Pentingnya Berbakti kepada Kedua Orang Tua

Tafsir Al-Qur’an: Surah Maryam ayat 31-33

0
464

Kajian Tafsir Surah Maryam ayat 31-33. Pembelaan Nabi Isa ‘alaihis salam kepada ibunya, pentingnya berbakti kepada kedua orang tua. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا (٣١) وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا (٣٢) وَالسَّلامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا (٣٣)

Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (Q.S. Maryam : 31-33)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Wa ja‘alanī mubārakan (dan Dia menjadikanku seorang yang diberkati), yakni seorang pengajar kebaikan.

Aina mā kuηtu (di mana pun aku berada), yakni di mana pun aku berada dan di mana pun aku tinggal.

Wa aushānī bish shalāti (dan Dia menyuruhku untuk shalat), yakni untuk menyempurnakan shalat.

Waz zakāti mā dumtu hayyā (serta zakat selama aku hidup).

Wa barram bi wālidatī (dan berbakti kepada ibuku), yakni bersikap lemah lembut.

Wa lam yaj‘alnī jabbāran (dan Dia tidak menjadikanku seorang yang sombong) dalam agamaku dan banyak melaknat ketika marah.

Syaqiyyā (lagi celaka), yakni durhaka kepada Rabb-ku.

Was salāmu ‘alayya yauma wulittu (dan keselamatan dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan), yakni keselamatan dari godaan setan dilimpahkan kepadaku ketika aku dilahirkan.

Wa yauma amūtu (pada hari aku meninggal), yakni keselamatan dari himpitan kubur ketika aku mati.

Wa yauma ub‘atsu hayyā (dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”), yakni ketika aku dibangkitkan dari kubur dan hidup kembali.


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-16 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi[18] di mana saja[19] aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat[20] dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;

[18] Yakni bermanfaat bagi manusia. Isa ‘alaihis salam di samping keadaan dirinya yang sempurna, yakni sebagai seorang nabi, beliau juga menyempurnakan orang lain dengan memberikan manfaat kepada mereka, seperti mengajarkan kebaikan kepada mereka, mengajak mereka kepada Allah (da’wah ilallah) dan melarang kemungkaran. Siapa saja yang duduk atau berkumpul dengannya, maka akan memperoleh keberkahannya, dan orang yang menemaninya akan bahagia.

[19] Dan kapan saja.

[20] Yakni Dia memerintahkan kepadaku agar memenuhi hak-Nya, di mana hak yang termasuk paling agungnya adalah shalat. Demikian juga memenuhi hak hamba-hamba-Nya, yang paling besarnya adalah zakat.

  1. Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka[21].

[21] Yakni bermaksiat kepada Allah, bahkan Dia menjadikan aku seorang yang taat, tunduk, khusyu’ dan merendahkan diri kepada Allah, bertawadhu’ kepada hamba-hamba Allah.

  1. [22]Dan kesejahteraan[23] semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”

[22] Yakni karena karunia Tuhanku dan kemurahan-Nya aku memperoleh keselamatan dari berbagai keburukan, setan, dan dari azab.

[23] Dari Allah.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada) maksudnya Dia menjadikan diriku orang yang banyak memberi manfaat kepada manusia. Ungkapan ini merupakan berita tentang kedudukan yang telah dipastikan baginya (dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan salat dan menunaikan zakat) Allah memerintahkan kepadaku untuk melakukan kedua hal tersebut (selama aku hidup).
  2. (Dan berbakti kepada ibuku) lafal Barran dinashabkan oleh lafal Ja’alani yang keberadaannya diperkirakan, maksudnya, Dia menjadikan aku sebagai orang yang berbakti kepada ibuku (dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong) orang yang merasa tinggi diri (lagi celaka) yang durhaka kepada Rabbnya.
  3. (Dan kesejahteraan) dari Allah (semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali)” hal ini telah dikatakan pada kisah yang lalu, yaitu dalam doa Nabi Yahya.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah Swt.:

Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada. (Maryam: 31)

