Renungan: Bahaya Melalaikan Ikhlas

0
1247

Bahaya melalaikan ikhlas: Pernah ditanyakan kepada Imam Sahl, “Apa yang paling berat bagi jiwa?” Beliau menjawab, “Ikhlas, karena ia tidak mempunyai bagian.”

Ikhlas adalah membersihkan hati dari semua noda, baik sedikit maupun banyak, sehingga tujuannya hanyalah mendekatkan diri kepada Allah, dan tidak ada motif lain di dalamnya. Setan terkadang mengepung hamba dan melebur semua amal perbuatannya, dan nyaris tidak ada satu amal pun yang lepas dari jeratannya. Jika ada satu amal saja yang lepas, seorang hamba terkadang masih bisa selamat.

وَلَوْ أَنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعاً وَمِثْلَهُ مَعَهُ لَافْتَدَوْا بِهِ مِن سُوءِ الْعَذَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَبَدَا لَهُم مِّنَ اللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ

Artinya, “Dan sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai segala apa yang ada di bumi dan ditambah lagi sebanyak itu, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari azab yang buruk pada hari Kiamat. Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang dahulu tidak pernah mereka perkirakan.” *QS. Az-zumar : 47).

Di dalam tafsir dijelaskan maksud ayat tersebut, “Setelah Allah Subhaanahu wa Ta’aala menyebutkan bahwa Dia akan memberikan keputusan di antara hamba-hamba-Nya, Dia juga menyebutkan perkataan orang-orang musyrik yang begitu keji, seakan-akan jiwa rindu untuk mengetahui apa tindakan Allah kepada mereka pada hari KIamat, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberitahukan, bahwa bagi mereka azab yang paling buruk dan jelek sebagaimana mereka mengatakan kata-kata yang sangat buruk dan sangat jelek.

Dan kalau seandainya mereka memiliki semua yang ada di bumi, baik emas, perak, mutiara, hewan, pohon-pohon dan tanaman serta bangunannya, lalu mereka korbankan semua itu untuk menebus dirinya dari azab, maka tidak akan diterima dari mereka, dan lagi semua itu tidak berguna apa-apa baginya, karena pada hari itu adalah hari yang tidak berguna harta dan anak selain orang yang menghadap Allah membawa hati yang bersih.”

الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعاً

Artinya, “(yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi 104).

   وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُور

Artinya: “Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (QS. Al-Furqoon : 23)

Melihat begitu bahayanya kalau melalaikan ikhlas, maka seyogyanya kita harus terus berjuang supaya amal kita itu dikerjakan dengan ikhlas. Orang yang ikhlas dapat diumpamakan seseorang yang makan, minum, buang hajat. Semua itu ia lakukan dengan tulus dan niat yang benar. Tanpa ada kecenderungan ingin menonjolkan diri, atau ingin dinilai seseorang, dan tanpa disebabkan untuk mencari pandangan yang lain.

Untuk itu agar selamat, sikap selalu waspada sangat mutlak, ditanamkan ke dalam jiwa. Allah berfirman:

إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ

Artinya, “Sungguh, (agama Tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (QS. Al-Anbiya : 92)

إِنَّ هَذَا كَانَ لَكُمْ جَزَاءً وَكَانَ سَعْيُكُمْ مَشْكُورًا

Artinya, “Inilah balasan untukmu, dan segala usahamu diterima dan diakui (Allah).” (QS. Al-Insan : 22).

Akhir kata, semoga Allah SWT. membahagiakan kita dengan keridoan-Nya.

 Amin.


BACA JUGA : Materi Tentang Akhlak dan Bahan Renungan

Rujukan :

Tafsir Al-Qur’an

Imam Al Ghazali. Terjemah Minhajul Abidin

Dr. Ahmad Farid. Olah Raga Hati

 

 

Artikel SebelumnyaRenungan Islami: Meluruskan Niat
Artikel SelanjutnyaAl-Fatihah ayat 2, Pendapat Ulama Mengenai Alhamdu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini