Janganlah Khawatir, Sesungguhnya Allah Bersama Kalian

Tafsir Al-Qur’an: Surah Thaahaa ayat 45-46

0
617

Kajian Tafsir Surah Thaahaa ayat 45-46. Perintah kepada Nabi Musa ‘alaihis salam dan Nabi Harun ‘alaihis salam untuk menghadap Fir’aun. Janganlah khawatir, sesungguhnya Allah bersama kalian. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قَالا رَبَّنَا إِنَّنَا نَخَافُ أَنْ يَفْرُطَ عَلَيْنَا أَوْ أَنْ يَطْغَى (٤٥) قَالَ لا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى (٤٦)

Keduanya berkata, “Ya Tuhan Kami, sungguh, kami khawatir dia akan segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas.”Allah berfirman, “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama kamu berdua, Aku mendengar  dan melihat.” (Q.S. Thaahaa : 45-46)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Qālā rabbanā innanā nakhāfu ay yafrutha ‘alainā (keduanya berkata, “Rabbana, sesungguhnya kami takut kalau dia akan segera menyiksa kami), yakni memukuli kami.

Au ay yath-ghā (atau melampaui batas”), yakni membunuh (kami).

Qāla (Dia berfirman), yakni Allah Ta‘ala berfirman kepada keduanya.

Lā takhāfā (“Janganlah kalian takut) akan dipukuli atau dibunuh.

Innanī ma‘akumā (sesungguhnya Aku bersama kalian), yakni akan menolong kalian.

Asma‘u (Aku mendengar) apa pun yang akan dia timpakan kepada kalian.

Wa arā (dan Melihat”) perbuatannya terhadap kalian.


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-16 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Keduanya berkata, “Ya Tuhan Kami, sungguh, kami khawatir dia akan segera menyiksa kami[14] atau akan bertambah melampaui batas[15].”

[14] Yakni sebelum risalah-Mu sampai dan sebelum kami menegakkan hujjah kepadanya.

[15] Terhadap kami dengan bersikap sombong.

  1. Allah berfirman, “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama kamu berdua[16], Aku mendengar[17] dan melihat[18].”

[16] Dengan memberikan pertolongan.

[17] Apa yang diucapkannya.

[18] Apa yang dilakukannya.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Berkatalah mereka berdua, “Ya Rabb kami! Sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami) mengambil keputusan yang cepat untuk menyiksa kami (atau akan bertambah melampaui batas”) terhadap kami, yakni bertambah takabbur.
  2. (Allah berfirman, “Janganlah kamu berdua takut sesungguhnya Aku beserta kamu berdua) Aku akan membantu kamu berdua (Aku mendengar) apa yang dikatakannya (dan melihat) apa yang dikerjakannya.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Swt. menceritakan perihal Musa dan Harun, bahwa keduanya mengadu kepada Allah Swt. dan memohon perlindungan kepada-Nya:

sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melewati batas. (Thaha: 45)

Keduanya bermaksud bahwa keduanya merasa takut jika Fir’aun begitu melihat keduanya langsung menyiksanya atau menangkap keduanya, lalu menghukumnya. Sedangkan keduanya tidak berhak untuk mendapat sambutan seperti itu.

Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa makna farat ialah segera. Sedangkan menurut Mujahid, Musa dan Harun merasa khawatir bila Fir’aun menangkap keduanya.

Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna Yatga dalam ayat ini ialah menyerang.

Allah berfirman, “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat.” (Thaha: 46)

Maksudnya, janganlah kamu berdua takut kepada Fir’aun sesungguhnya Aku selalu bersamamu, Aku mendengar pembicaraanmu dan pembicaraannya, dan Aku melihat tempatmu dan tempatnya, tiada sesuatu pun dari perkara kalian yang samar bagi-Ku. Dan ketahuilah olehmu berdua bahwa ubun-ubun (roh) Fir’aun berada di dalam genggaman kekuasaan-Ku.

Maka tidaklah ia berbicara, dan tidak bernafas, tidak pula memukul kecuali dengan seizin-Ku dan sesudah ada perintah dari-Ku. Aku selalu bersamamu melalui pemeliharaan-Ku, pertolongan dan dukungan-Ku.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah, dari Al-A’masy, dari Amr ibnu Murrah, dari Abu Ubaidah, dari Abdullah yang mengatakan bahwa ketika Allah mengutus Musa kepada Fir’aun, Musa bertanya, “Wahai Tuhanku, apakah yang harus aku katakan?” Allah berfirman, “Katakanlah, ‘Hayya syarahiya’.” Al-A’masy menafsirkan kalimat tersebut dengan terjemahan berikut, “Akulah Yang Hidup sebelum adanya segala sesuatu, dan Akulah yang hidup sesudah segala sesuatu tiada.” Sanad riwayat ini jayyid, tetapi mengandung sesuatu yang garib.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaKeselamatan Itu Dilimpahkan kepada Orang yang Mengikuti Petunjuk
Artikel SelanjutnyaBerbicaralah dengan Kata-kata yang Lemah Lembut