Penggunaan Kalimat Langsung dan Penulisan Kata Seru

0
1230

Pada pembelajaran ini kita akan berlatih memahami prinsip penggunaan kalimat langsung, kalimat tidak langsung, dan penulisan kata seru yang merupakan bekal yang kita perlukan ketika kita akan membuat cerita fabel.

Bagian ini dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar 3.12 Menelaah struktur dan kebahasaan fabel/legenda daerah setempat yang dibaca/didengar.

Bahan Bacaan

Pengertian dan Ciri Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan secara langsung kepada orang yang dituju. Kalimat langsung ditandai dengan pemakaian tanda petik (“…”).

 

Ciri-ciri Kalimat Langsung

Menggunakan tanda petik

Contoh:

  • Ah, ada tapir menuju kemari, tapi lambat betul geraknya. Biarlah, aku jadi bisa lebih lama bersiap-siap melompat! kata kuda itu dalam hati.

 

Intonasi tinggi untuk tanda tanya

Contoh:

  • Kuda itu mencoba memakai kulit harimau itu, “Wah, kebetulan sekali, kulit harimau ini sangat pas di tubuhku. Apa yang akan kulakukan dengannya ya?

 

Intonasi datar untuk kalimat berita

Contoh:

  • “Itu seperti kulit harimau.” gumam kuda itu.

 

Tanda seru dilagukan dengan intonasi perintah

Contoh:

  • “Tolong, ada harimau! Lari, cepat lari! teriak salah satu domba.

 

Kata ganti orang pertama dan orang kedua

Contoh:

  • “Herrrggh… diamlah kau, Tikus kecil,” bentak Singa.
  • Kau makhluk lemah. Beraninya kamu berjalan di atas mukaku; mengganggu tidurku. Apa kau tidak takut? Aku akan membunuhmu!” kata Singa mengancam.
  • Ia coba memberanikan diri, “Tolonglah, ampuni hamba, Tuan. Jangan bunuh hamba. Mungkin suatu saat Tuan membutuhkan hamba.”

 

Cara Penulisan Kalimat Langsung

Bagian kalimat langsung diapit oleh tanda petik dua (“) bukan petik satu (‘)

Contoh:

  • Apa? Kau makhluk kecil dan lemah kubutuhkan? Aku adalah Raja di hutan ini dan seisi hutan ini tunduk padaku, Singa menjelaskan. (Benar)
  • Tapi, baiklah, aku yang besar ini malu rasanya membunuh makhluk kecil sepertimu. Nasibmu beruntung hari ini. Pergilah! Singa menghardik. (Salah)
Tanda petik penutup ditaruh setelah tanda baca yang mengakhiri kalimat petikan

Contoh:

  • Sang Belalang bertanya kepada salah satu Semut tentara, “Kenapa kalian membawa makanan yang sangat banyak itu masuk ke sarang kalian?” (Benar)
  • Sang Semut menjawab, “Kami melakukannya agar kami tidak kelaparan saat musim dingin tiba”. (Salah)
Kalimat pengiring harus diakhiri dengan satu tanda koma dan satu spasi apabila bagian kalimat pengiring terletak sebelum kalimat petikan

Contoh:

  • Ulu berkata, “Biarlah saya bernyayi sendiri.” (Benar)
  • Tikus menjawab “Aku akan mencobanya,” (Salah)
Kalimat pengiring harus diakhiri dengan satu tanda koma dan satu spasi apabila bagian kalimat pengiring terletak setelah kalimat petikan.

Contoh:

  • “Ulu, aku tidak suka dengan hujan,” kata Semut lirih. (Benar)
  • “Kami saja yang besar dan kuat tak mampu melakukannya, apalagi kamu yang lemah dan kecil” kata mereka sangsi. (Salah)
Jika ada 2 kalimat petikan, huruf awal pada kalimat petikan pertama menggunakan huruf kapital. Sedangkan pada kalimat petikan kedua menggunakan huruf kecil kecuali nama orang dan kata sapaan

Contoh:

  • Makanya Semut, kau harus berlatih berenang! Aku sejak berupa berudu sudah bisa berenang, masa kau tidak bisa? Berenang itu sangat mudah, julurkan saja kakimu,” Ulu menjulurkan kakinya, “dan tendang ke belakang seperti ini! Ups, maaf, kakimu kan pendek.” (Benar)
  • Coba saja minta sama ayah,” kata ibu, “dia pasti akan memberikannya.” (Salah)
  • Lalu sang Belalang kaget “Musim dingin?” kata sang Belalang Sembah dengan kagetnya, “Kan masih lama, lebih baik kita bersenang-senang saja dulu”, kata sang Belalang. (Salah)
Tanda koma TIDAK dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

Contoh:

