Pembacaan Puisi yang Baik – Materi ini semoga dapat membantu kita dalam menuntaskan materi Pembelajaran Bahasa Indonesia berkaitan dengan pembacaan puisi yang baik sesuai dengan tujuan yang kita harapkan.
Setelah mempelajari materi ini semoga kita dapat menyajikan gagasan, perasaan, dan pendapat, dalam bentuk teks puisi secara lisan dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi dengan tepat.
Materi ini dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar 4.8 menyajikan gagasan, perasaan, dan pendapat dalam bentuk teks puisi secara tulis/lisan dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi.
Untuk mempelajari unit ini, kita dapat membuka Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Cetakan Ke-2.2017 (Edisi Revisi) halaman 117-122.
Membaca Puisi
Perhatikan contoh berikut!
ASMARA DAN TRAGEDI SEMANGGI
Asmaraku tumbuh
Bersama pasta gigi di bawah alis matamu
Desing peluru dan perihnya gas air mata
Lari kau dalam kerumunan tiarapku
Terpesona aku memandangi peluhmu
.
Asmaraku tumbuh
Bersama bom molotov dan batu batu berterbangan
Ribuan manusia saling menghujat tak henti
Di mana kau, ketika tentara memukuli anak bangsa?
Takutku datang, kau hilang tak terpandang
.
Asmaraku tumbuh
Menerobos barikade mencari bayangmu
Cahaya rembulan muncul perlahan
Revolusi lenyapkan jejakmu di gelap malam
Lelahku bersandar pada tameng yang garang
.
Asmaraku tumbuh
Di mana kau, saat Bendungan Hilir diam damai
Gerimis sepi saksikan kesendirianku
Itu bukan mimpi aku rindu padamu
Oh asmara… ku tunggu kau di bawah jembatan Semanggi
Langkah-langkah Membaca Puisi
Puisi yang telah kita buat akan lebih indah apabila diperdengarkan dan membacakan ini tergolong ke dalam tingkat pemahaman kreatif. Di dalam kegiatan itu kita tidak hanya melisankan sebuah puisi secara nyaring. Kita dituntut untuk menyampaikannya dengan ekspresi, lafal, tekanan, dan intonasi yang benar. Untuk itu, kita perlu melakukan serangkaian langkah berikut.
- Perhatikanlah judul.
- Lihatlah kata-kata yang dominan.
- Pahami makna-makna konotatif yang ada dalam teks itu.
- Tangkaplah ide pokok penyair dengan memparafrasakannya.
- Temukanlah pertalian makna tiap unit puisi (kata demi kata, frasa demi frasa, larik demi larik, dan bait demi bait).
Setelah itu, barulah kita membacakan puisi itu dengan memperhatikan kualitas suara (vokalisasi) dan gerak mimik. Aspek suara berkenaan dengan cara mengucapkan kata-kata, yaitu lafal, tekanan, dan intonasi.
Adapun gerak mimik digunakan untuk menunjukkan ekspresi atas penghayatan yang dibacakan. Dalam hal ini kualitas suara dan gerak mimik harus sesuai dengan makna puisi yang telah kita selami sebelumnya.
Ekspresi
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan ekspresi sebagai pengungkapan atau proses menyatakan, memperlihatkan, atau menyatakan maksud, gagasan, atau perasaan. Ekspresi dapat pula diartikan sebagai pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan seseorang. Dengan demikian, ketika membacakan puisi, kita harus dapat mengungkapkan maksud, gagasan, atau perasaan suatu puisi melalui air muka secara tepat, entah itu berupa kegembiraan, antusias, harapan, dan semangat.
Lafal
Lafal berarti ucapan seseorang pada huruf ataupun kata. Huruf ataupun kata-katanya harus dilafalkan dengan jelas. Jangan sampai tertukar dengan huruf ataupun kata-kata yang lainnya.
Misalnya, kata jalang tidak tertukar dengan jelang, kata tetap tidak sampai terdengar tatap, kata luka tidak terdengar lusa. Pasangan-pasangan kata itu memiliki makna yang berbeda.
Tekanan
Arti tekanan adalah kuat lemahnya cara pengucapan kata atau kalimat. Ini berfungsi untuk menegaskan bagian kata yang satu dengan kata yang lainnya.
Perhatikan cuplikan puisi berikut!
Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kauTak perlu sedu-sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Kata-kata yang bercetak tebal merupakan kata yang perlu mendapat penekanan kuat. Maksud dari kata-kata itu lebih jelas. Kata-kata itu lebih memperoleh penegasan daripada kata yang lain.
Latihan Intonasi dalam Membaca Puisi
Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Perbedaan intonasi menyebabkan peredaan maksud suatu kalimat. Terdapat bermacam-macam intonasi, yakni intonasi berita, tanya, perintah, dan seru.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut. Kemudian, bacalah dengan intonasi yang benar.
1) Saya membaca.
2) Saya membaca?
3) Saya membaca!
Ketiga kalimat itu memiliki maksud atau fungsi yang berbeda, bukan? Perbedaan itu disebabkan oleh faktor intonasi. Oleh karena itu, intonasi memiliki pengaruh berbeda pada maksud suatu kalimat. Kita harus benar di dalam penggunaannya. Pendengar pun bisa memahami suatu kata atau kalimat dengan jelas.
Untuk lebih memahami tentang ciri tokoh, alur, dan tema pada cerita fantasi, berikut kita sertakan LKPD Membaca Puisi.
Demikian, sukses selalu untuk Anda!