Pada unit ini kita akan mempelajari beberapa kaidah kebahasaan teks cerita fantasi. Tujuan yang diharapkan adalah agar kita dapat menentukan cerita fantasi dari segi penggunaan bahasa.
〈⇒Pengantar⇐〉⇔⇔〈⇒Menu⇐〉⇔⇔〈⇒LKPD 2.8⇐〉
Untuk mempelajari unit ini, kita dapat membuka buku yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013 yaitu Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi Jakarta : Cetakan Ke-4 2017 mulai dari halaman 68 s.d 70.
Apabila dicermati secara saksama, cerita fantasi memiliki karakteristik kebahasaan tersendiri. Ciri kebahasaan pada cerita fantasi di antaranya:
Penggunaan kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan
Misalnya:
aku, mereka, dia, Erza, Doni
Penggunaan kata yang mencerap pancaindra untuk deskripsi latar (tempat, waktu, suasana)
Contoh deskripsi latar tempat
Tiga rumah bergaya kerucut menyambut mataku. Emas dan berlian bertaburan di dinding rumah itu.
Laboratorium berantakan. Semua peralatan pecah. Aneh hanya laptopku yang masih menyala.
Latar suasana
Setetes air mata pun jatuh dari wajah Sang Ratu. Tak sepatah kata pun terdengar dari bibirnya. Kamar yang megah ini terasa sunyi dan penuh kesedihan.
Latar waktu
Tengah malam tak ada bintang di langit itu. Mendung hitam nampak mengumpal. Lolongan anjing bersahut-sahutan menyambut malam yang semakin larut.
Baca juga: Menyelami Keajaiban Cerita Fantasi
Menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna khusus
Contoh 1
Alien itu berhidung mancung. Dengan hidungnya yang menjulang ia mengendus sekeliling.
Kata sambung urutan waktu
setelah itu, kemudian, sementara itu, bersamaan dengan itu, tiba-tiba, ketika, sebelum, dan sebagainya. Penggunaan kata sambung urutan waktu untuk menandakan datangnya tokoh lain atau perubahan latar, baik latar suasana, waktu, dan tempat.
Contoh:
- Setelah buku terbuka aku terseret pada masa lampau.
- Dua tahun kemudian, Farta telah sampai di Planet Mars dan bertemu dengan Tatao.
- Akhirnya, Farta dapat menyelamatkan diri dari terkaman raksasa.
Penggunaan kata/ungkapan keterkejutan Penggunaan kata/ungkapan keterkejutan berfungsi untuk menggerakkan cerita (memulai masalah)
Contoh
- Tiba-tiba seorang alien yang berukuran lebih besar datang.
- Tanpa diduga buku terjatuh dan halaman terbuka menyeret Nabila pada dunia lain.
- Di tengah kebahagiaannya datanglah musibah itu.
Penggunaan dialog/ kalimat langsung dalam cerita
“Raksasa itu mengejar kita!” teriak Fona kalang kabut. Aku ternganga mendengar perkataan Fona. Aku segera berlari.
Demikian, semoga ada manfaatnya.