Menjadi Orang-orang yang Beriman Setelah Melihat Kebenaran

Tafsir Al-Qur’an: Surah Thaahaa ayat 70-71

0
661

Kajian Tafsir Surah Thaahaa ayat 70-71. Para pesihir Fir’aun menjadi orang-orang yang beriman setelah melihat kebenaran, dan teguhnya mereka di atas keimanan meskipun disakiti. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَى (٧٠) قَالَ آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَلأقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلافٍ وَلأصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عَذَابًا وَأَبْقَى (٧١)

Lalu para pesihir itu merunduk bersujud (kepada Allah), seraya berkata, “Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa.” Dia (Fir’aun) berkata, “Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu. Sesungguhnya dia itu pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu. Maka sungguh, akan kupotong tangan dan kakimu secara bersilang, dan sungguh, aku akan salib kamu pada pangkal pohon kurma dan sungguh, kamu pasti akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksaannya.”  (Q.S. Thaahaa : 70-71)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Fa ulqiyas saharatu sujjadan (maka para tukang sihir itu tersungkur bersujud), yakni maka mereka pun bersujud, dan saking cepatnya mereka bersujud, maka seakan-akan mereka jatuh tersungkur.

Qālū (mereka berkata), yakni para tukang sihir itu.

Āmannā bi rabbi hārūna wa mūsā (“Kami percaya kepada Rabb Harun dan Musa”).

Qāla (Fir‘aun berkata) kepada mereka.

Āmaηtum lahū qabla an ādzana lakum (“Apakah kalian beriman kepadanya sebelum aku memberikan izin kepada kalian), yakni sebelum aku memerintahkan hal itu kepada kalian.

Innahū (sesungguhnya dia), yakni Musa.

La kabīrukum (adalah pemimpin kalian), yakni pengajar kalian.

Alladzī ‘allamakumus sihra fa la uqath-thi‘anna aidiyakum wa arjulakum  min khilāfin (yang telah mengajari kalian sihir. Karena itu, aku benar-benar akan memotong tangan dan kaki kalian secara bersilang), yakni memotong tangan kanan dan kaki kiri.

Wa la ushallibannakum fī judzū‘in nakhli wa la ta‘lamunna ayyunā asyaddu. adzābaw wa abqā (dan aku juga benar-benar akan menyalib kalian pada pangkal pohon kurma. Dan sungguh kalian akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih dahsyat dan lebih kekal siksaannya”), apakah aku, ataukah Rabb Musa dan Harun itu


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-16 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Lalu para pesihir itu merunduk bersujud (kepada Allah), seraya berkata, “Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa.”
  2. [25]Dia (Fir’aun) berkata, “Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu. Sesungguhnya dia itu pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu. Maka sungguh, akan kupotong tangan dan kakimu secara bersilang[26], dan sungguh, aku akan salib kamu pada pangkal pohon kurma dan sungguh, kamu pasti akan mengetahui siapa di antara kita[27] yang lebih pedih dan lebih kekal siksaannya.”

[25] Setelah bukti yang jelas itu, ternyata Fir’aun malah bertambah kekafirannya, maka ia mempengaruhi akal kaumnya dan memberitahukan kepada mereka, bahwa menangnya Musa melawan para pesihir bukanlah karena kebenarannya, bahkan karena sebelumnya Musa ‘alaihis salam dengan para pesihir telah mengadakan kesepakatan untuk mengeluarkan Fir’aun dan kaumnya dari negerinya. Ketika kaumnya mendengar kata-kata Fir’aun itu, mereka pun menerimanya dan menyangka bahwa perkataan Fir’aun itu benar, dan memang kaumnya adalah orang-orang fasik.

[26] Maksudnya, tangan kanan dan kaki kiri atau sebaliknya.

[27] Yakni dengan persangkaannya antara dia (Fir’aun) dengan Allah ‘Azza wa Jalla; siapa yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya. Fir’aun merubah hakikat yang sebenarnya dan menakut-nakuti orang-orang yang tidak berakal. Oleh karena itu, ketika para pesihir mengetahui yang hak, dan Allah mengaruniakan kepada mereka akal yang dengannya mereka dapat mengetahui hakikat yang sebenarnya, maka mereka menjawab ancaman Fir’aun dengan berkata, “Kami tidak akan memilih tunduk kepadamu atas bukti-bukti nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan atas Allah yang telah menciptakan kami. Maka putuskanlah yang hendak engkau putuskan. Sesungguhnya engkau hanya dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini.”

.

