Sekelompok Manusia yang Berbuat Kerusakan

Tafsir Al-Qur’an: Surah Al-Kahf ayat 94-96

0
572

Kajian Tafsir Surah Al-Kahf ayat 94-96. Kekuasaan Zulqarnain terhadap bumi bagian timur, dan bagaimana Beliau membangun dinding untuk menghalangi Ya’juj dan Ma’juj bercampur baur dengan manusia, dan sungguh, Ya’juj dan Ma’juj itu sekelompok manusia yang berbuat kerusakan di bumi. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجاً عَلَى أَن تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدّاً -٩٤- قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْماً -٩٥- آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ حَتَّى إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انفُخُوا حَتَّى إِذَا جَعَلَهُ نَاراً قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْراً -٩٦

Mereka berkata, “Wahai Zulkarnain! Sungguh, Ya’juj dan Ma’juj itu (sekelompok manusia) yang berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?” Dia (Zulkarnain) berkata, “Apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka, Berilah aku potongan-potongan besi!” Hingga ketika (potongan) besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia (Zulkarnain) berkata, “Tiuplah (api itu)!” Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu).” (Q.S. Al-Kahf : 94-96)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Qālū (berkatalah mereka) kepada penerjemah.

Yā dzal qarnaini inna ya’jūja wa ma‘jūja mufsidūna fil ardli (“Wahai Zulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj melakukan perusakan di bumi), yakni mereka melakukan perusakan di negeri kami. Mereka memakan yang sudah kering dan mengangkut yang masih basah, serta membunuh anak-anak kami. Menurut satu pendapat, mufsidūna fil ardli (melakukan perusakan di bumi), yakni memakan manusia (kanibal). Ya’juj adalah seorang manusia demikian pula Ma’juj dan mereka berdua berasal dari Bani Yafits. Menurut pendapat yang lain, disebut Ya’juj dan Ma’juj karena jumlah mereka yang banyak.

Fa hal naj‘alu laka kharjan (maka dapatkah kami memberikan suatu upeti kepadamu), yakni memberikan upah kepadamu.

‘Alā aη taj‘ala bainanā wa bainahum saddā (agar kamu membuatkan penghalang antara kami dan mereka), yakni suatu pemisah antara kami dan mereka.

Qāla mā makkannī fīhi rabbī (Zulqarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan Rabb-ku kepadaku), yakni apa yang dijadikan Rabb-ku sebagai milikku.

Khairun (adalah lebih baik) daripada upah yang kalian tawarkan kepadaku.

Fa a‘īnūnī bi quwwatin (karena itu, bantulah aku dengan kekuatan), lalu mereka berkata, “Kekuatan apa yang tuan inginkan?” Zulqarnain menjawab, “Alat-alat para tukang besi.”

Aj‘al bainakum wa bainahum radmā (supaya aku dapat membuatkan dinding antara kalian dan mereka), yakni penghalang.

Ātūnī (datangkanlah kepadaku), yakni berikanlah kepadaku.

Zubaral hadīd, hattā idzā sāwā bainash shadafaini (potongan-potongan besi.” Hingga ketika besi itu telah rata dengan kedua gunung itu), yakni sama rata dengan kedua puncak gunung itu.

Qāla (dia berkata) kepada mereka.

Uηfukhū (“Tiuplah”), yakni tiupkanlah (semburan) api pada potongan-potongan besi itu.”

Hattā idzā ja‘alahū nāran (hingga ketika besi itu sudah dijadikannya [merah seperti] api), yakni setelah potongan-potongan besi itu (memerah) seperti api dan menempel satu dengan yang lain.

Qāla ātūnī (dia pun berkata, “Bawalah kepadaku), yakni berikanlah kepadaku.

Ufrigh ‘alaihi qithrā (akan aku tuangkan tembaga [yang meleleh] padanya), yakni pada dinding itu.


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-16 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Mereka berkata, “Wahai Zulkarnain! Sungguh, Ya’juj dan Ma’juj[16] itu (sekelompok manusia) yang berbuat kerusakan di bumi[17], maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka[18]?”

[16] Ya’juj dan Ma’juj adalah dua bangsa yang membuat kerusakan di muka bumi, sebagaimana yang telah dilakukan oleh bangsa Tartar dan Mongol. Mereka keturunan Yafits anak Nabi Nuh ‘alaihis salam.

[17] Seperti melakukan pembunuhan dan perampasan ketika keluar ke tengah-tengah manusia yang lain.

[18] Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak mampu membangun sendiri dinding tersebut dan mereka mengetahui kemampuan Zulkarnain. Oleh karena itu, mereka siap memberikan upah kepada Zulkarnain dan menyebutkan alasannya, yaitu karena Ya’juj dan Ma’juj melakukan kerusakan di bumi. Akan tetapi, Zulkarnain adalah raja yang mukmin lagi saleh, beliau tidak tamak kepada dunia dan tidak tinggal diam membiarkan keadaan rakyatnya, bahkan tujuan beliau adalah memperbaikinya, oleh karenanya beliau mau memenuhi permintaan mereka karena ada maslahatnya, tidak meminta upah dan bersyukur kepada Allah Tuhannya yang telah memberikan kemampuan kepadanya, beliau berkata, “(Dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku,” (lihat ayat 98).

  1. Dia (Zulkarnain) berkata, “Apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu)[19], maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka,

[19] Yakni oleh karena itu, biarlah aku buatkan penghalang itu tanpa perlu diupah.

  1. Berilah aku potongan-potongan besi[20]!” Hingga ketika (potongan) besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia (Dzulkarnain) berkata, “Tiuplah (api itu)!” Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu)[21].”

[20] Sepotongnya seukuran batu. Ketika itu di antara potongan-potongan besi itu disediakan kayu bakar dan arang, dan diletakkan di sekitarnya alat peniup api.

[21] Sehingga menyatu dengan besi tersebut.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Mereka berkata, “Hai Zulkarnain! Sesungguhnya Yakjuj dan Makjuj itu) dikenal dengan nama Yakjuj dan Makjuj. Kedua nama tersebut merupakan nama ‘Ajam bagi dua kabilah, dengan demikian maka I’rabnya tidak menerima tanwin (orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi) mereka gemar merampok dan membuat kerusakan di kala mereka keluar dari sarangnya menuju kami (maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu) yakni upah berupa harta; dan menurut qiraat yang lain lafal Kharjan dibaca Kharaajan (supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?)” tembok penghalang hingga mereka tidak dapat mencapai kami.
  2. (Zulkarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan kepadaku) menurut qiraat yang lain lafal Makkannii dibaca Makkananii tanpa diidghamkan (oleh Rabbku terhadapnya) terhadap harta benda dan lain-lainnya (adalah lebih baik) daripada pembayaran kalian yang akan kalian berikan kepadaku, maka aku tidak memerlukannya lagi, dan aku akan membuat tembok penghalang buat kalian sebagai sumbangan suka rela dariku sendiri (maka tolonglah aku dengan kekuatan) apa saja yang aku perlukan dari kalian (agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka) yakni tembok penghalang yang kuat dan tak dapat ditembus.
  3. (Berilah aku potongan-potongan besi)” sebesar bata kecil yang akan dijadikan sebagai bahan bangunan tembok lalu Zulkarnain membangun tembok penghalang itu daripadanya, dan dia memakai kayu dan batu bara yang dimasukkan di tengah-tengah tembok besi itu. (Sehingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua puncak gunung itu) lafal Shadafaini dapat dibaca Shudufaini dan Shudfaini, artinya sisi bagian puncak kedua bukit itu telah rata dengan bangunan, kemudian dibuatkannyalah peniup-peniup dan api sepanjang bangunan tembok itu (berkatalah Zulkarnain, “Tiuplah api itu)” lalu api itu mereka tiup (Hingga apabila besi itu menjadi) berubah bentuknya menjadi (merah) bagaikan api (dia pun berkata, “Berilah aku tembaga yang mendidih agar kutuangkan ke atas besi panas itu)” maksudnya tembaga yang dilebur. Lafal Aatuunii dan lafal Ufrigh merupakan kedua Fi’il yang saling berebutan terhadap Ma’mulnya, kemudian dibuanglah Ma’mul dari Fi’il yang pertama karena beramalnya Fi’il yang kedua. Selanjutnya tembaga yang sudah dilebur itu dituangkan ke atas besi yang merah membara, sehingga masuklah tembaga itu ke dalam partikel-partikel potongan besi, akhirnya kedua logam itu menyatu.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Mereka berkata, “Hai Zulqarnain, sesungguhnya Ya-juj dan Ma-juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu (upeti). (Al-Kahfi: 94)

Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Ata, dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan kharjan ialah imbalan yang besar. Mereka bermaksud akan menghimpun dana di antara sesama mereka dalam jumlah yang cukup besar untuk diberikan kepada Zulqarnain sebagai imbalan jasanya. Maka Zulqarnain menjawab dengan nada yang terhormat, menunjukkan pendalaman agamanya yang sempurna, saleh lagi menghendaki kebaikan:

Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik. (Al-Kahfi: 95)

Yaitu kerajaan dan kekuasaan yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadaku lebih baik bagiku daripada harta yang kalian himpunkan. Perihalnya sama dengan perkataan Sulaiman a.s. yang disitir oleh firman-Nya:

أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٍ فَمَا آتَانِيَ اللَّهُ خَيْرٌ مِمَّا آتَاكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُونَ

Apakah (patut) kalian menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan¬Nya kepada kalian. (An-Naml: 36)

Hal yang sama telah dikatakan oleh Zulqarnain, yaitu: “Apa yang ada padaku jauh lebih baik daripada apa yang kalian berikan itu, tetapi aku meminta kepada kalian agar membantuku dengan sekuat tenaga melalui jasa kerja kalian dan pengadaan bahan bangunan yang diperlukan.”

