Kepunyaan Allah-lah Kerajaan Langit dan Bumi

Kajian Tafsir Surah Al-Maa'idah ayat 17

0
243

Kajian Tafsir Surah Al-Maa’idah ayat 17. Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang terdapat di antara keduanya. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ قُلْ فَمَنْ يَمْلِكُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ وَمَنْ فِي الأرْضِ جَمِيعًا وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Sungguh, telah kafir orang yang berkata, Sesungguhnya Allah itu dialah Al Masih putera Maryam. Katakanlah (Muhammad), Siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam beserta ibunya dan seluruh manusia yang berada di bumi? Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. Al-Maa’idah : 17)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Laqad kafaral ladzīna qālū innallāha huwal masīhubnu maryam (sungguh telah kafir orang-orang yang mengatakan, Sesungguhnya Allah adalah Almasih putra Maryam). Ini adalah pandangan golongan Ya‘qubiyyah.

Qul (katakanlah), hai Muhammad kepada orang-orang Nasrani.

Fa may yamliku minallāhi syai-an (Maka siapakah yang mempunyai sedikit kekuasaan terhadap Allah), yakni siapakah yang sangggup menghalangi azab Allah Ta‘ala.

In arāda ay yuhlika (jika Dia hendak membinasakan), yakni mengazab.

Al-masīhabna maryama wa ummahū wa maη fil ardli jamī‘ā (Almasih putra Maryam beserta ibunya dan orang-orang yang berada di bumi semuanya?), yakni semua Hamba-Nya.

Wa lillāhi mulkus samāwāti wal ardli (Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi), yakni perbendaharaan langit dan bumi.

Wa mā bainahumā (dan apa yang ada di antara keduanya), yaitu makhluk dan segala keajaiban.  Yakhluqu mā yasyā’ (Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya), yakni seperti yang Dia Kehendaki, dengan perantaraan ayah atau tidak.

Wallāhu ‘alā kulli syai-ing qadīr (dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu), yakni menciptakan makhluk, melimpahkan pahala kepada para Penolong-Nya, serta menimpakan siksaan kepada Musuh-musuh-Nya.

Daftar Isi: Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-6 

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Sungguh, telah kafir orang yang berkata, Sesungguhnya Allah itu dialah Al Masih putera Maryam.[7] Katakanlah (Muhammad), Siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam beserta ibunya dan seluruh manusia yang berada di bumi?[8] Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya[9]. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki[10]. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

[7] Perkataan ini diucapkan oleh salah satu sekte Nasrani, yaitu sekte Ya’qubiyyah. Alasan mereka adalah karena Nabi Isa ‘alaihis salam lahir tanpa bapak, padahal ada yang lebih aneh lagi, yaitu Hawa’ yang diciptakan tanpa ibu, dan Adam diciptakan tanpa bapak dan ibu. Hal ini menunjukkan bahwa ucapan mereka ini hanya didasari hawa nafsu tanpa bukti dan dalil sama sekali.

[8] Kalau seandainya Al Masih adalah tuhan, tentu dia mampu menghalanginya.

[9] Semua yang ada di langit dan di bumi milik Allah dan diatur-Nya, oleh karenanya apakah layak milik-Nya sekaligus sebagai hamba-Nya yang fakir menjadi tuhan yang disembah.

[10] Oleh karena itu, tidaklah aneh jika Al Masih Isa putera Maryam diciptakan tanpa bapak, karena Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Jika Dia menghendaki, Dia menciptakan manusia dari laki-laki dan wanita seperti halnya manusia semuanya, dan jika Dia menghendaki, Dia ciptakan seseorang dari laki-laki tanpa wanita seperti halnya Hawa’, dan jika Dia menghendaki, Dia ciptakan seseorang dari wanita tanpa laki-laki seperti Isa, dan jika Dia menghendaki, Dia ciptakan seseorang tanpa laki-laki dan wanita seperti Adam ‘alaihis salam.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Sungguh, telah kafirlah orang-orang yang mengatakan, Sesungguhnya Allah itu ialah Almasih putra Maryam.) yang mereka memandangnya sebagai Tuhan. Mereka ini ialah kaum Yakobin suatu sekte dari agama Nasrani (Katakanlah, Siapakah yang dapat menolak) menghalangi (akan) siksa (Allah walau sedikit pun, jika Dia hendak membinasakan Almasih putra Maryam itu beserta ibunya dan orang-orang yang ada di bumi keseluruhannya?) Maksudnya tak seorang pun yang mampu menolak kehendak-Nya. Dan sekiranya Almasih itu benar-benar Tuhan tentulah ia akan mampu melakukannya. (Dan milik Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang terdapat di antara keduanya. Diciptakan-Nya apa yang disukai-Nya, dan Allah atas segala sesuatu) yang dikehendaki-Nya (Maha Kuasa).

.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Subhaanahu wa Ta’aala menceritakan perihal kekufuran orang-orang Nasrani karena mereka mendakwakan terhadap diri Al-Masih ibnu Maryam yang sebenarnya adalah salah seorang dari hamba-hamba Allah dan salah satu dari makhluk yang diciptakan-Nya sebagai tuhan. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang setinggi-tingginya.

Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberitahukan perihal kekuasaan-Nya atas segala sesuatu, bahwa semuanya itu berada di bawah kekuasaan dan pengaruh-Nya. Untuk itu Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

Katakanlah, Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia hendak membinasakan Al-Masih putra Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang yang berada di bumi kesemuanya? (Al-Maa’idah: 17)

Dengan kata lain, seandainya Allah menghendaki hal tersebut, siapakah yang dapat mencegah-Nya dari perbuatan itu, atau siapakah yang mampu memalingkan Allah dari hal tersebut?

Dalam firman selanjutnya disebutkan:

Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang terdapat di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. (Al-Maa’idah: 17)

Ayat berikutnya: Membantah Kedustaan dan Kebohongan 

Semua yang ada ini adalah milik Allah dan makhluk-Nya. Dia Maha Kuasa atas apa yang dikehendaki-Nya, tiada yang mempertanyakan apa yang dilakukan-Nya berkat kekuasaan, pengaruh, keadilan, dan kebesaran-Nya. Makna ayat ini mengandung bantahan terhadap orang-orang Nasrani, semoga laknat Allah yang berturut-turut sampai hari kiamat menimpa mereka.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Artikel SebelumnyaMembantah Kedustaan dan Kebohongan
Artikel SelanjutnyaAjakan Agar Mengikuti Al-Qur’an dan Risalah Islam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini