Tidak Akan Membinasakan Suatu Negeri Secara Zalim

Kajian Tafsir Surah Al-An'aam ayat 131

0
275

Kajian Tafsir Surah Al-An’aam ayat 131. Dialog antara manusia yang menjadi pengikut setan dengan setan pada hari Kiamat, tidak diterimanya uzur dari seseorang setelah diutusnya para rasul; Tuhanmu tidak akan membinasakan suatu negeri secara zalim. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

ذَلِكَ أَنْ لَمْ يَكُنْ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا غَافِلُونَ

Demikianlah (para rasul diutus) karena Tuhanmu tidak akan membinasakan suatu negeri secara zalim, sedang penduduknya dalam keadaan lengah (belum tahu). (Q.S. Al-An’aam : 131)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Dzālika (hal itu), yakni pengutusan rasul-rasul itu.

Al lam yakur rabbuka muhlikal qurā (disebabkan karena Rabb-mu tiadalah membinasakan kota-kota), yakni penduduk kota-kota.

Bi zhulmin (karena kezaliman), yakni karena kemusyrikan dan dosa. Menurut satu pendapat, yakni karena kezaliman-Nya.

Wa ahluhā ghāfilūn (sedang penduduknya dalam keadaan lengah), yakni tidak ada perintah, larangan, dan penyampaian dari rasul.

BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-8 Lengkap 

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Demikianlah (para rasul diutus) karena Tuhanmu tidak akan membinasakan suatu negeri secara zalim, sedang penduduknya dalam keadaan lengah (belum tahu)[29].

[29] Maksudnya penduduk suatu negeri tidak akan diazab, sebelum diutus seorang Rasul yang akan memberi peringatan kepada mereka.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Yang demikian itu) dengan mengutus para utusan (supaya) huruf lam dimuqaddarahkan sedangkan an berasal dari anna yang ditakhfifkan; yaitu berasal dari liannahu (Tuhanmu tidak membinasakan kota-kota secara aniaya) sebagian dari kota-kota itu (sedangkan penduduknya dalam keadaan lengah) dan belum pernah diutus kepada mereka seorang rasul pun yang memberikan penjelasan kepada mereka.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala:

Yang demikian itu adalah karena Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota secara aniaya, sedangkan penduduknya dalam keadaan lengah. (Al-An’aam : 131)

Yakni sesungguhnya Kami beralasan terhadap manusia dan jin dengan mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab kepada mereka, agar tidak ada seseorang dihukum karena perbuatan zalimnya, padahal ia belum tersentuh oleh dakwah. Terhadap semua umat, Kami katakan bahwa tidak sekali-kali Kami mengazab seseorang melainkan setelah Kami utuskan para rasul kepada mereka. Makna ayat ini semisal dengan firman-Nya:

وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلا خَلا فِيهَا نَذِيرٌ

Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan. (Fathir: 24)

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah Tagut.” (An-Nahl:36)

وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا

Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (Al-Isra: 15)

كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ * قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا

Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, “Apakah belum pernah datang kepada kalian (di dunia) seorang pemberi peringatan?” Mereka menjawab, “Benar ada. Sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) (Al-Mulk: 8-9)

Masih banyak ayat lain yang bermakna semisal dengan ayat ini.

Imam Abu Ja’far ibnu Jarir mengatakan bahwa makna firman-Nya, {بِظُلْمٍ} mengandung dua pengertian, yaitu:

Pertama, yang demikian itu adalah karena Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota karena perbuatan aniaya para penghuninya yang melakukan kemusyrikan ketika mereka sedang dalam keadaan lengah. Dengan kata lain, Allah tidak akan menyegerakan azabnya kepada mereka sebelum Dia mengirimkan seorang rasul kepada mereka yang bertugas memperingatkan mereka akan hujah-hujah Allah atas mereka dan memperingatkan mereka terhadap azab Allah di hari mereka dikembalikan. Allah sama sekali tidak akan menyiksa mereka ketika mereka sedang dalam keadaan lalai, yang pada akhirnya mereka akan beralasan dengan mengatakan, “Tidak pernah datang kepada kami seorang pembawa berita gembira, tidak pula seorang pemberi peringatan pun.”

BACA JUGA Kajian Tafsir ayat berikutnya .... 

Kedua, firman-Nya: Yang demikian itu adalah karena Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota secara aniaya. (Al-An’aam : 131) Artinya, Tuhanmu tidak akan membinasakan mereka sebelum menyadarkan dan memperingatkan mereka melalui para rasul dan mukjizat-mukjizat serta pelajaran-pelajaran. Karena dengan demikian berarti Allah berbuat aniaya terhadap mereka, sedangkan Allah tidak akan berbuat aniaya terhadap hamba-hamba-Nya.

Kemudian Ibnu Jarir sendiri men-rajih-kan (menguatkan) pendapat yang pertama, dan pendapat tersebut memang lebih kuat, tidak diragukan lagi.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaDerajat Seseorang Seimbang dengan Amalnya
Artikel SelanjutnyaSetelah Diutusnya Para Rasul

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini