Orang yang Paling Rugi Perbuatannya

Tafsir Al-Qur’an: Surah Al-Kahf ayat 103-104

0
678

Kajian Tafsir Surah Al-Kahf ayat 103-104. Orang yang paling rugi perbuatannya dan batalnya amal jika pelakunya tidak di atas keimanan. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالاً -١٠٣- الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعاً -١٠٤

Katakanlah (Muhammad), “Apakah perlu Kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?” (yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya. (Q.S. Al-Kahf : 103-104)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Qul (katakanlah), hai Muhammad!

Hal nunabbi-ukum (“Apakah akan Kami beritahukan kepada kalian), yakni akan Kami kemukakan kepada kalian.

Bil akhsarīna a‘mālā (tentang orang-orang yang paling merugi amalnya) di akhirat.

Alladzīna dlalla sa‘yuhum (yaitu orang-orang yang usahanya telah sia-sia), yakni amalnya telah sia-sia.

Fil hayātid dun-yā (dalam kehidupan dunia). Mareka adalah kaum Khawarij. Menurut yang lain, mereka adalah para penghuni pertapaan.

Wa hum yahsabūna (sedangkan mereka mengira), yakni mereka menyangka.

Annahum yuhsinūna shun‘ā (bahwa mereka berbuat baik), yakni beramal saleh.


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-16 untuk ayat lainnya

Tafsir Jalalain

  1. (Katakanlah, “Apakah akan Kami beritahukan kepada kalian tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?)” lafal A’maalan menjadi Tamyiz atau keterangan pembeda yang bentuknya sama dengan Mumayyaz. Kemudian Allah swt. menjelaskan siapa mereka yang merugi itu, melalui firman berikutnya.
  2. (Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini) amal perbuatan mereka batil tidak diterima (sedangkan mereka menyangka) menduga (bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya) yang pasti mereka akan menerima pahala karenanya.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Amr, dari Mus’ab yang telah mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada ayahnya (yaitu Sa’id ibnu Abu Waqqas) tentang makna firman-Nya: Katakanlah, “Apakah akan Kami beri tahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” (Al-Kahfi: 103) bahwa apakah mereka itu adalah golongan Haruriyah (suatu sekte dari golongan Khawarij)? Sa’d menjawab, “Bukan, mereka adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. Adapun orang-orang Yahudi, mereka mendustakan Muhammad ﷺ. Sedangkan orang-orang Nasrani ingkar kepada surga, mereka mengatakan bahwa di dalam surga tidak ada makanan dan minuman.”

Golongan Haruriyah adalah orang-orang yang merusak janji Allah sesudah dikukuhkan. Sa’d menamakan mereka orang-orang fasik.

Ali ibnu Abu Talib dan Ad-Dahhak serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang telah mengatakan bahwa mereka adalah golongan Haruriyah. Dengan kata lain, pendapat sahabat Ali ibnu Abu Talib r.a. mengatakan bahwa makna ayat ini mencakup golongan Haruriyah, sebagaimana tercakup pula ke dalam pengertian orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. Dan makna ayat bukan berarti bahwa ia diturunkan berkenaan dengan mereka secara khusus, melainkan pengertiannya lebih umum dari itu. Ayat ini adalah ayat Makkiyah sebelum orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani dimasukan ke dalam khitab (perintah)-Nya, juga sebelum munculnya golongan Khawarij (yang termasuk di dalamnya sekte Haruriyah). Sesungguhnya makna ayat ini bersifat umum mencakup semua orang yang menyembah Allah bukan melalui jalan yang diridai. Orang yang bersangkutan menduga bahwa jalan yang ditempuhnya benar dan amalnya diterima, padahal kenyataannya dia keliru dan amalnya ditolak, sebagaimana yang disebut oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً

Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), (Al-Ghasyiyah: 2-4)

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. (Al-Furqan: 23)

Dan firman Allah Swt.:

وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا

Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun. (An-Nur: 39)

Dalam surat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:

Katakanlah, “Apakah akan kami beritahukan kepada kamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” (Al-Kahfi: 103)

Kemudian dalam ayat selanjutnya dijelaskan oleh firman-Nya:

Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini (Al-Kahfi: 104)

Karena amal-amal mereka batil, bukan pada jalan yang diperintahkan oleh syariat, yakni tidak diridai dan tidak diterima.

sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (Al-Kahfi: 104)

Yakni mereka mengira bahwa dirinya berpegang pada sesuatu dan bahwa amal mereka diterima lagi disukai.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaBatalnya Amal Jika Pelakunya Tidak di Atas Keimanan
Artikel SelanjutnyaAncaman Azab