Beranda Ingat Allah Zakat Surah Al-Baqarah Ayat 265, Latin, Arti, dan Tafsir Pilihan

Surah Al-Baqarah Ayat 265, Latin, Arti, dan Tafsir Pilihan

Kajian Tafsir Surah Al-Baqarah ayat 265

0
Juz 3: Surah Al-Baqarah, Ayat 253-286, Surah Ali Imran Ayat 1-91, Latin, Arti, dan Tafsir Pilihan
Foto by: gr-stocks on Unplash, Canva: Juz 3: Surah Al-Baqarah, Ayat 253-286, Surah Ali Imran Ayat 1-91, Latin, Arti, dan Tafsir Pilihan

Surah Al-Baqarah ayat 265 adalah bagian dari Al-Qur’an yang memberikan pengajaran tentang pentingnya infak dan amal sholeh dalam mencari ridha Allah SWT. Ayat ini menggambarkan perumpamaan bagi orang-orang yang secara sukarela menginfakkan harta mereka untuk mencari keridhaan Allah dan memperkuat jiwa mereka.

Perumpamaan tersebut menggambarkan gambaran sebuah kebun di dataran tinggi yang diberkahi dengan hujan lebat. Kebun ini mewakili individu yang berinfaq dan beramal sholeh dengan tulus dan ikhlas. Hujan lebat yang disiramkan ke kebun tersebut adalah simbol dari rahmat dan berkah Allah yang melimpah atas amal kebaikan yang dilakukan oleh hamba-Nya. Sebagaimana hujan yang menyirami kebun, amal kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh akan menghasilkan buah yang melimpah, bahkan dua kali lipat dari apa yang diinfakkan atau dilakukan.

Meskipun demikian, Allah memberikan jaminan bahwa meskipun hujan lebat tidak menyiraminya, hujan gerimis pun sudah cukup untuk memelihara kebun tersebut. Ini menunjukkan bahwa setiap amal kebaikan yang dilakukan dengan niat yang tulus akan tetap diperhitungkan di sisi Allah, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil.

Pada akhir ayat, Allah SWT menegaskan bahwa Dia Maha Melihat segala amal perbuatan hamba-Nya. Hal ini menjadi pengingat bagi manusia bahwa tidak ada yang tersembunyi dari pandangan-Nya, sehingga setiap amal baik yang dilakukan dengan tulus akan diperhatikan dan mendapatkan balasan yang layak di sisi-Nya.

Dengan demikian, ayat ini memberikan dorongan dan motivasi bagi umat Islam untuk terus berbuat baik, berinfaq, dan beramal sholeh dengan ikhlas dan tulus, karena Allah SWT akan memberikan balasan yang melimpah atas setiap amal kebaikan yang dilakukan untuk mencari ridha-Nya.

Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

وَمَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ وَتَثْبِيْتًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍۢ بِرَبْوَةٍ اَصَابَهَا وَابِلٌ فَاٰتَتْ اُكُلَهَا ضِعْفَيْنِۚ فَاِنْ لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗوَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

.

Tulisan Latin dan Arti Al-Baqarah Ayat 265

Mari kita simak keindahan surah Al-Baqarah ayat 265 dengan melihat teks dalam tulisan latin dan artinya.

Wa matsalul ladzīna yuηfiqūna amwālahum (dan perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya).

Ibtighā-a mardlātillāhi (demi mengharap keridaan Allah).

Wa tatsbītam min aηfusihim (dan karena keteguhan diri mereka).

Ka matsali jannatim bi rabwatin ashābahā wābilun (adalah seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat).

Fa ātat ukulahā (maka kebun itu pun menghasilkan buahnya).

Dli‘faini fa il lam yushibhā wābiluη fa thall (dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiramnya, maka hujan gerimis [pun memadai]).

Wallāhu bimā ta‘malūna bashīr (Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian perbuat).

Simak: Al-Baqarah Ayat 286: Merenungi Makna Doa Orang Mukmin

.

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 265

Mari kita bersama-sama merenungkan makna apa yang tafsir sampaikan mengenai Surah Al-Baqarah ayat 265 ini.

.

Tafsir Ibnu Abbas

(dan perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya), yakni perumpamaan harta orang-orang yang berinfak.

(demi mengharap keridaan Allah), yakni mencari keridaan Allah.

(dan karena keteguhan diri mereka), yakni karena mereka membenarkan dan meyakini adanya pahala.

(adalah seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat), yakni yang diguyur hujan lebat.

(maka kebun itu pun menghasilkan buahnya), yakni kebun itu pun mengeluarkan buahnya.

(dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiramnya, maka hujan gerimis [pun memadai]), yakni hujan rintik-rintik pun memadai. Ini merupakan gambaran infak yang dikeluarkan oleh seorang Mukmin. Dengan keikhlasan, pahala infak baik yang sedikit maupun yang banyak, akan dilipatgandakan sebagaimana halnya hasil buah di kebun tersebut yang menjadi berlipat ganda.

(Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian perbuat), yakni segala sesuatu yang kalian infakkan.

.

Tafsir Hidayatul  Insan

Dan perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya untuk mencari keridhaan Allah dan untuk memperteguh jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai)[16]. Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.

[16] Seperti inilah infak yang dikeluarkan oleh orang-orang yang ikhlas, Allah menerimanya dan melipatgandakannya.

..

Tafsir Jalalain

(Dan perumpamaan) nafkah dari.

(orang-orang yang menafkahkan harta mereka guna mencari) atau mendapatkan.

(keridaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka) maksudnya untuk memastikan pahalanya, berbeda halnya dengan orangorang munafik yang tidak mengharapkannya sama sekali karena pada dasarnya sudah tidak mempercayainya.

(seperti sebuah kebun) atau taman.

(di sebuah rabwah) atau rubwah, artinya suatu dataran yang tinggi rata.

(ditimpa oleh hujan lebat, hingga memberikan) artinya menghasilkan.

(buahnya) atau hasil panennya.

(dua kali lipat) atau secara berganda.

(Jika tidak disiram oleh hujan lebat, maka oleh hujan gerimis) yang memadai disebabkan letaknya yang tinggi.

Tegasnya ia tetap berbuah dengan lebatnya, biar hujan yang menimpanya lebat atau rintik-rintik.

Demikian pula halnya nafkah yang disebutkan tadi, di sisi Allah ia tetap berkembang, biar sedikit atau banyak. (Dan Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan) dan akan membalasnya dengan sebaik-baiknya.

Simak: Ayat Kursi, Pencerahan Jiwa dan Kehadiran Ilahi

.

Tafsir Ibnu Katsir

Ayat ini mengandung perumpamaan mengenai orang-orang mukmin yang membelanjakan hartanya demi memperoleh rida Allah, agar Allah rida kepada diri mereka.

وَتَثْبِيتاً مِنْ أَنْفُسِهِمْ

Dan untuk keteguhan jiwa mereka. (Al-Baqarah: 265)

Yakni sedangkan mereka merasa yakin dan pasti bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’aala akan membalas amal perbuatan mereka dengan balasan pahala yang berlimpah (sehingga hati mereka menjadi teguh).

Semakna dengan ayat ini adalah sebuah hadits sahih yang muttafaq ‘alaih (disepakati oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim predikat sahihnya), disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا

Barang siapa yang puasa bulan Ramadan karena iman dan mengharapkan pahala (rida) Allah….

Yakni dengan penuh keimanan bahwa Allah-lah yang mensyariatkan ibadah puasa dan Dia pasti membalas dengan pahala di slsi-Nya.

Menurut Asy-Sya’bi, makna firman-Nya: dan untuk keteguhan jiwa mereka. (Al-Baqarah: 265). Artinya percaya dan yakin, sebagai ungkapan yakin dan percaya dirinya. Hal yang sama dikatakan oleh Qatadah, Abu Saleh, dan Ibnu Zaid. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir.

Menurut Mujahid dan Al-Hasan, mereka meneliti ke manakah mereka mengalokasikan sedekah mereka.

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala:

كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ

Seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi. (Al-Baqarah: 265)

Yaitu seperti sebuah kebun yang ada di atas bukit Ar-rabwah, menurut jumhur ulama artinya tempat yang tinggi, yakni dataran tinggi. Sedangkan menurut Ibnu Abbas dan Ad-Dahhak ditambahkan bahwa di samping itu mengalir padanya sungai-sungai.

Ibnu Jarir mengatakan, sehubungan dengan lafaz rabwah ini ada tiga dialek, yakni tiga bacaan mengenainya. Ada yang membacanya rubwah dengan huruf ra yang di-dammah-kan, menurut qiraat kebanyakan ulama Madinah, Hijaz, dan Irak. Ada yang membacanya rabwah, menurut qiraat ulama negeri Syam dan Kufah. Menurut suatu pendapat, bacaan ini menurut dialek Bani Tamim. Ada yang membacanya ribwah dengan memakai huruf ra yang di-kasrah-kan, menurut suatu pendapat hal ini merupakan qiraat Ibnu Abbas.

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala:

أَصابَها وابِلٌ

Yang disiram oleh hujan lebat. (Al-Baqarah: 265)

Yang dimaksud dengan wabil adalah hujan yang deras, seperti keterangan yang telah disebutkan sebelumnya.

فَآتَتْ أُكُلَها  ضِعْفَيْنِ

Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. (Al-Baqarah: 265)

Yang dimaksud dengan ukul ialah buahnya. Ia mendatangkan buahnya dua kali lipat dibandingkan dengan hasil kebun lainnya.

فَإِنْ لَمْ يُصِبْها وابِلٌ فَطَلٌّ

Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). (Al-Baqarah: 265)

Lihat: Juz 3: Langkah Menuju Pemahaman Mendalam tentang Al-Quran

.

Menurut Ad-Dahhak, yang dimaksud dengan lafaz fatallun ialah rintik-rintik, yakni hujan gerimis. Dengan kata lain, kebun yang ada di tempat yang tinggi ini tidak pernah gersang selamanya. Karena jika tidak disirami oleh hujan yang lebat, maka ada hujan gerimis, dan hujan gerimis pun sudah cukup baginya. Demikian pula amal orang mukmin, tidak pernah sia-sia, melainkan diterima oleh Allah dan diperbanyak pahalanya serta dikembangkan sesuai dengan jerih payah setiap orang yang beramal. Karena itulah pada penghujung ayat ini disebutkan:

وَاللَّهُ بِما تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian perbuat. (Al-Baqarah: 265)

Yakni tiada sesuatu pun dari amal perbuatan hamba-hamba-Nya yang samar bagi-Nya.

Memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Al-Ankabut 43)

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Selanjutnya, mari kita terus memperdalam pemahaman kita terhadap ajaran Al-Qur’an dengan merenungkan Surah Al-Baqarah Ayat 266 bersama kami di kecilnyaaku.com.

 

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version