Beranda Ingat Allah Zakat Surah Al-Baqarah Ayat 245, Latin, Arti, dan Tafsir Pilihan

Surah Al-Baqarah Ayat 245, Latin, Arti, dan Tafsir Pilihan

Kajian Tafsir: Surah Al-Baqarah ayat 245

0
Al-Quran Juz 2: Merenungkan Kedalaman Surah Al-Baqarah ayat 142 – 252, Tulisan Latin, Arti, Tafsir: Ibnu Abbas, Hidayatul Insan, Jalalain, dan Tafsir Ibnu Katsir
Foto by: Abdullah Arif: Al-Quran Juz 2: Merenungkan Kedalaman Surah Al-Baqarah ayat 142 – 252, Tulisan Latin, Arti, Tafsir: Ibnu Abbas, Hidayatul Insan, Jalalain, dan Tafsir Ibnu Katsir

Surah Al-Baqarah ayat 245 menegaskan konsep memberikan pinjaman kepada Allah, yang sebenarnya merupakan metafora untuk beramal atau bersedekah di jalan-Nya.

Ayat ini menyoroti kebaikan memberi dalam bentuk sedekah atau amal yang dilakukan dengan ikhlas kepada sesama manusia. Allah menjanjikan bahwa Dia akan melipatgandakan pembayaran atas amal tersebut bagi yang memberi, bahkan berkali-kali lipat.

Ayat ini juga menekankan bahwa Allah adalah Sang Pemberi rezeki, yang mempersempit atau melapangkan rizki seseorang sesuai dengan kehendak-Nya, dan bahwa kepada-Nya lah semua akan dikembalikan. Ini adalah seruan untuk berbuat kebaikan dan bersedekah dengan keyakinan bahwa Allah akan memberi balasan yang besar bagi orang-orang yang beramal dengan ikhlas dan penuh kebaikan.

Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗٓ اَضْعَافًا كَثِيْرَةً ۗوَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۣطُۖ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

.

Tulisan Latin dan Arti Al-Baqarah Ayat 245

Mari kita simak keindahan surah Al-Baqarah ayat 245 dengan melihat teks dalam tulisan latin dan artinya.

Maη dzal ladzī yuqridlullāha qardlan hasanan (siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah berupa pinjaman yang baik).

Fa yudlā‘ifahū lahū adl‘āfang katsīrah (maka Allah akan melipatgandakan pembayaran untuknya dengan pelipatgandaan yang banyak).

Wallāhu yaqbidlu wa yabsuthu (dan Allah menyempitkan dan melapangkan).

Wa ilaihi turja‘ūn (dan hanya kepada-Nya-lah kalian dikembalikan).

Simak: Surah Al-Baqarah Ayat 286: Merenungi Makna Doa Orang Mukmin

.

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 245

Mari kita bersama-sama merenungkan makna apa yang tafsir sampaikan mengenai Surah Al-Baqarah ayat 245 ini.

.

Tafsir Ibnu Abbas

(siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah berupa pinjaman yang baik), maksudnya yang mengharapkan keridaan Allah serta hatinya ikhlas dalam bersedekah.

(maka Allah akan melipatgandakan pembayaran untuknya dengan pelipatgandaan yang banyak), yakni satu berbanding dua juta.

(dan Allah menyempitkan dan melapangkan), yakni meluaskan harta di dunia bagi orang yang Dia kehendaki.

(dan hanya kepada-Nya-lah kalian dikembalikan) sesudah mati, lalu amal-amal kalian akan mendapat balasan. Ayat ini berhubungan dengan seorang Anshar yang memiliki sebutan Abud Dahdah atau Abud Dahdahah.

Simak: Ayat Kursi, Pencerahan Jiwa dan Kehadiran Ilahi

.

Tafsir Hidayatul Insan

Barang siapa yang meminjami Allah[14] dengan pinjaman yang baik[15], maka Allah akan melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak[16]. Allah menahan dan melapangkan (Rezeki)[17] dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan[18].

[14] Yakni menafkahkan hartanya di jalan Allah

[15] Dengan hati yang ikhlas dan rela.

[16] Dia melipatgandakan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, bahkan lebih tergantung keadaan orang yang berinfak, niat, manfaat dan kebutuhan terhadapnya. Oleh karena itu, berinfaklah dan jangan khawatir, karena Allah adalah Ar Razzaq (Maha Pemberi rezeki), Dia juga yang menyempitkan rezeki dan melapangkannya. Menahan diri dengan tidak berinfak bukanlah cara untuk memperbanyak harta, dan berinfak tidaklah menyempitkan harta. Bahkan infak yang dikeluarkan seseorang tidaklah sia-sia, Allah akan menggantinya dan melipatgandakannya berkali-kali lipat.

Dalam ayat di atas terdapat dalil bahwa sebab tidaklah bermanfaat terhadap qadha’ dan qadar, khususnya sebab-sebab yang di sana perintah-perintah Allah ditinggalkan dan di sana pun terdapat bukti bahwa Allah mampu menghidupkan yang mati.

[17] Sebagai cobaan dan ujian.

[18] Dengan dibangkitkannya mereka setelah mati menghadap Allah Rabbul ‘alamin, lalu Dia memberikan balasan terhadap amal mereka.

.

Tafsir Jalalain

(Siapakah yang bersedia memberi pinjaman kepada Allah) yaitu dengan menafkahkan hartanya di jalan Allah.

(yakni pinjaman yang baik) dengan ikhlas kepada-Nya semata.

(maka Allah akan menggandakan) pembayarannya; menurut satu qiraat dengan tasydid hingga berbunyi ‘fayudha’ifahu’.

(hingga berlipat-lipat) mulai dari sepuluh sampai pada tujuh ratus lebih sebagaimana yang akan kita temui nanti.

(Dan Allah menyempitkan) atau menahan rezeki orang yang kehendaki-Nya sebagai ujian.

(dan melapangkannya) terhadap orang yang dikehendaki-Nya, juga sebagai cobaan.

(dan kepada-Nya kamu dikembalikan) di akhirat dengan jalan akan dibangkitkan dari matimu dan akan dibalas segala amal perbuatanmu.

Lihat: Al-Quran Juz 2: Merenungkan Kedalaman Surah Al-Baqarah

.

Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala:

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. (Al-Baqarah: 245)

Allah Subhaanahu wa Ta’aala menganjurkan kepada hamba-hamba-Nya agar menafkahkan hartanya di jalan Allah. Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengulang-ulang ayat ini di dalam Al-Qur’an bukan hanya pada satu tempat saja. Di dalam hadits yang berkaitan dengan asbabun nuzul ayat ini disebutkan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

مَنْ يُقْرِضُ غَيْرَ عَدِيمٍ وَلَا ظَلُومٍ

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Tuhan yang tidak miskin dan tidak pula berbuat aniaya.

Ibnu Abu Hatim mengatakan:

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ خَلِيفَةَ عَنْ حُمَيْدٍ الْأَعْرَجِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قال: لَمَّا نَزَلَتْ: مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ قَالَ أَبُو الدَّحْدَاحِ الْأَنْصَارِيُّ: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ اللَّهَ لَيُرِيدُ مِنَّا الْقَرْضَ؟ قَالَ: نَعَمْ يَا أَبَا الدَّحْدَاحِ قَالَ: أَرِنِي يَدَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: فَنَاوَلَهُ يَدَهُ قَالَ: فَإِنِّي قَدْ أَقْرَضْتُ رَبِّي حَائِطِي. قَالَ: وَحَائِطٌ لَهُ فِيهِ سِتُّمِائَةِ نَخْلَةٍ وَأُمُّ الدَّحْدَاحِ فِيهِ وَعِيَالُهَا. قَالَ: فَجَاءَ أَبُو الدَّحْدَاحِ فَنَادَاهَا: يَا أُمَّ الدَّحْدَاحِ. قَالَتْ: لَبَّيْكَ قَالَ: اخْرُجِي فَقَدْ أَقْرَضْتُهُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ

Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Arafah, telah menceritakan kepada kami Khalaf ibnu Khalifah, dari Humaid Al-A’raj, dari Abdullah ibnul Haris, dari Abdullah ibnu Mas’ud yang menceritakan bahwa ketika ayat berikut diturunkan, yaitu firman-Nya: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (membelanjakan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya. (Al-Baqarah: 245)

Maka Abud Dahdah Al-Ansari berkata, Wahai Rasulullah, apakah memang Allah menginginkan pinjaman dari kami?

Nabi ﷺ menjawab, Benar, Abud Dahdah.

Abud Dahdah berkata, Wahai Rasulullah, ulurkanlah tanganmu.

Maka Rasulullah ﷺ mengulurkan tangannya kepada Abud Dahdah. Lalu Abud Dahdah berkata, Sesungguhnya aku meminjamkan kepada Tuhanku kebun milikku.

Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa di dalam kebun milik Abud Dahdah terdapat enam ratus pohon kurma, sedangkan istri dan anak-anaknya tinggal di dalam kebun itu. Maka Abud Dahdah datang ke kebunnya dan memanggil istrinya, Hai Ummu Dahdah.

Ummu Dahdah menjawab, Labbaik. Abud Dahdah berkata, Keluarlah kamu, sesungguhnya aku telah meminjamkan kebun ini kepada Tuhanku.

Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Murdawaih melalui Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam, dari ayahnya, dari Umar radiyallahu ‘anhu secara marfu’ dengan lafaz yang semisal.

Yang dimaksud dengan firman-Nya:

Pinjaman yang baik. (Al-Baqarah: 245)

Menurut apa yang diriwayatkan dari Umar dan lain-lainnya dari kalangan ulama Salaf ialah berinfak untuk jalan Allah. Menurut pendapat lain, yang dimaksud ialah memberi nafkah kepada anak-anak. Menurut pendapat yang lainnya lagi ialah membaca tasbih dan taqdis.

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala:

Maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. (Al-Baqarah: 245)

Sama halnya dengan makna yang ada di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضاعِفُ لِمَنْ يَشاءُ

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. (Al-Baqarah: 261), hingga akhir ayat.

Tafsir ayat ini akan dikemukakan nanti pada tempatnya.

Imam Ahmad mengatakan:

حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا مُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ، قَالَ: أَتَيْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ فَقُلْتُ لَهُ: إِنَّهُ بَلَغَنِي أَنَّكَ تَقُولُ: إِنَّ الْحَسَنَةَ تُضَاعَفُ أَلْفَ أَلْفَ حَسَنَةٍ. فَقَالَ: وَمَا أَعْجَبَكَ مِنْ ذَلِكَ؟ لَقَدْ سَمِعْتُهُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ اللَّهَ يُضَاعِفُ الْحَسَنَةَ أَلْفَيْ أَلْفِ حَسَنَةٍ

Telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Mubarak ibnu Fudalah, dari Ali ibnu Za’id, dari Abu Usman An-Nahdi yang menceritakan, Aku datang kepada sahabat Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, dan kukatakan kepadanya, ‘Sesungguhnya telah sampai kepadaku bahwa engkau pernah mengatakan, sesungguhnya amal kebaikan itu dilipatgandakan pahalanya menjadi sejuta kebaikan.’ Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu berkata, ‘Apakah yang membuatmu heran dari hal ini? Sesungguhnya aku mendengarnya sendiri dari Nabi ﷺ’ Nabi ﷺ telah bersabda: ‘Sesungguhnya Allah melipatgandakan kebaikan sebanyak dua juta kali lipat pahala kebaikan’.

Hadits ini berpredikat garib karena Ali ibnu Zaid ibnu Jad’ah banyak memiliki hadits-hadits yang munkar.