Tafsir Jalalain

  1. (Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud) yakni mereka bersujud kepada Allah swt. (seraya berkata, “Kami telah percaya kepada Rabb Harun dan Musa”).
  2. (Berkatalah) Firaun, (“Apakah kalian telah beriman) dapat dibaca A-amantum dan Aamantum (kepada Musa sebelum aku memberi izin) sebelum aku mengizinkan (kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpin kalian) guru kalian (yang mengajarkan sihir kepada kalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik) lafal Min Khilaafin berkedudukan menjadi Hal, artinya secara bersilang, yaitu tangan kanan dengan kaki kiri (dan sesungguhnya aku akan menyalib kalian pada pangkal pohon kurma) yakni pada pohon kurma (dan sesungguhnya kalian akan mengetahui siapa di antara kita) yakni diri Firaun sendiri dan Rabb Nabi Musa (yang lebih pedih dan lebih kekal siksaannya”) bila ada orang yang melanggar kepadanya.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah diriwayatkan dari Sa’id ibnu Salam, bahwa telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Abdullah ibnu Salman, dari Salim Al-Aftas, dari Sa’id ibnu Jubair sehubungan dengan makna firman-Nya: Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud. (Thaha: 70) Bahwa mereka melihat kedudukan mereka (di surga) dalam sujud mereka. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah dan Al-Qasim ibnu Abu Buzzah.

Allah Swt. menceritakan tentang kekufuran Fir’aun, keingkaran, kelewatbatasannya, dan kesombongannya terhadap perkara yang hak dengan kebatilan yang dipegangnya, setelah ia melihat mukjizat besar yang menakjubkannya dan melihat orang-orang yang tadinya membantu-nya kini berbalik menjadi orang-orang yang beriman kepada Tuhannya Musa. Hal itu terjadi di hadapan mata orang banyak, bahkan seluruh rakyat negeri Mesir, Fir’aun mengalami kekalahan yang fatal. Tetapi peristiwa itu tidaklah memudarkan kesombongan dan keingkarannya, bahkan ia menggunakan kekuasaan dan kedudukan serta pengaruhnya terhadap para ahli sihir, lalu ia mengancam dan memperingatkan mereka, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

Apakah kalian telah beriman. (Thaha: 71)

Maksudnya, apakah kalian mempercayai Musa sekarang.

sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. (Thaha: 71)

Yakni aku tidak memerintahkan kepada kalian untuk itu yang berarti kalian membangkang terhadapku. Fir’aun mengucapkan kata-kata yang ia sendiri, para ahli sihir, dan semua orang mengetahui bahwa ia dusta karena dikalahkan.

Sesungguhnya dia adalah pemimpin kalian yang mengajarkan sihir kepada kamu sekalian. (Thaha: 71)

Yaitu kalian telah belajar ilmu sihir dari Musa dan kalian telah sepakat dengannya untuk melawanku juga rakyatku agar kalian menampakkan kemenangan kalian terhadapku. Sama halnya dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:

إِنَّ هَذَا لَمَكْرٌ مَكَرْتُمُوهُ فِي الْمَدِينَةِ لِتُخْرِجُوا مِنْهَا أَهْلَهَا فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ

sesungguhnya perbuatan ini adalah suatu muslihat yang telah kalian rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya darinya; maka kelak kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian ini). (Al-A’raf: 123)

Kemudian Fir’aun mulai mengancam mereka melalui ucapannya yang disitir oleh firman-Nya:

Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma. (Thaha: 71)

Yakni sungguh aku benar-benar akan mencincang kalian, membunuh kalian, dan memamerkan tubuh kalian.

 Ibnu Abbas mengatakan bahwa Fir’aun adalah orang yang mula-mula melakukan hukuman seperti itu. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.

Firman Allah Swt.:

dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya. (Thaha: 71)

Yakni kalian telah mengatakan bahwa aku dan kaumku berada dalam kesesatan, sedangkan kalian dan Musa beserta kaumnya berada pada jalan petunjuk. Maka kelak kalian akan mengetahui siapa yang akan mendapat siksa dan siapa yang kekal dalam siksanya. Setelah Fir’aun menyerang para ahli sihir dengan ancamannya itu, maka mereka dengan suka rela bersedia mengurbankan dirinya demi membela Allah Swt.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaAllah Lebih Baik Pahala-Nya dan Lebih Kekal Azab-Nya
Artikel SelanjutnyaTidak Akan Menang Pesihir Itu, Dari Mana Pun Ia Datang