Pujian bagi Allah Pemilik Keagungan dan Kemuliaan

Tafsir Al-Qur’an: Surah Ar-Rahman, ayat 72-78

0
1335

Kajian Tafsir: Surah Ar-Rahman, ayat 72-78, Rincian kenikmatan yang akan diperoleh kaum mukmin. Bidadari-bidadari yang dipelihara di dalam kemah-kemah dan pujian bagi Allah, Tuhan Pemilik Keagungan dan Kemuliaan terhadap hal tersebut.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

  تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلالِ وَالإكْرَامِ (٧٨)

Maha Suci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan. (Q.S. Ar-Rahman : 78)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Tabārakasmu rabbika (Maha Agung Nama Rabb-mu), pemilik berkah dan rahmat. Ada yang mengatakan, Dia Maha Tinggi dan Maha Bersih dari memiliki anak dan sekutu.

Dzil jalāli (yang memiliki kebesaran), yakni yang memiliki keagungan dan kekuasaan.

Wal ikrām (dan kemuliaan), yakni ampunan dan kebaikan, manakala kiamat terjadi.


Di sini Link untuk Tafsir Al-Qur’an Juz ke-27


Hidayatul Insan bi tafsiril Qur’an

  1. [17]Mahasuci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.

[17] Setelah Allah Subhaanahu wa Ta’aala menyebutkan luasnya karunia dan ihsan-Nya, maka Dia berfirman, “Mahasuci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.” Yakni Maha Agung dan banyak kebaikan Allah Subhaanahu wa Ta’aala yang memiliki kebesaran yang unggul di atas segalanya, Maha Mulia secara sempurna, serta memuliakan para wali-Nya.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Maha Agung nama Rabbmu Yang mempunyai kebesaran dan Karunia) penafsirannya sebagaimana sebelumnya, dan lafal Ismi pada ayat ini merupakan Isim Zaaid atau Isim yang ditambahkan.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Swt. berfirman:

Maha Agung nama Tuhanmu Yang mempunyai kebesaran dan karunia. (Ar-Rahman: 78)

Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa Dia berhak untuk diagungkan dan karenanya tidak boleh durhaka terhadap-Nya. Dia Mahamulia dan karena itu Dia berhak untuk disembah. Dia berhak untuk disyukuri semua nikmat-Nya, maka tidak boleh diingkari, dan Dia berhak untuk selalu diingat dan tidak boleh dilupakan.

Ibnu Abbas telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Yang mempunyai kebesaran dan karunia. (Ar-Rahman: 78) Yakni Yang mempunyai keagungan dan kebesaran.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Daud, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Sabit ibnu Sauban, dari Umair ibnu Hani’, dari Abul Azra, dari Abu Darda yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

أجِدّوا اللَّهَ يَغْفِرْ لَكُمْ

Agungkanlah Allah, niscaya kalian akan diberi ampunan.

Dalam hadis lain disebutkan:

إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ، وَذِي السُّلْطَانِ، وَحَامِلِ الْقُرْآنِ غَيْرِ الْغَالِي فِيهِ وَلَا الْجَافِي عَنْهُ

Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah ialah memuliakan orang muslim yang beruban (berusia lanjut), penguasa, dan orang yang hafal Al-Qur’an, tetapi tidak mempunyai (pemahaman) yang berlebihan padanya dan tidak pula (berpemahaman) yang menjauh darinya.

Al-Hafiz Abu Ya’la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Yusuf Al-Harbi, telah menceritakan kepada kami Mu’ammal ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami Humaid At-Tawil, dari Anas, bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda:

أَلِظُّوا بِيَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Kobarkanlah (dirimu dengan banyak membaca) Ya Zal Jalali Wal Ikram (Ya Tuhan Yang mempunyai keagungan dan karunia).

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi, dari Mahmud ibnu Gailan, dari Mu-ammal ibnu Ismail, dari Hammad ibnu Salamah dengan sanad yang sama. Kemudian Abu Ya’la mengatakan bahwa dalam sanad ini Mu-ammal melakukan kekeliruan, sanad ini garib dan tidak dikenal. Sesungguhnya hadis ini hanya diriwayatkan dari Hammad ibnu Salamah, dari Humaid, dari Al-Hasan dan Nabi ﷺ.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Ishaq, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnul Mubarak, dari Yahya ibnu Hassan Al-Maqdisi, dari Rabi’ah ibnu Amir yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

أَلِظُّوا بِذِي الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Kobarkanlah (dirimu) dengan (membaca) YaZal Jalali Wal Ikram (Ya Tuhan Yang mempunyai kebesaran dan karunia).

Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Abdullah ibnul Mubarak dengan sanad yang sama.

Al-Jauhari mengatakan bahwa makna Aliza Fulanun bi Fulanin artinya si Fulan selalu menetapi si Fulan. Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa makna hadis ini ialah bacalah selalu kalimati ini. Al-ilzaz artinya mendesak.

Menurut hemat kami, kedua pengertian tersebut berdekatan dengan yang lainnya, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Kesimpulannya ialah anjuran untuk terus-menerus membaca kalimah ini dan menetapinya serta memohon dengan mendesak dengan menyebutkan asma Allah ini.

Di dalam kitab Sahih Muslim dan kitab keempat sunan telah disebutkan melalui hadis Abdullah ibnul Haris, dari Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ apabila telah bersalam dari shalatnya tidak segera duduk melainkan sesudah membaca doa berikut:

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Ya Allah, Engkau Maha Sejahtera dan dari Engkaulah semua kesejahteraan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang mempunyai kebesaran dan karunia.

Demikian akhir surah Ar-Rahman. Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaManusia Akan Terbagi Menjadi Tiga Golongan
Artikel SelanjutnyaBidadari yang Dipelihara di Dalam Kemah