Ya’juj dan Ma’juj Berbaur Antara Satu dengan Yang Lain

Tafsir Al-Qur’an: Surah Al-Kahf ayat 99

0
610

Kajian Tafsir Surah Al-Kahf ayat 99. Pada hari itu Allah biarkan Ya’juj dan Ma’juj berbaur antara satu dengan yang lain. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعاً -٩٩

Dan pada hari itu Kami biarkan mereka (Ya’juj dan Ma’juj) berbaur antara satu dengan yang lain, dan (apabila) sangkakala ditiup (lagi), akan Kami kumpulkan mereka semuanya, (Q.S. Al-Kahf : 99)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Wa taraknā ba‘dlahum yauma-idzin (dan Kami biarkan sebagian mereka pada hari itu), yakni pada hari keluarnya (Ya’juj dan Ma’juj). Menurut pendapat yang lain, pada hari saat mereka kembali dari Romawi dan tidak bisa keluar darinya.

Yamūju fī ba‘dliw wa nufikha fish shūri fa jama‘nāhum jam‘ā (bercampur aduk dengan sebagian lainnya, dan ditiup lagi sangkakala, lalu Kami mengumpulkan mereka semua).


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-16 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Dan pada hari itu[1] Kami biarkan mereka (Ya’juj dan Ma’juj) berbaur antara satu dengan yang lain[2], dan (apabila) sangkakala ditiup (lagi)[3], akan Kami kumpulkan mereka semuanya,

[1] Yakni pada hari keluarnya.

[2] Ada pula yang menafsirkan, bahwa pada hari kiamat semua makhluk berbaur dengan yang lain.

[3] Maksudnya, tiupan yang kedua yaitu tiupan tanda kebangkitan dari kubur dan pengumpulan manusia ke padang Mahsyar, sedangkan tiupan yang pertama adalah tiupan kehancuran alam semesta ini.

.

Tafsir Jalalain

  1. Selanjutnya Allah berfirman: (Kami biarkan sebagian di antara mereka pada hari itu) pada hari mereka keluar dari tembok itu (bercampur aduk dengan sebagian yang lain) mereka bercampur aduk karena saking banyaknya jumlah mereka (kemudian ditiup lagi sangkakala) untuk membangkitkan mereka menjadi hidup kembali (lalu Kami kumpulkan mereka itu) yakni seluruh makhluk pada suatu tempat di hari kiamat (semuanya).

.

Tafsir Ibnu Katsir

Dalam firman-Nya:

Kami biarkan sebagian dari mereka. (Al-Kahfi: 99)

Yaitu sebagian dari manusia.

Di hari itu. (Al-Kahfi: 99)

Yakni pada hari hancurnya bendungan itu, lalu Ya-juj dan Ma-juj keluar dari dinding itu menuju ke dunia manusia, maka Ya-juj dan Ma-juj datang bergelombang menyerang manusia dengan menimbulkan kerusakan pada harta benda dan menghancurkan segala sesuatu yang dimiliki manusia.

Hal yang sama telah dikatakan oleh As-Saddi sehubungan dengan makna firman-Nya: Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain. (Al-Kahfi: 99) Demikian itu terjadi ketika Ya-juj dan Ma-juj keluar menuju ke dunia manusia. Hal ini terjadi sebelum hari kiamat dan sesudah peristiwa Dajjal, seperti yang akan dijelaskan nanti dalam tafsir firman Allah Swt. yang mengatakan:

حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ * وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ

Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit). (Al-Anbiya: 96-97)

Dalam ayat ini disebutkan oleh firman-Nya:

Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain. (Al-Kahfi: 99)

Bahwa hal ini merupakan permulaan hari kiamat,

Kemudian ditiup lagi sangkakala. (Al-Kahfi: 99)

Yakni sesudah peristiwa itu.

Lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya. (Al-Kahfi: 99)

Ulama lainnya berpendapat sehubungan dengan makna firman-Nya: Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lainnya. (Al-Kahfi: 99) Bahwa hal ini menceritakan tentang jin dan manusia pada hari kiamat nanti, mereka bercampur aduk dengan yang lainnya menjadi satu.

Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari Muhammad ibnu Humaid, dari Ya’qub Al-Qummi, dari Harun ibnu Antrah, dari seorang guru dari kalangan Bani Fazzarah sehubungan dengan makna firman-Nya: Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain. (Al-Kahfi: 99) Bahwa apabila jin dan manusia bercampur aduk menjadi satu, iblis berkata, “Aku akan mencari berita tentang perkara ini buat kalian.” Maka iblis pergi ke arah timur, ia menjumpai para malaikat telah menghadangnya. Kemudian iblis pergi ke arah barat, maka ia menjumpai para malaikat yang telah menjaga bumi kawasan itu. Iblis berkata, “Tidak ada jalan.” Lalu ia pergi ke arah kanan dan kiri sampai ke ujung dunia, maka ia menjumpai para malaikat menjaganya, hingga iblis berkata, “Tidak ada jalan bagiku.” Ketika iblis dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba di tengah jalan muncul sesuatu seperti jaring, maka jaring itu menangkap iblis dan keturunannya. Ketika iblis dan keturunannya telah masuk ke dalam perangkap itu, tiba-tiba neraka bergejolak, dari dalamnya Allah mengeluarkan salah seorang malaikat penjaganya. Malaikat itu berkata.”Hai iblis, bukankah dahulu kamu mempunyai kedudukan di sisi Tuhanmu, bukankah kamu dahulu tinggal di dalam surga?” Iblis menjawab, “‘Hari ini bukanlah hari celaan. Seandainya Allah memfardukan kepada diriku suatu kewajiban, niscaya aku akan menyembah-Nya dalam menunaikan kewajiban itu dengan amal ibadah yang belum pernah dilakukan oleh siapa pun semisalnya dari kalangan makhluk-Nya.” Malaikat penjaga neraka itu berkata, “Sesungguhnya Allah telah memfardukan kepadamu suatu kewajiban’ Iblis bertanya, “kewajiban apakah itu?” Malaikat menjawab, “Allah memerintahkan kepadamu agar masuk neraka.” Maka malaikat itu mengibaskan sayapnya kepada iblis dan keturunannya, sehingga iblis dan keturunannya terlempar ke dalam neraka. Saat itu neraka bergemuruh menggelegar dengan suara yang dahsyat; tiada seorang malaikat terdekat, dan tiada seorang nabi yang diutus pun melainkan terduduk bersideku di atas lututnya (karena ketakutan).

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim melalui hadis Ya’qub Al-Qummi dengan sanad yang sama. Kemudian ia meriwayatkannya pula melalui jalur lain, dari Ya’qub, dari Harun, dari Antrah, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain. (Al-Kahfi: 99) Bahwa makna yang dimaksud ialah jin dan manusia bercampur aduk antara satu dengan yang lainnya, menjadi satu.

قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْعَبَّاسِ الْأَصْفَهَانِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو مَسْعُودٍ أَحْمَدُ بْنُ الْفُرَاتِ، حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ، حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ وَهْبِ بْنِ جَابِرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِنْ وَلَدِ آدَمَ، وَلَوْ أُرْسِلُوا لَأَفْسَدُوا عَلَى النَّاسِ مَعَايِشَهُمْ، وَلَنْ يَمُوتَ مِنْهُمْ رَجُلٌ إِلَّا تَرَكَ مِنْ ذُرِّيَّتِهِ أَلْفًا فَصَاعِدًا، وَإِنَّ مِنْ وَرَائِهِمْ ثَلَاثَ أُمَمٍ: تَاوِيلَ، وَتَايَسَ وَمَنْسَكَ

