Hai sahabat! Membaca merupakan kegiatan wajib bagi seorang pelajar. Saya yakin Anda setuju dengan pernyataan tersebut. Tiada hari tanpa membaca karena membaca merupakan jalan lurus menuju manusia cerdas dan berjaya. Dengan membaca kita bisa memperoleh banyak wawasan dan pengetahuan. Dengan membaca kita pun bisa memperoleh hiburan dan kesenangan.
Wah, suatu ungkapan yang bijaksana andai kita bisa melaksanakannya.
Kita mengetahui bahwa buku (bacaan) itu ada dua jenis, yaitu buku fiksi dan nonfiksi.
Apabila yang kita baca adalah kumpulan cerpen, cerita bersambung, kumpulan dongeng, novel, roman, puisi atau drama, maka buku-buku yang Anda baca tersebut tergolong jenis buku fiksi. Sedangkan apabila yang kita baca adalah buku pelajaran, buku ilmiah populer, esai, jurnal, atau biografi, maka buku tersebut tergolong ke dalam buku nonfiksi.
Kita bisa memikirkan kembali, apa yang kita inginkan ketika membaca novel? Mungkin jawaban kita adalah untuk memperoleh hiburan ataupun kesenangan. Kita akan terhibur ketika muncul berbagai perasaan seiring dengan perjalanan hidup yang dialami tokoh novel tersebut. Alur cerita yang ditulis pengarang sangat menarik, sampai-sampai kita hanyut terbawa alur yang diceritakannya.
Tidak demikian halnya ketika kita membaca buku pelajaran, buku ilmiah, ataupun buku nonfiksi lainnya; yang kita peroleh ketika itu adalah sejumlah informasi, pengetahuan, ataupun wawasan.
Sepintas kita dapat membedakan jenis buku fiksi dan nonfiksi. Namun agar lebih paham terhadap perbedaan tersebut sebelum gurumu memberikan tugas. Ada baiknya kita memahami dulu perbedaan buku fiksi dan buku nonfiksi tersebut.
Yuk, kita simak!
Untuk membedakan buku fiksi dan nonfiksi tidak bisa dengan melihat gaya bahasanya.
Apakah anda setuju?
Membedakan buku fiksi dan nonfiksi tidak bisa dengan melihat gaya bahasanya. Karena bisa saja kita menemukan buku fiksi dengan menggunakan bahasa yang sangat serius dan formal. Begitu pun mungkin saja ada buku nonfiksi dengan bahasa sastra yang mendayu-dayu, berbunga-bunga, disajikan dengan sangat santai dan tidak formal.
Perbedaan antara buku fiksi dan nonfiksi hanya terletak pada masalah “fakta atau khayalan”?
Buku fiksi merupakan buku yang berisi cerita. Walaupun penulis seringkali mengadopsi peristiwa-peristiwa, tokoh-tokoh, latar dan fakta-fakta tertentu, namun itu semua dibuat agar lebih menarik dan pembaca bisa merasakan bahwa peristiwa tersebut seolah-olah nyata.
Ide ceritanya hanyalah rekaan belaka atau imajinatif. memiliki tema berupa ide yang diuraikan dalam cerita, memiliki alur/plot sehingga tergambar urutan peristiwa, ada tokoh dan penokohan, adanya latar (setting) yang menjelaskan mengenai dimensi ruang dan waktu serta suasana dalam sebuah cerita, dan memiliki sudut pandang kepenulisan, berupa posisi penulis dalam cerita.
Sedangkan buku nonfiksi merupakan buku yang berisi kejadian sebenarnya. Buku nonfiksi ditulis berdasarkan fakta yang bersumber dari hasil pengamatan dan data. Bukan mengarang-ngarang. Isinya dapat dipertanggungjawabkan. Dan karena itu, buku nonfiksi sering dijadikan sumber informasi oleh pembaca.
Jadi, buku fiksi adalah buku yang berisi cerita yang ditulis berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Tulisannya banyak dipengaruhi oleh subjektifitas pengarangnya.
Sedangkan buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan fakta, kenyataan, atau hal-hal yang benar-benar ada dan terjadi. buku nonfiksi memiliki objektifitas yang membangkitkan nalar pembaca.
Mudah-mudahan dengan menyimak penjelasan tadi, peserta didik kelas 8 yang menggunakan Kurikulum 2013 edisi revisi 2017 dapat mengerjakan kegiatan berikut.
Kegiatan 9.1
- Termasuk bagian dari jenis teks apakah cuplikan di bawah ini: fiksi atau nonfiksi? Kemukakanlah alasan-alasannya! Berdiskusilah untuk membahas masalah-masalah tersebut!
- Orang-orang yang kebetulan melewati jalan itu sepertinya selalu ingin berhenti. Mereka ingin mengetahui sesuatu yang telah terjadi di sana. Orang yang lalu lalang ingin langsung melihat keadaan ibu itu. Dia terlihat lemah. Badannya yang hanya rangka dan kulit ditutupi kaus berwarna hitam dan celana cokelat yang lusuh. Bibirnya kering, pecah-pecah hampir terkelupas. Napasnya terengah-engah dan tampak payah. Lalu, seorang ibu datang memecahkan keriuhan suasana, membawa segelas air. Ibu itu membangunkan badannya sampai dia terduduk. Kemudian, air itu diberikan kepadanya. Sesudah itu dia mengangguk dan mengucapkan terima kasih.
- Begitulah Anya setiap harinya. Ia gemar belanja. Hal itu bermula ketika ia sering diejek temannya karena dibilang anak pingit. Setiap pulang sekolah, ia langsung pulang dan tak pernah kumpul-kumpul di warung bakso apalagi jalan-jalan ke pertokoan. Baru setelah Irene mentraktir Anya makan di sebuah pusat perbelanjaan, ia mulai tertarik. Seterusnya ia kecanduan. Akan tetapi, akhir-akhir ini, kegemarannya tersebut telah membuatnya begitu boros. Pernak-pernik maupun aksesoris-aksesoris yang sebenarnya tidak ia butuhkan, tetap diborong dengan alasan gengsi.
Kutipan |
Jenis Buku |
Alasan |
1 | ||
2 |
Tulislah dua buah kutipan yang masing-masing bersumber dari buku fiksi dan nonfiksi. Jelaskan pula alasan kefiksian atapun kenonfiksian dari kutipan-kutipan tersebut!
Kutipan |
Sumber Buku |
Alasan Kefiksian/Kenonfiksian |
Tugas Individu
Kunjungilah perpustakaan sekolahmu. Bacalah lima buah buku yang masing-masing berupa fiksi dan nonfiksi. Catalah identitas buku itu yang meliputi judul, penulis/pengarang, penerbit, jumlah halaman. Jelaskan pula isi buku itu secara ringkas!
Buku Fiksi |
||||
Judul |
Pengarang |
Penerbit |
Jumlah Halaman |
Isi Buku |
Buku Nonfiksi |
||||
Judul |
Pengarang |
Penerbit |
Jumlah Halaman |
Isi Bku |
Demikian, semoga ada manfaatnya.
Salam Literasi .
Materi tersebut merupakan materi dalam mendukung RPP KD 3.17.
Lihat pula: Tag Semua Kegiatan Literasi
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VIII Edisi Revisi 2017.