Akan tetapi, hadits ini diriwayatkan pula oleh Imam Ibnu Abu Hatim dari jalur lain. Ia mengatakan:

حَدَّثَنَا أَبُو خَلَّادٍ سُلَيْمَانُ بْنُ خَلَّادٍ الْمُؤَدِّبُ، حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمُؤَدِّبُ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُقْبَةَ الرُّبَاعِيُّ عَنْ زِيَادٍ الْجَصَّاصِ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ، قَالَ: لَمْ يَكُنْ أَحَدٌ أَكْثَرَ مُجَالَسَةً لِأَبِي هُرَيْرَةَ مِنِّي فَقَدِمَ قَبْلِي حَاجًّا قَالَ: وَقَدِمْتُ بَعْدَهُ فَإِذَا أَهْلُ الْبَصْرَةِ يَأْثُرُونَ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم يَقُولُ: إِنِ اللَّهَ يُضَاعِفُ الْحَسَنَةَ أَلْفَ أَلْفَ حَسَنَةٍ فَقُلْتُ: وَيَحْكُمُ، وَاللَّهِ مَا كَانَ أَحَدٌ أَكْثَرَ مُجَالَسَةً لِأَبِي هُرَيْرَةَ مِنِّي، فَمَا سَمِعْتُ هَذَا الْحَدِيثَ. قَالَ: فَتَحَمَّلْتُ أُرِيدُ أَنَّ أَلْحَقَهُ فَوَجَدْتُهُ قَدِ انْطَلَقَ حَاجًّا فَانْطَلَقْتُ إِلَى الْحَجِّ أَنْ أَلْقَاهُ فِي هَذَا الْحَدِيثِ، فَلَقِيتُهُ لِهَذَا فَقُلْتُ: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ مَا حَدِيثٌ سَمِعْتُ أَهْلَ الْبَصْرَةِ يَأْثُرُونَ عَنْكَ؟ قَالَ: مَا هُوَ؟ قُلْتُ: زَعَمُوا أَنَّكَ تَقُولُ: إِنَّ اللَّهَ يُضَاعِفُ الحسنة ألف ألف حَسَنَةٍ. قَالَ: يَا أَبَا عُثْمَانَ وَمَا تَعْجَبُ مِنْ ذَا وَاللَّهُ يَقُولُ: مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً وَيَقُولُ: فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلا قَلِيلٌ [التَّوْبَةِ:38] وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ اللَّهَ يُضَاعِفُ الْحَسَنَةَ أَلْفَيْ أَلْفِ حَسَنَةٍ

Telah menceritakan kepada kami Abu Khallad (yaitu Sulaiman ibnu Khallad Al-Muaddib), telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Muhammad Al-Muaddib, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Uqbah Ar-Rufa’i, dari Ziad Al-Jahssas, dari Abu Usman An-Nahdi yang menceritakan bahw:

Tiada seorang pun yang lebih banyak duduk di majelis Abu Hurairah selain dari aku sendiri. Abu Hurairah datang berhaji sebelumku, sedangkan aku datang sesudahnya. Tiba-tiba penduduk Basrah meriwayatkan Asar darinya, bahwa ia pernah mengatakan: Aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Sesungguhnya Allah melipatgandakan pahala suatu kebaikan menjadi sejuta kali lipat pahala kebaikan.”

Maka aku berkata, ‘Celakalah kalian. Demi Allah, tiada seorang pun yang lebih banyak berada di majelis Abu Hurairah selain dari aku, tetapi aku belum pernah mendengar hadits ini.’ Maka aku berangkat dengan maksud untuk menyusulnya, tetapi kujumpai dia telah berangkat berhaji. Maka aku berangkat pula menunaikan ibadah haji untuk menjumpainya dan menanyakan hadits ini.

Lalu aku menjumpainya untuk tujuan ini dan kukatakan kepadanya, ‘Wahai Abu Hurairah, hadits apakah yang pernah kudengar dari penduduk Basrah, mereka mengatakannya bersumber dari kamu?’