Imam Tabrani mengatakan telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Muhammad ibnul Abbas Al-Asbahani, telah menceritakan kepada kami Abu Mas’ud Ahmad ibnul Furat, telah menceritakan kepada kami Abu Daud At-Tayalisi, telah menceritakan kepada kami Al-Mugirah ibnu Muslim, dari Abu Ishaq, dari Wahb ibnu Jabir, dari Abdullah ibnu Amr, dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: Sesungguhnya Ya-juj dan Ma-juj dari keturunan Adam. Seandainya mereka dilepas, tentulah mereka akan membuat kerusakan di kalangan manusia terhadap penghidupannya. Tiada seorang pun dari mereka mati melainkan meninggalkan keturunannya dalam jumlah seribu atau lebih. Dan sesungguhnya di belakang mereka terdapat tiga umat (golongan), yaitu Tawil, Tayis, dan Mansak.

Hadis ini berpredikat garib, bahkan munkar lagi daif.

Imam Nasai telah meriwayatkan melalui hadis Syu’bah, dari An-Nu’man ibnu Salim, dari Amr ibnu Aus, dari ayahnya, dari kakeknya (yaitu Aus ibnu Abu Aus) secara marfu’:

إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ لَهُمْ نِسَاءٌ، يُجَامِعُونَ مَا شاؤوا، وشجر يلقحون ما شاؤوا، وَلَا يَمُوتُ مِنْهُمْ رَجُلٌ إِلَّا تَرَكَ مِنْ ذُرِّيَّتِهِ أَلْفًا فَصَاعِدًا

Sesungguhnya Ya-juj dan Ma-juj mempunyai kaum wanita yang mereka setubuhi sesukanya, dan mempunyai pepohonan yang mereka cangkokkan menurut apa yang mereka sukai. Tidaklah mati seseorang dari mereka melainkan meninggalkan keturunannya sebanyak seribu lebih.

Firman Allah Swt.:

Kemudian ditiup lagi sangkakala. (Al-Kahfi: 99)

As-Sur atau sangkakala seperti apa yang disebutkan di dalam hadis berupa terompet yang berbentuk tanduk, dan yang ditugaskan untuk meniupnya ialah Malaikat Israfil a.s. hadis-hadis yang menerangkan hal ini cukup banyak, sebagian darinya telah disebutkan, antara lain ialah sebuah hadis dari Atiyyah, dari Ibnu Abbas dari Abu Sa’id secara marfu’ menyebutkan:

كَيْفَ أَنْعَمُ، وَصَاحِبُ القَرْن قَدِ الْتَقَمَ القَرْن، وَحَنَى جَبْهَتَهُ وَاسْتَمَعَ مَتَى يُؤْمَرُ. قَالُوا: كَيْفَ نَقُولُ؟ قَالَ: “قُولُوا: حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا

Mana mungkin saya merasa senang, sedangkan malaikat pemegang sangkakala telah meletakkan sangkakalanya ke dalam mulutnya seraya mengernyitkan dahinya menunggu perintah yang didengarnya. Lalu para sahabat bertanya,” Maka apakah yang harus kami ucapkan?”. Rasulullah bersabda: Cukuplah Allah (Penolong) bagi kita, Dia sebaik-baik Pelindung, hanya kepada Allah-lah kita bertawakal.

Firman Allah Swt.:

Lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya. (Al-Kahfi: 99)

Yakni Kami hadirkan semuanya untuk perhitungan amal perbuatan. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

قُلْ إِنَّ الأوَّلِينَ وَالآخِرِينَ لَمَجْمُوعُونَ إِلَى مِيقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُومٍ

Katakanlah, “Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal.” (Al-Waqi’ah: 49-50)

وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا

Dan Kami kumpulkan seluruh manusia dan tidak Kami tinggalkan seseorang pun dari mereka. (Al-Kahfi: 47)

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaAncaman Azab
Artikel SelanjutnyaYa’juj dan Ma’juj Dalam Al-Qur’an