Mujahid dan Amr ibnu Qais serta As-Sauri mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah Allah menjadikan Isa seorang pengajar kebaikan. Menurut riwayat yang lain dari Mujahid, Isa adalah seorang mujahid yang banyak memberikan manfaat.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Sulaiman ibnu Abdul Jabbar, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Yazid ibnu Khunais Al-Makhzumi; ia pernah mendengar Wuhaib ibnul Ward (bekas budak Bani Makhzum) mengatakan bahwa seorang yang berilmu bersua dengan seorang yang berilmu lagi lebih daripadanya, lalu orang yang berilmu lebih tinggi itu bertanya kepadanya, “Semoga Allah merahmati kamu, apakah yang kelihatan dari amal perbuatanku (menurutmu)?” Ia menjawab, “Memerintahkan kepada kebajikan dan mencegah perkara mungkar. Karena sesungguhnya perbuatan tersebut merupakan agama Allah yang disampaikan oleh para nabi-Nya kepada hamba-hamba-Nya.”

Ulama fiqih telah sepakat tentang makna firman-Nya: dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada. (Maryam: 31) Ketika ditanyakan, “Apakah keberkatannya?” yang ditanya menjawab, “Amar ma’ruf dan nahi munkar di mana pun ia berada.”

Firman Allah Swt.:

dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. (Maryam: 31)

Sama pengertiannya dengan firman Allah Swt. kepada Nabi Muhammad ﷺ:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (Al-Hijr: 99)

Abdur Rahman ibnul Qasim telah meriwayatkan dari Malik ibnu Anas sehubungan dengan firman-Nya: dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. (Maryam: 31) Isa dalam jawabannya menyebutkan perkara yang dialaminya sejak lahir sampai wafat sesuai dengan apa yang telah ditakdirkan terhadapnya.

Firman Allah Swt.:

dan berbakti kepada ibuku. (Maryam: 32)

Yakni Allah memerintahkan pula kepadaku agar berbakti kepada ibuku. Allah Swt. menyebutkan berbakti kepada orang tua sesudah taat kepada Tuhannya, sebab Allah Swt. sering menyebutkan secara bergandengan antara perintah menyembah-Nya dan taat kepada kedua orang tua. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:

وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu. (Al-Isra: 23)

Dan firman Allah Swt.:

أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Luqman: 14)

Adapun firman Allah Swt.:

dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. (Maryam: 32)

Maksudnya, Allah tidak menjadikan diriku seorang yang angkara murka lagi sombong, tidak mau menyembah dan taat kepada-Nya serta tidak mau berbakti kepada ibuku, yang akibatnya aku menjadi orang yang celaka.

Sufyan As-Sauri mengatakan bahwa makna al-jabbarusy syaqiyyu ialah orang yang tega membunuh karena marah. Sebagian ulama Salaf mengatakan bahwa tidak sekali-kali kamu jumpai orang yang menyakiti kedua orang tuanya, melainkan kamu jumpai dia berwatak sombong lagi celaka. Kemudian ia membacakan firman Allah Swt.: dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. (Maryam: 32) tidak sekali-kali kamu jumpai orang yang berperangai buruk, melainkan kamu jumpai dia orang yang angkuh lagi sombong. Kemudian ia membacakan firman-Nya:

وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا

Dan hamba sahaya yang kalian miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (An-Nisa: 36)

Qatadah mengatakan, telah diceritakan kepada kami bahwa ada seorang wanita melihat putra Maryam menghidupkan orang-orang mati serta menyembuhkan orang yang buta dan berpenyakit supak dengan seizin Allah. Maka wanita itu berkata, “Beruntunglah bagi orang yang mengandungmu, beruntunglah bagi orang yang menyusukanmu.” Maka Nabi Isa a.s. berkata menjawabnya, “Beruntunglah bagi orang yang membaca Kitabullah dan mengikuti petunjuk yang ada di dalamnya, serta bukan menjadi orang yang sombong lagi celaka.”

Firman Allah Swt.:

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. (Maryam: 33)

Hal ini membuktikan akan predikat dirinya sebagai hamba Allah Swt. dan bahwa Isa adalah seorang makhluk Allah yang hidup dan mati serta dibangkitkan sebagaimana makhluk lainnya. Akan tetapi, Isa diselamatkan dari semua fase tersebut yang merupakan fase-fase yang paling berat dirasakan oleh semua hamba Allah.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaPerkataan yang Benar
Artikel SelanjutnyaMengukuhkan Eksistensi Dirinya Sebagai Hamba Allah