Abu Hurairah bertanya, ‘Hadits apakah itu?’

Aku menjawab, ‘Mereka menduga engkau pernah mengatakan: Sesungguhnya Allah melipatgandakan pahala suatu kebaikan menjadi sejuta kebaikan.’

Abu Hurairah menjawab, ‘Wahai Abu Usman, apakah yang engkau herankan dari masalah ini, sedangkan Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah berfirman: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. (Al-Baqarah: 245)

Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah berfirman pula: padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. (At-Taubah: 38)

Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:  Sesungguhnya Allah melipat gandakan pahala suatu kebaikan menjadi dua juta kebaikan’.

Semakna dengan hadits ini adalah hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan lain-lainnya melalui jalur Amr ibnu Dinar, dari Salim, dari Abdullah ibnu Umar ibnul Khattab, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

مَنْ دَخَلَ سُوقًا مِنَ الْأَسْوَاقِ فَقَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَلْفَ أَلْفَ حَسَنَةٍ وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفَ سَيِّئَةٍ

Barang siapa yang memasuki sebuah pasar, lalu ia mengucapkan, Tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya semua kerajaan dan semua pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, maka Allah mencatatkan baginya sejuta kebaikan dan menghapuskan darinya sejuta keburukan (dosa).

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar’ah, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Ibrahim ibnu Bassam, telah menceritakan kepada kami Abu Ismail Al-Muaddib, dari Isa ibnul Musayyab, dari Nafi’, dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa ketika diturunkannya firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala:

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir. (Al-Baqarah: 261), hingga akhir ayat.

Maka Rasulullah ﷺ berdoa, Wahai Tuhanku, tambahkanlah buat umatku.

Lalu turunlah ayat berikut, yaitu firman-Nya: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. (Al-Baqarah: 245) Nabi ﷺ berdoa lagi, Wahai Tuhanku, tambahkanlah buat umatku. Lalu turunlah firman-Nya: Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az-Zumar: 10)

Ibnu Abu Hatim meriwayatkan pula dari Ka’b Al-Ahbar, bahwa Ka’b Al-Ahbar pernah kedatangan seorang lelaki, lalu lelaki itu berkata bahwa sesungguhnya ia pernah mendengar seseorang mengatakan,

Barang siapa yang membaca qul huwallahu ahad sekali, maka Allah akan membangun untuknya sepuluh juta gedung dari mutiara dan yaqut di surga. Apakah aku harus mempercayai ucapannya itu?

Ka’b Al-Ahbar menjawab, Ya, apakah engkau heran terhadap hal tersebut?

Lelaki itu menjawab, Ya.

Ka’b berkata, Bahkan dilipatgandakan menjadi dua puluh atau tiga puluh juta, dan bahkan lebih dari itu, tiada yang dapat menghitungnya selain dari Allah sendiri.

Selanjutnya Ka’b membacakan firman-Nya: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. (Al-Baqarah: 245)

Istilah katsir atau banyak dari Allah berarti tidak terhitung jumlahnya.

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala:

Dan Allah menyempitkan dan melapangkan rezeki. (Al-Baqarah: 245)

Dengan kata lain, belanjakanlah harta kalian dan janganlah kalian pedulikan lagi dalam melakukannya, karena Allah Maha Pemberi rezeki; Dia menyempitkan rezeki terhadap siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, dan Dia melapangkannya terhadap yang lainnya di antara mereka; hal tersebut mengandung hikmah yang sangat bijak dari Allah.

Dan kepada-Nyalah kalian dikembalikan. (Al-Baqarah: 245)

Yakni di hari kiamat nanti.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Selanjutnya, mari kita terus memperdalam pemahaman kita terhadap ajaran Al-Qur’an dengan merenungkan Surah Al-Baqarah Ayat 246 bersama kami di kecilnyaaku.com.

 

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version