Penggunaan Kata Depan, Kata Sandang Si dan Sang pada Fabel

0
1581

Pembelajaran ini kita perlukan untuk memahami prinsip penggunaan kata depan, kata sandang si dan sang pada fabel.

Unit ini dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar 3.12 Menelaah struktur dan kebahasaan fabel/legenda daerah setempat.

Lihat: LKPD Penggunaan Kata Depan, Kata Sandang Si dan Sang pada Fabel

Bahan Bacaan dan Pembahasan LKPD 6.10

Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang Pada Fabel

Dalam fabel kita sering menemukan kata sandang si dan sang. Kata sandang merupakan sejenis kata penentu atau pembatas yang letaknya di depan kata benda atau kata sifat. Kata sandang tidak mempunyai makna tersendiri. Makna atau arti kata sandang bergabung dengan kata yang berada di belakangnya. Kata sandang yang masih dipakai dalam Bahasa Indonesia, misalnya: si dan sang. Walaupun kata sandang tidak mempunyai arti dan tidak dapat berdiri sendiri, kata sandang memiliki fungsi penting menentukan makna dalam kalimat.

Perhatikan kata-kata yang bercetak tebal berikut!
  • Sang Belalang sembah heran dengan apa yang dilakukan Semut.
  • Sang Semut mengejek bentuk kepompong yang jelek yang tidak bisa pergi ke mana-mana.
  • Sang Semut hampir tenggelam dalam genangan itu.
  • Sang Semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka.
  • Sang Semut merasa bahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat.
  • Sang Semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.
  • Si Sulung mengusulkan agar mereka pindah ke padang rumput lain, tetapi mereka harus menyeberangi sungai yang ada titian di atasnya.
  • Si Sulung menyuruh adiknya yang bungsu menyeberang lebih dahulu.
  • Si Sulung melompat, menerjang buaya dengan kukunya.
  • Si Sulung berlari-larilah ke seberang.
  • Si Kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.
  • Si Kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.
Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata si dan sang ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital. Perhatikan contoh penggunaan dalam kalimat-kalimat tersebut.
  • Suara jeritan sang Gajah terdengar ke seluruh penjuru hutan dan mengganggu aktivitas hewan-hewan lain yang tinggal di hutan.
  • Sang raja hutan melihat tikus kecil itu. Ia menangkap dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Si tikus menjerit ketakutan.
  • Suatu hari sang Belalang Sembah menari di dekat sarang Semut.
  • Para Semut melihat sang Belalang Sembah menari, namun mereka tidak menghiraukan tarian indahnya itu karena mereka memiliki tugas yang sangat penting.
  • Lalu sang Belalang kaget “Musim dingin?” kata sang Belalang Sembah dengan kagetnya.
  • Akhirnya, sang Semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.
  • Lalu, sang Semut memegang erat ranting itu.
  • Kemudian sang Semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya.
  • Bahkan, sang Semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya.

  • Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek,” kata si Kupu-kupu.

  • Tikus-tikus ini tidak mengenal Singa si Raja hutan.

  • “Dug, dag, dug!” Bunyi langkah si Sulung.

  • Dia naik ke titian itu, membuka mulutnya besar-besar dan akan melahap si Sulung.

  • Lalu, ditanduknya perut buaya itu oleh si Sulung.

Pada fabel nama binatang (Semut, Belalang, Gajah, Sulung, Kepompong, dan lain-lain) biasanya digunakan sebagai nama tokoh sehingga ditulis dengan huruf besar.

Bedakan dengan contoh berikut ini.

  • Bagaimana caranya agar si kecil rajin belajar?” tanya ibu.

Kata kecil pada kalimat tersebut ditulis dengan huruf kecil karena bukan merupakan nama.

Lihat contoh berikut!

  • Kedua orang itu, si Kecil dan si Kancil, adalah pembantu di pasar.

Pada kalimat tersebut Kecil dan Kancil ditulis dengan huruf  kapital karena dimaksudkan sebagai panggilan atau nama julukan.

Penggunaan Kata Depan pada Fabel

Dalam teks cerita fabel biasanya juga digunakan kata keterangan tempat dan kata keterangan waktu dirangkai dengan kata depan. Penulisan kata depan dipisah dengan kata yang mengikutinya. Contoh penggunaan kata depan yang sesuai dengan kaidah.

