Mengikuti Panggilan Penyeru Tanpa Berbelok-belok

Tafsir Al-Qur’an: Surah Thaahaa ayat 108

0
615

Kajian Tafsir Surah Thaahaa ayat 108. Keadaan pada hari kiamat. Pada hari itu mereka mengikuti panggilan penyeru tanpa berbelok-belok. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

يَوْمَئِذٍ يَتَّبِعُونَ الدَّاعِيَ لا عِوَجَ لَهُ وَخَشَعَتِ الأصْوَاتُ لِلرَّحْمَنِ فَلا تَسْمَعُ إِلا هَمْسًا (١٠٨)

Pada hari itu mereka mengikuti (panggilan) penyeru tanpa berbelok-belok (membantah); dan semua suara tunduk merendah kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, sehingga yang kamu dengar hanyalah bisik-bisik. (Q.S. Thaahaa : 108)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Yauma-idzin (pada hari itu), yakni pada hari kiamat itu.

Yattabi‘ūnad dā‘iya (manusia akan mengikuti penyeru), yakni akan bergegas menuju penyeru.

Lā ‘iwaja lahū (tanpa berbelok-belok), yakni tanpa melihat ke kiri dan ke kanan.

Wa khasya‘atil ashwātu lir rahmāni (dan merendahlah semua suara kepada Yang Maha Pengasih), yakni karena kehebatan Yang Maha Pengasih.

Fa lā tasma‘u (karena itu kamu tidak akan mendengar), hai Muhammad!

Illā hamsā (kecuali bisikan saja), yakni langkah-langkah yang halus seperti langkah unta.


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-16 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Pada hari itu mereka mengikuti (panggilan) penyeru[20] tanpa berbelok-belok (membantah)[21]; dan semua suara tunduk merendah kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, sehingga yang kamu dengar hanyalah bisik-bisik[22].

[20] Yang dimaksud dengan penyeru di sini ialah malaikat yang memanggil manusia untuk menghadap ke hadirat Allah. Menurut As Suhailiy, dia adalah malaikat Israfil.

[21] Mereka tidak sanggup menolak atau tidak mengikuti. Menurut Syaikh As Sa’diy, hal itu adalah ketika mereka dibangkitkan dari kubur dan bangun darinya, lalu mereka dipanggil oleh penyeru untuk datang dan berkumpul ke padang mahsyar, lalu mereka semua mengikuti dengan segera dan tidak menoleh, tidak miring ke kanan maupun ke kiri.

[22] Yaitu suara pijakan kaki ketika menuju ke padang mahsyar. Mereka menunggu keputusan Ar Rahman, wajah-wajah mereka tertunduk. Ketika itu, engkau melihat orang kaya dan orang miskin, laki-laki dan wanita, orang merdeka dan budak, raja dan rakyatnya, semuanya terdiam, mereka tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada mereka, dan masing-masing sibuk terhadap urusannya tidak peduli lagi terhadap bapak dan saudaranya, kawan dan kekasihnya. Ketika itu, Hakim Yang Maha Adil (Allah) memberikan keputusan, orang yang berbuat baik akan dibalas dengan ihsan-Nya dan orang yang berbuat buruk akan memperoleh kerugian dan kekecewaan.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Pada hari itu) pada hari ketika gunung-gunung itu dihancurkan (manusia mengikuti) manusia semuanya mengikuti sesudah mereka dibangunkan dari kuburannya (penyeru) yang menggiring mereka dengan suaranya ke padang Mahsyar, dia adalah malaikat Israfil. Dia mengatakan, “Kemarilah kamu sekalian ke hadapan Tuhan Yang Maha Pemurah” (dengan tidak berbelok-belok) sewaktu mereka menuruti panggilan suara itu. Atau dengan kata lain mereka tidak mempunyai kemampuan untuk tidak mengikuti anjuran suara itu (dan merendahlah) yakni menjadi tenanglah (semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar melainkan hanya bisikan saja) suara telapak kaki mereka sewaktu berjalan menuju ke padang Mahsyar bagaikan suara teracak kaki unta bila berjalan.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Ta’aala berfirman:

Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru dengan tidak berbelok-belok. (Thaha: 108)

Yakni di hari mereka menyaksikan keadaan dan huru-hara hari kiamat ini, mereka bersegera memenuhi seruan yang memanggil mereka. Ke mana pun seruan itu memerintahkan kepada mereka, maka mereka segera menurutinya. Seandainya ketaatan seperti itu dilakukan oleh mereka ketika hidup di dunia, tentulah membawa manfaat bagi mereka. Tetapi nasi telah menjadi bubur, hal itu tiada manfaatnya bagi mereka. Hal yang sama telah disebutkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:

أَسْمِعْ بِهِمْ وَأَبْصِرْ يَوْمَ يَأْتُونَنَا

Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada kami. (Maryam: 38)

Dan firman Allah Swt. yang mengatakan:

مُهْطِعِينَ إِلَى الدَّاعِ

mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. (Al-Qamar: 8)

Muhammad ibnu Ka’b Al-Qurazi mengatakan bahwa kelak di hari kiamat Allah menggiring manusia dalam kegelapan, langit telah digulung, bintang-bintang berhamburan, dan matahari serta rembulan telah lenyap. Lalu terdengarlah suara seruan (yang menyeru manusia), maka manusia pun mengikutinya dengan taat. Yang demikian itu disebutkan di dalam firman Allah Swt.:  Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru dengan tidak berbelok-belok, (Thaha: 108)

Menurut Qatadah, makna yang dimaksud ialah mereka tidak menyimpang dari perintah seruan. Menurut Abu Saleh, tidak berbelok-belok.

Firman Allah Swt.:

dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. (Thaha: 108)

Ibnu Abbas mengatakan bahwa semuanya diam, tiada yang bersuara. Hal yang sama dikatakan oleh As-Saddi.

maka kamu tidak mendengar kecuali hanya bisikan saja. (Thaha: 108)

Sa’id ibnu Jubair telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan hams ialah suara langkah. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah, Mujahid, Ad-Dahhak, Ar-Rabi’ ibnu Abas, Qatadah, Ibnu Zaid, dan lain-lainnya.

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja. (Thaha: 108) Yakni suara bisikan, dan itu adalah riwayat yang bersumber dari Ikrimah dan Ad-Dahhak.

Sa’id ibnu Jubair telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja. (Thaha: 108) Yakni suara bisikan dan suara langkah kaki.

Sa’id menggabungkan kedua takwil tersebut, dan itu bisa saja terjadi. Yang dimaksud dengan langkah kaki ialah suara langkah manusia ketika menuju ke Padang Mahsyar, mereka berjalan dengan tenang dan merendahkan diri. Adapun yang dimaksud dengan suara bisikan, barangkali terjadi di suatu keadaan tertentu, tidak di semua keadaan saat itu. Sesungguhnya Allah Swt. telah berfirman:

يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلا بِإِذْنِهِ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ

Di kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang bahagia. (Hud: 105)

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaPada Hari Itu Tidak Berguna Syafaat
Artikel SelanjutnyaTidak Akan Melihat Lagi Ada Tempat yang Rendah dan yang Tinggi