  • “Terima kasih, Tuan!” teriak Tikus, yang segera saja berlari. (Benar)
  • “Terima kasih, Tuan!,” teriak Tikus, yang segera saja berlari. (Salah)
  • “Memakan aku? Lihat tandukku yang tajam, juga kukuku yang kuat! Engkau akan kutanduk dan kuinjak-injak. Berani kau melawanku? Cobalah naik!” jawab si Sulung. (Benar)
  • “Memakan aku?, Lihat tandukku yang tajam, juga kukuku yang kuat!, Engkau akan kutanduk dan kuinjak-injak. Berani kau melawanku?, Cobalah naik!,” jawab si Sulung. (Salah)

 

Pengertian Kalimat Tidak Langsung

Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan atau memberitahukan perkataan orang lain dalam bentuk kalimat berita.

 

Ciri-ciri Kalimat Tidak Langsung

  1. Tidak menggunakan tanda petik
  2. Intonasi membacanya datar
  3. Terdapat perubahan kata ganti orang

Perubahan kata ganti

  • Kata ganti orang ke-1 berubah menjadi orang ke-3. “Saya”, “aku” menjadi “dia” atau “ia”
  • Kata ganti orang ke-2 berubah menjadi orang ke-1. “kamu” “Dia” menjadi “saya” atau nama orang
  • Kata ganti orang ke-2 dan ke-1 jamak berubah menjadi “kami”, “kita” dan “mereka” “kalian” “kami” menjadi  “mereka” “kami

Contoh:

  • Buaya menanyakan tentang siapa yang berada di atasnya itu.
  • Tikus semakin ketakutan dan ia memberanikan diri untuk meminta tolong agar si Raja Hutan tidak memakannya.
  • Aku menyampaikan padanya bahwa ia boleh menanyakan langsung padaku jika ada yang tidak ia pahami.
  • Pak Lie bertanya pada saya tentang keseharian dan nilai sekolah anaknya.
  • Aku berkata pada Ibu bahwa aku tak ingin melewatkan ceritanya.
  • Bapak Lukman bertanya kepada kami tentang cerita fabel yang paling menarik.

 

Penulisan Kata Seru

Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.

Contoh:

  • O, begitu?
  • Wah, bukan main!
  • Hati-hati, ya, nanti jatuh
Lihat: LKPD Penggunaan Kalimat Langsung dan Penulisan Kata Seru

Kunci Jawaban

 

A. Pilihan Ganda

  1. C
  2. D
  3. B
  4. D
  5. A

 

B. Uraian

  1. Ulu kembali berseru, “Hujan telah tiba! Hujan telah tiba! Hai Ikan! Aku sangat suka dengan hujan, bagaimana denganmu? Ulu berhenti di pinggir kolam dan berbicara kepada Ikan yang sedang berenang di dalam kolam.

(Salah)

Alasan : Kalimat langsung tersebut tidak diapit tanda petik dua (“…”)

2.  “Apa yang kau maksud Burung? Tentu saja aku tidak bisa!” Ulu cemberut dan menatap ke arah dua kakinya.

(Benar)

Alasan : Kalimat langsung tersebut diapit tanda petik dua (“…”), tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat karena petikan langsung itu berakhir dengan tanda seru (!)

3.  “Makanya Semut, kau harus berlatih berenang! “kata Semut

(Salah)

Alasan : Di bagian akhir kalimat langsung tidak terdapat tanda petik dua (”), tanda petik dua (“) malah digunakan pada awal kalimat pengiring (“kata Semut), dan tidak diahiri tanda titik.

4.  “Aku sejak berupa berudu sudah bisa berenang” kata Ulu.

(Salah)

Alasan : Kalimat pengiring harus diakhiri dengan satu tanda koma dan satu spasi apabila bagian kalimat pengiring terletak setelah kalimat petikan.

5.  masa kau tidak bisa? Berenang itu sangat mudah, julurkan saja kakimu,” Ulu menjulurkan kakinya, “dan tendang ke belakang seperti ini! Ups, maaf, kakimu kan pendek.” Sambil tertawa, Ulu melompat meninggalkan semut.

(Salah)

Perbaikan kalimat tersebut adalah

“Masa kau tidak bisa? Berenang itu sangat mudah, julurkan saja kakimu,” Ulu menjulurkan kakinya, “dan tendang ke belakang seperti ini! Ups, maaf, kakimu kan pendek,” sambil tertawa, Ulu melompat meninggalkan semut.

Demikian, semoga ada manfaatnya.

Lihat Materi: Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP Semester Genap
Sumber:

Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 (Edisi Revisi)

Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 (Edisi Revisi)

Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2019. 

Artikel SebelumnyaLKPD Penggunaan Kalimat Langsung dan Penulisan Kata Seru
Artikel SelanjutnyaPemetaan Pikiran Tentang Isi Buku

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini