Jalan untuk Mencapai Segala Sesuatu

Tafsir Al-Qur’an: Surah Al-Kahf ayat 84-85

0
669

Kajian Tafsir Surah Al-Kahf ayat 84-85. Kisah Zulqarnain dan pemberian Allah Subhaanahu wa Ta’aala kepadanya jalan untuk mencapai segala sesuatu. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

إِنَّا مَكَّنَّا لَهُ فِي الْأَرْضِ وَآتَيْنَاهُ مِن كُلِّ شَيْءٍ سَبَباً -٨٤- فَأَتْبَعَ سَبَباً -٨٥

Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi, dan Kami telah memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu. Maka dia pun menempuh suatu jalan. (Q.S. Al-Kahf : 84-85)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Innā makkannā lahū (sesungguhnya Kami telah memberikan kekuasaan kepadanya), yakni telah menganugerahkan kepadanya.

Fil ardli wa ātaināhu (di bumi, dan Kami telah memberinya), yakni telah mengaruniainya.

Ming kulli syai-iη sababā (jalan terhadap segala sesuatu), yakni pengetahuan tentang jalan dan tempat-tempat pemberhentian.

Fa atba‘a sababā (maka dia mengikuti suatu jalan), yakni lalu dia menempuh suatu jalan.


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-16 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi[18], dan Kami telah memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu[19],

[18] Allah Ta’ala memberikan kerajaan kepadanya dan membuatnya mampu mendatangi berbagai penjuru dunia.

[19] Yakni Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberikan kepadanya sebab-sebab untuk mencapai maksudnya.

  1. Maka dia pun menempuh suatu jalan[20].

[20] Yakni jalan menuju arah barat.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di muka bumi) dengan memudahkan perjalanan baginya di muka bumi ini (dan Kami telah memberikan kepadanya di dalam menghadapi segala sesuatu) yang ia perlukan (jalan untuk mencapainya) jalan yang dapat mengantarkannya kepada yang dikehendakinya.
  2. (Maka dia pun menempuh suatu jalan) yakni dia menempuh jalan ke arah Barat.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah Swt.:

Sesungguhnya Kami telah memberikan kekuasaan kepadanya di (muka) bumi. (Al-Kahfi: 84)

Yakni Kami berikan kepadanya kerajaan yang besar lagi kokoh dengan menguasai segala apa yang dimiliki oleh semua raja, berupa kekuasaan, balatentara, peralatan perang, dan perlengkapannya. Karena itulah dia berhasil menguasai belahan timur dan barat bumi ini. Semua negeri tunduk kepadanya dan semua raja di bumi takluk di bawah kekuasaannya. Semua bangsa, baik yang Arab maupun yang non-Arab, berkhidmat kepadanya. Karena itulah ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa sesungguhnya ia dijuluki dengan sebutan Zulqarnain karena kekuasaannya mencapai dua tanduk matahari, yaitu bagian timur dan bagian baratnya.

Firman Allah Swt.:

Dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu. (Al-Kahfi: 84)

Ibnu Abbas, Mujahid, Sa’id ibnu Jubair, Ikrimah, As-Saddi, Qatadah, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan jalan untuk mencapai segala sesuatu ialah ilmu.

Qatadah telah mengatakan pula sehubungan dengan makna firman-Nya: dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu. (Al-Kahfi: 84) bahwa yang dimaksud ialah semua tempat di bumi dan tanda-tandanya.

Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu. (Al-Kahfi: 84) Yakni menguasai semua bahasa manusia; disebutkan bahwa tidak sekali-kali dia berbicara kepada suatu kaum, melainkan dengan bahasa mereka dalam misi perangnya.

Ibnu Luhai’ah telah meriwayatkan, telah menceritakan kepadaku Salim ibnu Gailan, dari Sa’id ibnu Abu Hilal, bahwa Mu’awiyah pernah menanyakan kepada Ka’bul Ahbar tentang perkataannya yang mengatakan, “Zulqarnain menambatkan kuda tunggangannya di bintang Surayya (yakni di langit).” Ka’b menjawab bahwa ia mengatakan demikian karena sesungguhnya Allah Swt. pernah berfirman: dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu. (Al-Kahfi: 84)

