Abul Abbas Muhammad ibnu Ya’qub. telah menceritakan kepada kami Abul Buhturi Abdullah ibnu Muhammad ibnu Syakir, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Bisyr Al-Abdi, telah menceritakan kepada kami Mis’ar ibnu Kidam, dari Ma’n ibnu Abdur Rahman ibnu Abdullah ibnu Mas’ud yang mengatakan, Di dalam surah An-Nisaa’ terdapat lima ayat yang tidak suka hal itu bagiku bila ditukar dengan dunia dan seisinya, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah. (An-Nisaa’: 40), hingga akhir ayat. Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kalian mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan kalian (dosa-dosa kalian yang kecil). (An-Nisaa’: 31), hingga akhir ayat. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya (An-Nisaa’: 48, dan 116), hingga akhir ayat. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu.(An-Nisaa’: 64), hingga akhir ayat.

Kemudian Imam Hakim mengatakan bahwa sanad asar ini sahih jika Abdur Rahman pernah mendengar dari ayahnya.

Namun dalam hal ini telah berbeda pendapat, Abdur Razzak mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma’mar dari seorang laki-laki, dari lbnu Mas’ud yang mengatakan bahwa ‘Ada lima ayat dari surah An-Nisaa’ yang lebih aku cintai daripada dunia seluruhnya, yaitu firman-Nya:  Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kalian mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan kalian (dosa-dosa kalian yang kecil). (An-Nisaa’: 31); dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya. (An-Nisaa’: 40); Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya (An-Nisaa’: 48, dan 116),  Dan barang siapa yang mengenakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nisaa’: 110)

Hal yang sama diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir.

Kemudian ia meriwayatkan melalui jalur Saleh Al-Murri, dari Qatadah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ada delapan buah ayat yang diturunkan di dalam surah An-Nisaa’ yang lebih baik bagi umat ini daripada semua yang matahari terbit dan tenggelam padanya. Pertama adalah firman-Nya: Allah hendak menerangkan (hukum-hukum syariat-Nya) kepada kalian dan menunjuki kalian kepada jalan-jalan orang yang sebelum kalian (para nabi dan salihin) dan (hendak) menerima taubat kalian. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (An-Nisaa’: 26); Yang kedua adalah firman-Nya: Dan Allah hendak menerima tobat kalian, sedangkan orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kalian berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). (An-Nisaa’: 27); Yang ketiga yaitu firman-Nya: Allah hendak memberikan keringanan kepada kalian, dan manusia dijadikan bersifat lemah. (An-Nisaa’: 28)

Daftar Isi: Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-4

Kemudian ayat-ayat berikutnya sama saja dengan lima ayat yang terdapat di dalam perkataan Ibnu Mas’ud tadi yang telah kami terangkan di atas.

Imam Hakim meriwayatkan melalui jalur Abu Na’im, dari Sufyan ibnu Uyaynah, dari Abdullah ibnu Abu Yazid, dari Ibnu Abu Mulaikah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ibnu Abbas berkata, Bertanyalah kepadaku tentang surah An-Nisaa’, karena sesungguhnya aku telah membaca Al-Qur’an sejak aku masih kecil.

Berikutnya, Ayat 1: Melihara Hubungan Kekeluargaan (Silaturrahim)

Kemudian Imam Hakim mengatakan bahwa asar ini sahih dengan syarat Syaikhain (Imam Bukhari dan Imam Muslim), tetapi keduanya tidak mengetengahkannya.

Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaMelihara Hubungan Kekeluargaan (Silaturrahim)
Artikel SelanjutnyaBersabarlah dan Kuatkanlah Kesabaranmu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini