Setiap Nabi Akan Menjadi Saksi Atas Umatnya

Tafsir Al-Qur’an: Surah An-Nahl ayat 84-85

0
426

Kajian Tafsir Surah An-Nahl ayat 84-85. Setiap nabi akan menjadi saksi atas umatnya pada hari Kiamat dan tidak adanya uzur bagi orang-orang kafir. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَيَوْمَ نَبْعَثُ مِن كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيداً ثُمَّ لاَ يُؤْذَنُ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ وَلاَ هُمْ يُسْتَعْتَبُونَ -٨٤- وَإِذَا رَأى الَّذِينَ ظَلَمُواْ الْعَذَابَ فَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمْ وَلاَ هُمْ يُنظَرُونَ -٨٥

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan seorang saksi (rasul) dari setiap umat, kemudian tidak diizinkan kepada orang yang kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) dibolehkan memohon ampunan. Dan apabila orang zalim telah menyaksikan azab, maka mereka tidak mendapat keringanan dan tidak (puIa) diberi penangguhan. (Q.S. An-Nahl : 84-85)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Wa yauma nab‘atsu ming kulli ummatin (dan [ingatlah] pada hari Kami membangkitkan dari tiap-tiap umat), yakni mengeluarkan dari tiap-tiap kaum.

Syahīdan (seorang saksi), yakni seorang nabi yang memberikan kesaksian bahwa (risalah) telah disampaikan kepada mereka.

Tsumma lā yu’dzanu lil ladzīna kafarū (kemudian orang-orang yang kafir itu tidak diberi izin) untuk berbicara.

Wa lā hum yusta‘tabūn (dan tidak pula mereka dibolehkan meminta maaf) agar mereka bisa dikembalikan ke dunia.

Wa idzā ra-al ladzīna zhalamu (dan apabila orang-orang zalim telah menyaksikan), yakni orang-orang kafir telah menyaksikan.

Al-‘adzāba fa lā yukhaffafu ‘anhum (azab, maka tidaklah azab itu akan diringankan dari mereka), yakni azab itu tidak akan dicabut dari mereka.

Wa lā hum yuηzharūn (dan tidak pula mereka akan diberi tangguh), yakni diberi tenggang waktu dari azab Allah.


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-14 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. [1]Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan seorang saksi (rasul)[2] dari setiap umat, kemudian tidak diizinkan kepada orang yang kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) dibolehkan memohon ampunan.

[1] Di ayat ini dan setelahnya, Allah Subhaanahu wa Ta’aala menerangkan keadaan orang-orang kafir pada hari kiamat, dan bahwa Dia tidak akan menerima uzur mereka serta tidak akan mengangkat siksa dari mereka, dan bahwa para sekutu mereka akan berlepas diri dari mereka, dan mereka akan mengakui kekafiran mereka kepada Allah serta berdusta atas nama-Nya.

[2] Rasul akan menjadi saksi pada hari kiamat terhadap kebaikan dan keburukan umatnya, serta apa sikap yang mereka lakukan terhadap seruan rasul.

  1. Dan apabila orang zalim telah menyaksikan azab, maka mereka tidak mendapat keringanan dan tidak (puIa) diberi penangguhan[3].

[3] Apabila telah melihatnya. Mereka tidak butuh dihisab, karena mereka tidak memiliki kebaikan, bahkan amal mereka akan dijumlahkan, lalu dihadapkan kepada mereka dan mereka mengakuinya, lalu dipermalukan di hadapan yang lain.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Dan) ingatlah (akan hari ketika Kami membangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi) yakni nabinya yang berkesaksian tentang kebaikan atau keburukan yang dilakukan oleh umatnya, yaitu pada hari kiamat nanti (kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir) untuk mengemukakan alasannya (dan tidak pula mereka dibolehkan meminta maaf) artinya mereka tidak diperkenankan untuk minta maaf kepada Allah swt.
  2. (Dan apabila orang-orang lalim telah menyaksikan) yang dimaksud adalah orang-orang yang kafir (azab) yakni neraka (maka tidak diringankan bagi mereka) azab itu (dan tidak pula mereka diberi tangguh) ditangguhkan dari siksa neraka bila mereka telah melihatnya.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Swt. menceritakan perihal orang-orang musyrik kelak di kala mereka dikembalikan di hari akhirat, dan bahwa Dia membangkitkan dari setiap umat seorang saksi yakni nabi mereka yang mempersaksikan terhadap mereka tentang sambutan mereka kepada apa yang telah dia sampaikan kepada mereka dari Allah Swt.

Kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir. (An-Nahl: 84)

Artinya, mereka tidak diizinkan mengemukakan alasan dalam rangka pembelaan dirinya, karena mereka sendiri mengetahui kebatilan dan kedustaan alasannya. Makna ayat ini sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

هَذَا يَوْمُ لَا يَنْطِقُونَ وَلا يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُونَ

Ini adalah hari yang mereka tidak dapat berbicara (pada hari itu), dan tidak diizinkan kepada mereka meminta uzur sehingga mereka (dapat) minta uzur. (Al-Mursalat: 35-36)

Oleh karena itulah disebutkan dalam surat ini melalui firman-Nya:

Dan tidak (pula) mereka dibolehkan meminta maaf. Dan apabila orang-orang zalim telah menyaksikan. (An-Nahl: 84-85)

Yakni orang-orang musyrik itu telah menyaksikan:

Azab, maka tidaklah diringankan azab bagi mereka. (An-Nahl: 85)

Maksudnya, azab itu tiada putus-putusnya menimpa mereka dan tidak pernah berhenti barang sesaat pun.

Dan tidak pula mereka diberi tangguh. (An-Nahl: 85)

Tiadalah azab ditangguhkan dari mereka, bahkan azab langsung mengambil mereka dari Mauqif (tempat mereka dihentikan) tanpa hisab lagi.

Sesungguhnya neraka Jahanam itu didatangkan dengan ditarik oleh tujuh puluh ribu kendali, pada tiap kendali terdapat tujuh puluh ribu malaikat yang menyeretnya. Lalu muncullah salah satu leher neraka Jahanam kepada makhluk seraya mengeluarkan suara gemuruh, nyalanya sekali nyala, sehingga tiada seorang manusia pun melainkan pasti bersideku di atas kedua lututnya (karena sangat ketakutan). Kemudian neraka Jahanam berkata, “Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menyiksa setiap orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala, yaitu orang-orang yang menjadikan tuhan lain di samping Allah,” disebutkan pula macam-macam manusia lainnya, seperti yang disebutkan dalam hadis secara lengkapnya. Kemudian neraka Jahanam langsung menukik dan mengambil mereka dari Mauqif, sebagaimana burung mengambil (menyambar) biji-bijian.

Allah Swt. berfirman menggambarkan keadaan neraka Jahanam:

إِذَا رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ سَمِعُوا لَهَا تَغَيُّظًا وَزَفِيرًا وَإِذَا أُلْقُوا مِنْهَا مَكَانًا ضَيِّقًا مُقَرَّنِينَ دَعَوْا هُنَالِكَ ثُبُورًا لَا تَدْعُوا الْيَوْمَ ثُبُورًا وَاحِدًا وَادْعُوا ثُبُورًا كَثِيرًا

Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. (Akan dikatakan kepada mereka), “Jangan kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak.”(Al-Furqan: 12-14)

وَرَأَى الْمُجْرِمُونَ النَّارَ فَظَنُّوا أَنَّهُمْ مُوَاقِعُوهَا وَلَمْ يَجِدُوا عَنْهَا مَصْرِفًا

Dan orang-orang yang berdosa melihat neraka, maka mereka meyakini bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya dan mereka tidak menemukan tempat berpaling darinya. (Al-Kahfi: 53)

لَوْ يَعْلَمُ الَّذِينَ كَفَرُوا حِينَ لَا يَكُفُّونَ عَنْ وُجُوهِهِمُ النَّارَ وَلا عَنْ ظُهُورِهِمْ وَلا هُمْ يُنْصَرُونَ بَلْ تَأْتِيهِمْ بَغْتَةً فَتَبْهَتُهُمْ فَلا يَسْتَطِيعُونَ رَدَّهَا وَلا هُمْ يُنْظَرُونَ

Andaikata orang-orang kafir itu mengetahui waktu (di mana) mereka itu tidak mampu mengelakkan api neraka dari muka mereka dan (tidak pula) dari punggung mereka, sedangkan mereka (tidak pula) mendapat pertolongan, (tentulah mereka tiada meminta disegerakan). Sebenarnya (azab) itu akan datang kepada mereka dengan sekonyong-konyong, lalu membuat mereka menjadi panik, maka mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak (pula) mereka diberi tangguh. (Al-Anbiya: 39-40)

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaDi saat Mereka Sangat Memerlukan Sembahan-sembahannya
Artikel SelanjutnyaPenggunaan Kata, Kalimat, Ejaan, dan Tanda Baca