  • Di sungai yang juga mulai kering airnya itu ada seekor buaya.
  • Di hutan ini hidup juga sekelompok tikus yang tinggal di dalam lubang-lubang diantara bebatuan.
  • Di sebuah padang rumput ada tiga ekor biri-biri bersaudara.
  • Di dalam hutan terlalu gelap, karena pohon-pohon sangat lebat dan tajuknya menutupi lantai hutan.
  • Begitu mendengar suara telapak kaki di atas titian dia memasang telinganya.
  • “Hei, siapa di atas itu?” katanya dengan suara besar.
  • Suatu hari di sebuah kebun anggur, tinggalah sebuah keluarga Semut dengan anggota jumlahnya yang sangat banyak.
  • Singa sedang berjalan-jalan di tengah hutan.
  • Akhirnya, mereka berunding untuk pindah ketempat lain.
  • Ulu, seekor katak hijau, sedang berdiri di pinggir kolam.
  • Seandainya kamu seperti aku, dapat hidup di dalam dua dunia, darat dan air, mungkin kamu akan dapat merasakan kebahagiaan ini.
  • Nikmati saja air kolammu sebab kamu tidak akan dapat pernah merasakan rintikan hujan di badanmu!”
  • Ia melihat semut yang kecil sedang berteduh di balik bunga matahari.
  • Ulu berhenti di pinggir kolam dan berbicara kepada Ikan yang sedang berenang di dalam kolam.
  • Ulu pun kembali melompat-lompat di sekitar kolam dan kembali bersenandung.
  • Saat Ulu tiba di bawah pohon, ia melihat Burung sedang bertengger di dahan pohon dan membersihkan bulunya.
  • Ikan tidak dapat melompat-lompat sepertimu, tetapi ia bernapas di bawah air.
  • Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman.
  • Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon.
  • Karena hujan, di mana-mana terdapat genangan lumpur.
  • Adik-adiknya menunggu di sana.
  • Pak Tua Rusa mengunjungi kediaman keluarga Pip si Tupai di sebuah desa.
  • Si Sulung mengusulkan agar mereka pindah ke padang rumput lain, tetapi mereka harus menyeberangi sungai yang ada titian di atasnya.
  • Air hujan akan menyeret dan menenggelamkanku ke kolam!
  • Ikan yang bersedih hati pun berenang meninggalkan Ulu ke sisi kolam yang lain.
  • Atau apakah kamu takut tenggelam ke dalam kolam seperti semut?
  • Tentu saja aku tidak bisa!” Ulu cemberut dan menatap ke arah dua kakinya.
  • Semut tidak bisa berenang sepertimu, tetapi ia bisa menyusup ke tempat-tempat kecil yang tidak dapat kau lewati.
  • Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu.
  • Lumpur yang licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur.
  • Ia terjatuh ke dalam lumpur.
  • Kemudian, kupu-kupu menjulurkan sebuah ranting ke arah semut.
  • Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu.
  • Sepeninggal Pak Tua Rusa, Ibu Pip masuk ke dalam rumah dan memanggil anak-anaknya.
  • Tidak lama kemudian, air mulai menetes perlahan-lahan dari angkasa.
  • Cepat-cepat mereka pergi dari sana, takut dikejar buaya lagi.
  • Mereka gembira karena dapat mengalahkan buaya dan dapat menyeberang dengan selamat.
  • Suatu pagi indah dengan matahari yang cerah,

Kunci Jawaban

A. Pilihan Ganda

  1. B
  2. A
  3. D
  4. B
  5. D
  6. C
  7. C
  8. D
  9. D
  10. A

B. Uraian

  1. Kata sandang adalah sejenis kata penentu atau pembatas yang letaknya di depan kata benda atau kata sifat. Kata sandang tidak mempunyai makna tersendiri.
  2. Kata sandang memiliki fungsi penting menentukan makna dalam kalimat.
  3. Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata si dan sang ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital. Pada fabel nama binatang biasanya digunakan sebagai nama tokoh sehingga ditulis dengan huruf besar.
  4. Penulisan kata depan dipisah dengan kata yang mengikutinya.
  5. Kata yang berfungsi sebagai pemberi keterangan tempat misalnya: di hutan, di kebun, di sungai.

Demikian, semoga ada manfaatnya!

Lihat Materi: Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP Semester Genap
Sumber:

Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 (Edisi Revisi)

Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 (Edisi Revisi)

Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2019.

Artikel SebelumnyaLKPD Penggunaan Kata Depan, dan Kata Sandang pada Fabel
Artikel SelanjutnyaLKPD Penggunaan Kalimat Langsung dan Penulisan Kata Seru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini