Kisah Nabi Syu’aib ‘Alaihis Salam

Tafsir Al-Qur’an: Surah Hud ayat 84

0
314

Kajian Tafsir Surah Hud ayat 84. Kisah Nabi Syu’aib ‘alaihis salam, perintahnya kepada kaumnya untuk beribadah kepada Allah, tidak mengurangi takaran dan timbangan, dan peringatan agar tidak mengadakan kerusakan di bumi. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْباً قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُواْ اللّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـهٍ غَيْرُهُ وَلاَ تَنقُصُواْ الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِنِّيَ أَرَاكُم بِخَيْرٍ وَإِنِّيَ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُّحِيطٍ -٨٤

Dan kepada (penduduk) Madyan(Kami utus) saudara mereka, Syu’aib. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (makmur). Dan sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab pada hari yang membinasakan (kiamat). (Q.S. Hud : 84)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Wa ilā madyana (dan kepada Madyan), yakni dan Kami mengutus kepada penduduk Madyan.

Akhāhum (saudara mereka), yakni nabi mereka.

Syu‘aibā, qāla yā qaumi‘budullāha (Syu‘aib. Dia berkata, “Wahai kaumku, beribadahlah kalian kepada Allah), yakni hendaklah kalian mengesakan Allah Ta‘ala.

Mā lakum min ilāhin ghairuh (sekali-kali tidak ada tuhan bagi kalian selain-Nya), yakni selain yang aku perintahkan agar kalian beriman kepada-Nya.

Wa lā tangqushul mīkyāla wal mīzāna (dan janganlah kalian mengurangi takaran dan timbangan), yakni mengurangi hak-hak orang lain yang berhubungan dengan takaran dan timbangan.

Innī arākum bi khairin (sebab aku melihat kalian berada dalam keadaan yang baik), yakni berada dalam kemakmuran, memiliki harta benda, dan harga-harga pun cukup murah.

Wa innī akhāfu ‘alaikum (dan sesungguhnya aku mengkhawatirkan kalian), jika kalian enggan beriman kepada-Nya dan tidak menyempurnakan takaran dan timbangan.

‘Adzāba yaumim muhīth ([akan ditimpa] azab hari yang menyelimuti”), yakni azab yang akan melingkupi kalian, hingga tak seorang pun di antara kalian dapat terbebas dari keadaan paceklik, kekeringan, dan lain sebagainya.


BACA JUGA: Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-12 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Dan kepada (penduduk) Mad-yan[1] (Kami utus) saudara mereka[2], Syu’aib. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (makmur)[3]. Dan sesungguhnya aku khawatir[4] kamu akan ditimpa azab pada hari yang membinasakan (kiamat)[5].

[1] Kabilah yang sudah dikenal, mereka tinggal di Madyan; dekat dengan Palestina.

[2] Senasab, karena mereka sudah mengenal Beliau sebelumnya dan agar mereka dapat mengambil petunjuk darinya.

[3] Sehingga tidak butuh melakukan kecurangan.

[4] Jika kamu tidak beriman.

[5] Tanpa menyisakan sedikit pun dari kalian.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Dan) Kami utus (kepada penduduk Madyan saudara mereka (Syu‘aib. Ia berkata, “Hai kaumku! Sembahlah Allah) tauhidkanlah Dia (sekali-kali tiada Tuhan bagi kalian selain Dia. Dan janganlah kalian kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kalian dalam keadaan yang baik) kalian hidup dalam keadaan yang menyenangkan sehingga kalian tidak perlu melakukan pengurangan takaran dan timbangan (dan sesungguhnya aku) (khawatir terhadap kalian) jika kalian tidak mau beriman (akan azab hari yang membinasakan”) hari yang meliputi kalian dengan kebinasaan. Lafal yaum disifati dengan lafal muhith mengandung pengertian majaz, karena terjadinya azab itu pada hari tersebut.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Subhaanahu wa Ta’aala menyebutkan, “Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada penduduk kota Madyan yang penghuninya terdiri atas suatu kabilah dari kalangan bangsa Arab. Mereka tinggal di kawasan antara Hijaz dan Syam, dekat dengan Ma’an, suatu kota yang dikenal dengan nama mereka; kota tersebut dijuluki dengan sebutan kota Madyan.”

Allah mengutus Nabi Syu’aib kepada mereka. Nabi Syu’aib berasal dari keturunan orang yang terhormat di kalangan mereka. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

Saudara mereka Syu’aib. (Hud: 84)

Nabi Syu’aib memerintahkan mereka untuk menyembah kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Nabi Syu’aib pun melarang mereka mengurangi takaran dan timbangan mereka.

Sesungguhnya aku melihat kalian dalam keadaan yang baik (mampu). (Hud: 84)

Yakni penghidupan dan rezeki kalian dalam keadaan baik-baik saja, dan sesungguhnya aku takut bila kenikmatan yang ada pada kalian itu dicabut dari kalian karena kalian mengerjakan hal-hal yang diharamkan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’aala

Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap kalian akan azab hari yang membinasakan (kiamat). (Hud: 84)

Maksudnya, di hari akhirat nanti.

Hanya Allah-lah Yang Maha mengetahui dan hanya bagi Allah-lah segala puji.

 

Artikel SebelumnyaPenuhilah Takaran dan Timbangan dengan Adil
Artikel SelanjutnyaAllah Ta’aala Menjungkirbalikkan Negeri Kaum Luth