Agar aku membuatkan dinding antara kalian dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi. (Al-Kahfi: 95-96)

Az-zubur bentuk jamak dari zabrah, artinya potongan besi. Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah, potongan besi itu akan dijadikan sebagai batanya. Menurut suatu riwayat, berat setiap potongan besinya adalah satu kuintal Damaskus atau lebih.

Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu. (Al-Kahfi: 96)

Yakni setelah potongan-potongan besi itu disusun mulai dari pondasinya, hingga ketinggiannya sama rata dengan puncak kedua bukit seraya menutup celah yang ada di antara keduanya; para ulama berbeda pendapat tentang tinggi dan lebar dinding tersebut, banyak pendapat mengenainya di kalangan mereka.

berkatalah Zulqarnain, “Tiuplah (api itu).” (Al-Kahfi: 96)

Maksudnya, nyalakanlah api untuk membakarnya, hingga manakala dinding besi itu telah menjadi api.

Dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu.” (Al-Kahfi: 96)

Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Ad-Dahhak, Qatadah, dan As-Saddi mengatakan bahwa yang dituangkan itu adalah tembaga; sebagian dari mereka menambahkan tembaga yang telah dilebur, dengan berdalilkan firman Allah Swt.:

وَأَسَلْنَا لَهُ عَيْنَ الْقِطْرِ

Dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. (Saba: 12)

Karena itulah maka bendungan ini diserupakan dengan kain burdah yang berlurik (bergaris).

قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا بِشْرٌ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ، حَدَّثَنَا سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ قَالَ: ذُكِرَ لَنَا أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَدْ رَأَيْتَ سَدَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ، قَالَ: انْعَتْهُ لِي قَالَ: كَالْبُرْدِ الْمُحَبَّرِ، طَرِيقَةٌ سَوْدَاءُ. وَطَرِيقَةٌ حَمْرَاءُ. قَالَ: قَدْ رَأَيْتُهُ

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnu Yazid, telah menceritakan kepada kami Sa’id, dari Qatadah yang mengatakan, “Pernah diceritakan kepada kami (para Tabi’in) bahwa seorang lelaki berkata kepada Rasullullah ﷺ; “Wahai Rasulullah , sesungguhnya saya telah melihat bendungan Ya-juj dan Ma-juj.” Nabi bersabda, “Kalau begitu, gambarkanlah keadaannya kepadaku!”. Lelaki itu berkata, “Dari kejauhan tampak bentuknya seperti kain burdah yang bergaris, yakni garis hitam dan garis merah.” Nabi bersabda, “Kalau begitu, berarti kamu telah melihatnya.” Hadis ini berpredikat mursal.

Khalifah Al-Wasiq di masa pemerintahannya pernah memerintahkan kepada salah seorang amir (pembantu)nya untuk membuat tim ekspedisi guna melihat bendungan tersebut, lalu bila mereka kembali nanti harus menceritakan kepadanya keadaan bendungan tersebut secara rinci. Tim yang tergabung dalam ekspedisi ini menjelajahi berbagai negeri dan kerajaan, hinga konon akhirnya mereka berhasil menemukan bendungan tersebut dan menyaksikan bangunannya yang terbuat dari besi dan tembaga.

Disebutkan bahwa mereka melihat sebuah pintu besar pada bendungan itu dan gembok yang sangat besar. Mereka sempat pula melihat adanya sisa-sisa batu bata dan pekerjaan di salah satu menaranya, dan bahwa bendungan tersebut dijaga ketat oleh penjaga-penjaga dari kerajaan-kerajaan yang berdekatan dengannya. Dikatakan pula bahwa bendungan tersebut sangat tinggi, bahkan lebih tinggi daripada bukit-bukit yang ada di sekitarnya.

Kemudian tim ekspedisi ini kembali ke negeri mereka. Lama masa perjalanan mereka lebih dari dua tahun; dalam perjalanannya itu mereka menyaksikan berbagai kejadian yang mengerikan dan hal-hal yang aneh.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaDinding untuk Menghalangi Ya’juj dan Ma’juj
Artikel SelanjutnyaSuatu Kaum yang Hampir Tidak Memahami Pembicaraan