Peringatan Terhadap Umat Islam

Kajian Tafsir Surah Ali Imran ayat 100-101

0
257

Kajian Tafsir Surah Ali Imran ayat 100-101. Peringatan terhadap umat Islam agar tidak menaati dan tidak berwala’ kepada Ahli Kitab, serta keharusan menjaga persatuan. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ – وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu mengikuti sebagian dari orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir setelah beriman. Bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu? Barang siapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Q.S. Ali Imran : 100-101)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Yā ayyuhal ladzīna āmanū iη tuthī‘ū farīqan (wahai orang-orang yang beriman, jika kalian mengikuti sebagian), yakni segolongan.

Minal ladzīna ūtul kitāba (dari orang-orang yang diberi al-Kitab), yakni orang-orang yang diberi Taurat.

Yaruddūkum ba‘da īmānikum (niscaya mereka akan mengembalikan kalian sesudah kalian beriman) kepada Allah Ta‘ala dan Nabi Muhammad ﷺ.

Kāfirīn (menjadi orang-orang kafir), yakni sehingga kalian menjadi orang-orang yang kafir kepada Allah Ta‘ala dan Nabi Muhammad ﷺ.

 

Wa kaifa takfurūna (bagaimanakah kalian sampai menjadi kafir) kepada Allah Ta‘ala. Kalimat ini berbentuk ta‘ajjub (ungkapan keheranan).

Wa aηtum tutlā ‘alaikum āyātullāhi (padahal kepada kalian dibacakan ayat-ayat Allah), yakni dibacakan Al-Qur’an yang berisi perintah dan larangan.

Wa fīkum (dan pada kalian pun), yakni bersama kalian.

Rasūluh (ada Rasul-Nya), yakni Muhammad ﷺ.

Wa may ya‘tashim billāhi (dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada Allah), yakni barangsiapa yang berpegang teguh kepada agama Allah Ta‘ala dan kitab-Nya.

Fa qad hudiya ilā shirāthim mustaqīm (maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk pada jalan yang lurus), yakni berarti ia telah mendapat bimbingan ke jalan yang lurus dan bersih, yaitu Islam. Menurut satu pendapat, maka ia telah benar-benar kukuh pada Islam. Ayat ini diturunkan berhubungan dengan Mu‘adz dan teman-temannya. Selanjutnya Allah Ta‘ala Menurunkan ayat yang berhubungan dengan pertengkaran yang terjadi di antara suku Aus dan Khazraj pada masa Islam. Pada saat itu Tsa‘labah bin Ghanam dan Sa‘d bin Abi Ziyadah, dua orang anggota kedua suku itu saling membanggakan perihal permusuhan dan penyerangan yang pernah terjadi (antara suku Aus dan Khazraj) pada masa jahiliah.

.

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

100.[22] Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu mengikuti sebagian dari orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir setelah beriman.

[22] Ayat ini turun ketika sebagian orang-orang Yahudi melewati kabilah Aus dan Khazraj. Bersatunya mereka membuat orang-orang Yahudi menjadi jengkel, maka mereka pun mengingatkan masa lalu kabilah Aus dan Khazraj di zaman jahiliyyah. Akibatnya, dua kabilah itu saling bertengkar dan hampir saja terjadi peperangan. Di ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengingatkan hamba-hamba-Nya agar tidak termakan oleh tipu daya mereka.

  1. Bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu?[23] Barang siapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

[23] Dalam ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta’aala menyebutkan sebab terbesar yang menjadikan kaum mukmin dapat tetap kokoh di atas keimanan mereka dan tidak goyah, yaitu dengan seringnya dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya sebagaimana yang biasa mereka dengarkan dari Rasulullah ﷺ ketika shalat maupun pada beberapa kesempatan.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Hai orang-orang beriman! Jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Alkitab niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi kafir setelah kamu beriman.)
  2. (Betapa kamu menjadi kafir) pertanyaan sebagai celaan dan membangkitkan keheranan (padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepadamu dan rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu. Barang siapa yang berpegang teguh) atau mengikuti (agama Allah, maka sesungguhnya ia telah dibimbing ke jalan yang lurus.)