Sanggahan Mu’awiyah kepada Ka’b ini adalah pendapat yang benar, dan Mu’awiyah memang berhak mengingkari apa yang dikatakan oleh Ka’b itu. Mu’awiyah pernah mengatakan tentang Ka’b, “Sesungguhnya kami menguji tentang kebenarannya, dan kami menjumpainya dusta.” Yakni dusta apa yang dinukilnya itu, bukan dia memodifikasi apa yang telah dinukil dari lembaran-lembaran yang ada padanya. Yang jelas apa yang tercatat di dalam lembaran-lembarannya adalah kisah-kisah Israiliyat. Sebagian besar darinya sudah dirubah dan diselewengkan serta dibuat-buat, kita sama sekali tidak memerlukannya; kita telah mempunyai pegangan, yaitu berita dari Allah dan Rasul-Nya. Karena sesungguhnya kisah-kisah Israiliyat itu banyak memasukkan keburukan dan kerusakan yang luas dampaknya di kalangan orang banyak.

Takwil yang dikemukakan oleh Ka’b sehubungan dengan makna firman-Nya: dan Kami memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu. (Al-Kahfi: 84) dengan bersandarkan kepada apa yang tercatat di dalam lembaran-lembaran miliknya, yang antara lain mengatakan bahwa Zulqarnain menambatkan kuda tunggangannya di bintang Surayya merupakan takwil  yang tidak benar, tidak rasional karena tidak ada jalan bagi manusia untuk dapat mencapainya, tidak pula menaiki tangga-tangga langit (yakni terbang).

Allah Swt. telah berfirman menceritakan Ratu Balqis:

وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ

Dan dia dianugerahi segala sesuatu. (An-Naml: 23)

Yakni dianugerahi segala sesuatu yang dimiliki oleh para raja. Demikian pula Zulqarnain, Allah telah memudahkan kepadanya semua jalan, yaitu jalan dan sarana untuk membuka semua kawasan dan negeri yang ada di muka bumi, menghancurkan semua musuh, serta menundukkan semua raja di bumi, dan mengalahkan semua orang musyrik. Sesungguhnya dia telah dianugerahi semua jalan untuk mencapai segala sesuatu yang diinginkannya. Hanya Allah-lah yang mengetahui kebenarannya.

Di dalam kitab Al-Mukhtarah karya tulis Ad-Diyaul Maqdisi telah disebutkan sebuah asar yang diriwayatkan melalui Qutaibah, dari Abu Awwanah, dari Sammak ibnu Harb, dari Habib ibnu Hammad yang telah menceritakan bahwa ketika ia berada di tempat (majelis) Ali r.a. ada seorang lelaki menanyakan kepadanya tentang Zulqarnain, mengapa dia dapat sampai ke belahan timur dan belahan barat bumi. Ali r.a. menjawab, “Maha suci Allah, Allah telah menundukkan awan baginya, telah menganugerahkan kepadanya jalan untuk mencapai segala sesuatu, serta menganugerahkan kepadanya kekuasaan yang luas.”

Ibnu Abbas telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: maka dia pun menempuh suatu jalan. (Al-Kahfi: 85) Yang dimaksud dengan sababan ialah tempat.

Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: maka dia pun menempuh suatu jalan. (Al-Kahfr. 85) Bahwa yang dimaksud ialah tempat dan jalan antara belahan timur dan barat, yakni yang menghubungkan di antara keduanya. Menurut suatu riwayat yang bersumberkan dari Mujahid, sababan ialah kedua belahan bumi yang berlawanan letaknya.

Qatadah telah mengatakan bahwa makna ayat ialah, maka dia pun menempuh semua tempat di bumi dan semua tanda-tanda yang ada padanya.

Ad-Dahhak telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: maka dia pun menempuh suatu jalan. (Al-Kahfi: 85) Yakni tempat-tempat yang ada di bumi,

Sa’id ibnu Jubair telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: maka dia pun menempuh suatu jalan. (Al-Kahfi: 85) Bahwa yang dimaksud dengan sababan ialah ilmu.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah dan Ubaid ibnu Ya’la serta As-Saddi.

Matar mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sababan ialah tanda-tanda dan bekas-bekas peninggalan yang telah ada sebelum zaman itu.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaMatahari Terbenam di Dalam Laut yang Berlumpur Hitam
Artikel SelanjutnyaKisah Zulqarnain