Tidak Kuasa Menolak Mudharat Maupun Mendatangkan Manfaat

Tafsir Al-Qur’an: Surah Thaahaa ayat 89

0
566

Kajian Tafsir Surah Thaahaa ayat 89. Pengkhianatan Bani Israil, penyembahan mereka kepada patung anak sapi, patung anak sapi itu tidak kuasa menolak mudharat maupun mendatangkan manfaat. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

أَفَلا يَرَوْنَ أَلا يَرْجِعُ إِلَيْهِمْ قَوْلا وَلا يَمْلِكُ لَهُمْ ضَرًّا وَلا نَفْعًا (٨٩)

Maka tidakkah mereka memperhatikan bahwa (patung) anak sapi itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak kuasa menolak mudharat maupun mendatangkan manfaat  kepada mereka? (Q.S. Thaahaa : 89)

.

Tafsir Ibnu Abbas

A fa lā yarauna (maka apakah mereka tidak memperhatikan), yakni apakah Samiri dan kawan-kawannya tidak memperhatikan.

Allā yarji‘u ilaihim qaulan (bahwa ia tidak dapat mengembalikan kata-kata kepada mereka), yakni bahwa patung anak sapi itu tidak dapat memberikan jawaban kepada mereka.

Wa lā yamliku lahum dlarran (serta tidak menguasai kemudaratan untuk mereka), yakni tidak sanggup menolak mudarat.

Wa lā naf‘ā (dan tidak pula kemanfaatan), yakni dan tidak sanggup pula mendatangkan manfaat.


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-16 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Maka tidakkah mereka memperhatikan bahwa (patung) anak sapi itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak kuasa meolak mudharat maupun mendatangkan manfaat[29] kepada mereka[30]?

[29] Padahal para penyembahnya lebih baik keadaannya daripada yang disembah (patung itu). Para penyembahnya mampu berbicara, sedangkan patung tersebut tidak dapat berbicara. Para penyembahnya mampu berbuat ini dan itu, sedangkan patung tersebut tidak mampu berbuat apa-apa.

[30] Lalu mengapa sampai dituhankan?

.

Tafsir Jalalain

  1. (Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu) lafal Allaa merupakan gabungan daripada Ann yang ditakhfif dari Anna dan Laa, sedangkan isim Ann tidak disebutkan, asalnya Annahu Laa, artinya, bahwasanya anak lembu itu (tidak dapat memberi) tidak dapat memberikan (jawaban kepada mereka) yakni tidak dapat menyahuti perkataan mereka (dan tidak dapat memberi kemudaratan kepada mereka) maksudnya tidak dapat menolak kemudaratan yang menimpa mereka (dan tidak pula kemanfaatan?) tidak dapat mendatangkan kemanfaatan buat mereka. Maksudnya, mengapa mereka menjadikannya sebagai Tuhan?

.

Tafsir Ibnu Katsir

Lalu Allah berfirman, menjawab mereka dengan nada kecaman dan mengandung penjelasan tentang kepicikan akal mereka dan pendapat mereka yang memalukan:

Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan? (Thaha: 89)

Yakni apakah mereka tidak melihat bahwa patung anak lembu itu tidak menjawab mereka bila mereka bertanya, tidak pula dapat berbicara dengan mereka bila mereka mengajaknya bicara. Patung anak lembu itu sama sekali tidak dapat membahayakan mereka dan tidak dapat memberikan manfaat kepada mereka, baik di dunia maupun di akhirat.

Ibnu Abbas mengatakan, “Demi Allah tiada lain suara patung anak lembu itu melainkan bila ada angin yang masuk ke duburnya, lalu keluar dari mulutnya, maka saat itulah terdengar suaranya.”

Dalam hadis futun (fitnah-fitnah yang melanda Bani Israil) yang diriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri, disebutkan bahwa patung anak lembu itu bernama Bahmut.

Kesimpulan dari alasan yang dikemukakan oleh orang-orang yang bodoh itu (kaum Bani Israil penyembah anak lembu) ialah bahwa mereka pada mulanya enggan untuk memiliki perhiasan orang-orang Qibti (bangsa Egypt) yang masih ada di tangan mereka. Karena itu, maka mereka melemparkannya (ke dalam parit), lalu mereka menyembah patung anak lembu. Mereka melucuti dirinya dari perkara yang kecil, dan akhirnya terjerumus ke dalam perkara yang besar (dosanya, yaitu menyembah anak lembu).

Di dalam sebuah hadis sahih dari Abdullah ibnu Umar disebutkan bahwa pernah ada seorang lelaki dari kalangan penduduk Irak bertanya kepadanya tentang darah nyamuk bilamana darah nyamuk itu mengenai pakaian. Pertanyaannya ialah, “Bolehkah baju itu dipakai untuk salat?” Maka Ibnu Umar r.a menjawab: Lihatlah oleh kalian penduduk Irak, mereka membunuh putra dari putri Rasulullah ﷺ (yakni Al-Husain), sedangkan mereka menanyakan tentang masalah darah nyamuk!

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaJangan Menyembah Patung Anak Lembu
Artikel SelanjutnyaPenyembahan Mereka kepada Patung Anak Sapi