.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Subhaanahu wa Ta’aala memperingatkan hamba-hamba-Nya yang mukmin agar jangan sampai taat kepada kemauan segolongan Ahli Kitab yang selalu dengki terhadap kaum mukmin, karena kaum mukmin telah mendapat anugerah dari Allah berkat kemurahan-Nya, dan telah mengutus Rasul-Nya kepada mereka. Dalam ayat yang lain disebutkan oleh firman-Nya:

وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ

Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran seielah kalian beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri. (Al-Baqarah: 109)

Sedangkan di dalam ayat ini disebutkan:

إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ

Jika kalian mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kalian menjadi kafir sesudah kalian beriman. (Ali Imran: 100)

Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ

Bagaimanakah kalian (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kalian? (Ali Imran: 101)

Yakni kekafiran sangat jauh dari kalian dan semoga Allah menjauhkan kalian darinya. Karena sesungguhnya ayat-ayat Allah terus-menerus diturunkan kepada Rasul-Nya malam dan siang hari, sedangkan beliau ﷺ membacakannya kepada kalian dan menyampaikannya. Makna ayat ini sama dengan ayat lainnya, yaitu firman-Nya:

وَما لَكُمْ لَا تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ لِتُؤْمِنُوا بِرَبِّكُمْ وَقَدْ أَخَذَ مِيثاقَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Dan mengapa kalian tidak beriman kepada Allah, padahal Rasul menyeru kalian supaya kalian beriman kepada Tuhan kalian. Dan sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjian kalian jika kalian adalah orang-orang yang beriman. (Al-Hadid: 8)

Daftar Isi: Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-4

Juga sama dengan makna yang terkandung di dalam sebuah hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda kepada para sahabatnya di suatu hari:

أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَعْجَبُ إِلَيْكُمْ إِيمَانًا؟ قَالُوا: الْمَلَائِكَةُ. قَالَ: وَكَيْفَ لَا يُؤْمِنُونَ وَهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ ؟ وَذَكَرُوا الْأَنْبِيَاءَ، قَالَ وَكَيْفَ لَا يُؤْمِنُونَ وَالْوَحْيُ يَنْزِلُ عَلَيْهِمْ؟ قَالُوا: فَنَحْنُ  قَالَ وَكَيْفَ لَا تُؤْمِنُونَ وَأَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ؟ قَالُوا: فَأَيُّ النَّاسِ أَعْجَبُ إِيمَانًا؟ قَالَ: قَوْمٌ يَجِيئُونَ مِنْ بَعْدِكُمْ يَجِدُونَ صُحُفًا يُؤْمِنُونَ بِمَا فِيهَا

Orang mukmin manakah yang paling kalian kagumi keimanannya? Mereka menjawab, Para malaikat. Nabi ﷺ bersabda, Mengapa mereka tidak beriman, padahal wahyu selalu diturunkan kepada mereka. Mereka berkata, Kalau demikian, kamilah. Nabi ﷺ bersabda, Mengapa kalian tidak beriman, padahal aku berada di antara kalian. Mereka bertanya, Maka siapakah yang paling dikagumi keimanannya, kalau demikian? Nabi ﷺ menjawab, Suatu kaum yang datang sesudah kalian. Mereka menjumpai lembaran-lembaran (Al-Qur’an), lalu mereka beriman kepada apa yang terkandung di dalamnya.

Kami mengetengahkan sanad hadits ini dan juga keterangan mengenainya pada permulaan syarah Imam Bukhari.

Ayat berikutnya: Bertakwalah kepada Allah Sebenar-benar Takwa

Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang benar. (Ali Imran: 101)

Yakni selain dari itu berpegang teguh kepada agama Allah dan bertawakal kepada-Nya menipakan sumber hidayah dan sekaligus sebagai penangkal dari kesesatan, sebagai sarana untuk mendapat bimbingan, beroleh jalan yang lurus, dan mencapai cita-cita yang didambakan.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Artikel SebelumnyaBertakwalah kepada Allah Sebenar-benar Takwa
Artikel SelanjutnyaMengapa Mengingkari Ayat-ayat Allah?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini