Untuk Dirimu Sendiri

Tafsir Al-Qur’an: Surah Al-Israa’ ayat 7-8

0
487

Kajian Tafsir Surah Al-Israa’ ayat 7-8. Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka kerugian kejahatan itu untuk dirimu sendiri. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاء وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوؤُواْ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُواْ الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوْاْ تَتْبِيراً -٧- عَسَى رَبُّكُمْ أَن يَرْحَمَكُمْ وَإِنْ عُدتُّمْ عُدْنَا وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيراً -٨

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan Tuhan kamu melimpahkan rahmat kepada kamu; tetapi jika kamu kembali (melakukan kejahatan), niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang kafir. (Q.S. Al-Israa’ : 7-8)

.

Tafsir Ibnu Abbas

In ahsaηtum (jika kalian melakukan kebaikan), yakni jika kalian mengesakan Allah.

Ahsaηtum (kalian melakukannya), yakni maka kalian telah mendatangkan.

Li aηfusikum (untuk diri sendiri) pahala pengesaan, yakni surga.

Wa in asa’tum (dan jika kalian melakukan keburukan), yakni jika kalian mempersekutukan Allah.

Fa lahā (maka [kalian melakukannya] untuk diri sendiri), yakni bagi kalianlah hukumannya. Saat itu mereka tengah merasakan kenikmatan, kesenangan, jumlah kaum pria yang banyak, jumlah anggota kelompok yang banyak, dan berhasil mengalahkan musuh. Mereka merasakan hal itu selama 220 tahun, sampai akhirnya Allah memberi kemampuan kepada Titus untuk mengalahkan mereka.

Fa idzā jā-a wa‘dul ākhirati (dan apabila janji yang kedua telah tiba), yakni kerusakan yang terakhir dan azab yang terakhir (telah tiba).

Li yasū-ū ([Kami Kirimkan musuh kalian] untuk menyuramkan), yakni untuk membuat murung.

Wujūhakum (wajah-wajah kalian) dengan adanya pembunuhan dan penawanan. Musuh yang dimaksud adalah Titus bin Is-yanus ar-Rumi.

Wa li yadkhulul masjida (dan mereka memasuki mesjid), yakni Baitul Maqdis.

Kamā dakhaluhu awwala marratin (sebagaimana pernah memasukinya pada pertama kali), yaitu Bukhtunashar dan kawan-kawannya.

Wa li yutabbirū (serta untuk membinasakan), yakni untuk menghancurkan.

Mā ‘alaū (apa saja yang mereka kuasai), yakni apa saja yang pernah mereka taklukkan.

Tatbīrā (sebinasa-binasanya), yakni sehancur-hancurnya.

‘Asā rabbukum (mudah-mudahan Rabb kalian), yakni semoga Rabb kalian.

Ay yarhamakum (merahmati kalian) sesudah itu.

Wa in ‘uttum (tetapi jika kalian kembali) melakukan kerusakan.

‘Udnā (niscaya Kami pun Kembali) mengazab kalian. Ada pula yang berpendapat, jika kalian kembali melakukan kebaikan, niscaya Kami pun kembali Merahmati kalian.

Wa ja‘alnā jahannama lil kāfirīna hashīrā (dan Kami Jadikan Jahannam sebagai penjara bagi orang-orang kafir), yakni sebagai kurungan.


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-15 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri[16]. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri[17]. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu[18] lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa)[19], sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai[20].

[16] Karena manfaatnya kembali kepada kamu, bahkan ketika di dunia, saat kamu berbuat ihsan kamu dapat mengalahkan musuhmu.

[17] Sebagaimana Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah memberikan kekuasaan kepada musuhmu terhadap kamu ketika kamu melakukan berbagai kemaksiatan.

[18] Yakni membuatmu sedih dengan kesedihan yang nampak di wajahmu karena adanya pembunuhan dan penawanan.

[19] Sebagaimana sebelumnya.

[20] Mereka membinasakan rumah-rumahmu, masjid-masjid, dan ladang tempat kamu bercocok tanam.

  1. Mudah-mudahan Tuhan kamu melimpahkan rahmat kepada kamu[21]; tetapi jika kamu kembali (melakukan kejahatan), niscaya Kami kembali (mengazabmu)[22] dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang kafir[23].

[21] Setelah menimpakan hukuman yang kedua.

[22] Ternyata orang-orang Yahudi mengulangi lagi kejahatannya dengan mendustakan Nabi Muhammad ﷺ dan mengkhianati perjanjian dengan Beliau, maka Allah berikan kepada Beliau kekuasaan terhadap mereka, sehingga kelompok dari mereka, yaitu Bani Quraizhah dibunuh, sekelompok lagi yaitu Bani Nadhir diusir sebagaimana kelompok sebelumnya, yaitu Bani Qainuqa’ juga diusir. Demikian juga Allah Subhaanahu wa Ta’aala mensyari’atkan kepada Beliau pemungutan pajak dari mereka jika mereka ingin aman di bawah perlindungan pemerintah Islam.

[23] Mereka dibakar di sana dan tidak dikeluarkan daripadanya. Syaikh As Sa’diy berkata, “Dalam beberapa ayat ini terdapat peringatan terhadap umat ini untuk tidak melakukan maksiat agar mereka tidak ditimpa musibah seperti yang menimpa Bani Israil. Hal itu, karena Sunnatullah itu satu, tidak berubah dan berganti. Orang yang menyaksikan kaum kafir dan zalim menguasai kaum muslimin akan mengetahui, bahwa hal itu disebabkan dosa-dosa mereka; sebagai hukuman bagi mereka, dan bahwa jika mereka menegakkan kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya, maka Allah akan menguatkan mereka di bumi dan menolong mereka terhadap musuh-musuh mereka.

.

Tafsir Jalalain

  1. Kemudian Kami katakan (Jika kalian berbuat baik) dengan mengerjakan ketaatan (berarti kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri) karena sesungguhnya pahala kebaikan itu untuk diri kalian sendiri (dan jika kalian berbuat jahat) dengan menimbulkan kerusakan (maka kejahatan itu bagi diri kalian sendiri) sebagai pembalasan atas kejahatan kalian. (Dan apabila datang saat hukuman) bagi kejahatan yang (kedua) maka Kami kembali mengutus mereka (untuk menyuramkan muka-muka kalian) untuk membuat kalian sedih karena terbunuh dan tertawan hingga pengaruh kesedihan itu dapat terbaca dari roman muka kalian (dan mereka masuk ke dalam mesjid) yakni Baitulmakdis untuk menghancurkannya (sebagaimana musuh-musuh kalian memasukinya) dan menghancurkannya (pada kali pertama dan untuk menghancurkan) untuk mengadakan pembinasaan (terhadap apa saja yang mereka kuasai) yang dapat mereka kalahkan (dengan penghancuran habis-habisan) dengan pembinasaan yang sehabis-habisnya. Ternyata mereka melakukan kerusakan untuk kedua kalinya, yaitu dengan membunuh Nabi Yahya. Maka Allah mengirimkan untuk membinasakan mereka Raja Bukhtanashar. Raja Bukhtanashar akhirnya membunuh ribuan orang dari kalangan mereka dan menahan anak cucu mereka serta memporak-porandakan Baitulmakdis.
  2. Dan Kami katakan di dalam kitab (Mudah-mudahan Rabb kalian akan melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian) sesudah kali yang kedua ini jika kalian bertobat (dan sekiranya kalian kembali) melakukan kejahatan (niscaya Kami kembali) mengazab kalian. Dan memang mereka kembali melakukan kejahatan lagi, yaitu mendustakan Nabi ﷺ, maka Allah swt. membinasakan mereka dengan terbunuhnya orang-orang Bani Quraizhah dan Bani Nadhir serta mereka dikenakan membayar jizyah. (Dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang-orang kafir”) sebagai tempat tahanan dan penjara bagi mereka.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Kemudian Allah Swt. berfirman:

Jika kalian berbuat baik, (berarti) kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri; dan jika kalian berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi diri kalian sendiri. (Al-Isra: 7)

Artinya, jika kalian berbuat kejahatan, maka akibatnya akan menimpa diri kalian sendiri. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا

Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang berbuat jahat, maka (dosanya) atas dirinya sendiri. (Fushshilat: 46)

Adapun firman Allah Swt.:

Dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua. (Al-Isra: 7)

Maksudnya, apabila kalian melakukan kerusakan untuk kedua kalinya, maka akan datanglah musuh-musuh kalian.

Untuk menyuramkan muka-muka kalian. (Al-Isra: 7) Mereka datang untuk menghina dan menindas kalian.

Dan mereka masuk ke dalam masjid. (Al-Isra: 7)

Yaitu Masjid Baitul Maqdis.

Sebagaimana musuh-musuh kalian memasukinya pada yang pertama kali. (Al-Isra: 7)

Yakni mereka akan merajalela di kampung-kampung kalian.

Dan untuk membinasakan. (Al-Isra: 7)

Maksudnya, melakukan penghancuran dan pengrusakan terhadap:

Apa saja yang mereka kuasai sehabis-habisnya. (Al-Isra: 7)

Yakni segala sesuatu yang mereka kuasai dihancurkan dan dirusak oleh mereka.

Mudah-mudahan Tuhan kalian akan melimpahkan rahmat-(Nya) kepada kalian. (Al-Isra: 8)

Artinya, berkat rahmat dari-Nya itu musuh-musuh kalian akan berpaling pergi dari kalian, dan kalian selamat dari ulah mereka.

Dan sekiranya kalian kembali kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazab kalian). (Al-Isra: 8)

Maksudnya, manakala kalian kembali melakukan pengrusakan.

Tentulah Kami kembali (mengazab kalian). (Al-Isra: 8)

Yakni Kami kembali mengazab kalian di dunia di samping azab dan pembalasan yang Kami simpan buat kalian di akhirat nanti. Karena itulah dalam firman selanjutnya Allah Swt. menyebutkan:

Dan Kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman. (Al-Isra: 8)

Yaitu tempat menetap, penjara, dan sekapan bagi mereka yang tiada jalan menyelamatkan diri bagi mereka darinya. Ibnu Abbas mengatakan bahwa hasiran artinya penjara.

Mujahid mengatakan bahwa mereka dipenjarakan di dalamnya. Hal yang sama telah dikatakan oleh yang lainnya.

Al-Hasan mengatakan, yang dimaksud dengan hasiran ialah hamparan dan lantai.

Qatadah mengatakan bahwa memang setelah itu Bani Israil kembali melakukan pengrusakan. Maka Allah menguasakan mereka kepada golongan ini yakni Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya  yang memungut jizyah dari mereka, sedangkan mereka dalam keadaan terhina.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaAl-Qur’an Memberikan Petunjuk ke Jalan yang Paling Lurus
Artikel SelanjutnyaKetetapan yang Pasti Terlaksana