Hidup Manusia Penuh dengan Perjuangan

Tafsir Al-Qur’an: Surah Al Balad. Ayat 4

0
1313

Kajian Tafsir:  Surah Al Balad. Ayat 4, Hidup manusia penuh dengan perjuangan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي كَبَدٍ -٤

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (Q.S. Al Balad : 4)

 .

Laqad khalaqnal iηsāna (sesungguhnya Kami telah Menciptakan manusia), yakni Kaldah bin Usaid.

Fī kabad (dalam kesukaran). Menurut satu pendapat, menderita kerugian dalam urusan dunia dan akhirat.

Dan menurut pendapat yang lain,

fī kabad (dalam kesukaran), yakni dalam kesulitan.  (Tafsir Ibnu Katsir)


Di sini Link untuk Tafsir Al-Qur’an Juz ‘Amma (Juz ke-30)


Tafsir Jalalain

  1. (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) semuanya (berada dalam susah payah) yaitu lelah dan susah karena selalu menghadapi musibah-musibah di dunia dan kesengsaraan-kesengsaraan di akhirat.

.

Hidayatul Insan bi tafsiril Qur’an

  1. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah[4].

[4] Yakni penuh dengan penderitaan dan merasakan berbagai musibah di dunia, di alam barzakh dan pada hari Kiamat. Oleh karena itu, sepatunya ia berusaha melakukan perbuatan yang dapat menghilangkan penderitaan itu dan mendatangkan kegembiraan serta kesenangan selama-lamanya. Jika ia tidak melakukannya, maka ia akan senantiasa dalam penderitaan. Bisa juga maksudnya, bahwa Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya; dia ditakdirkan untuk dapat bertindak dan melakukan pekerjaan yang berat, namun sayang dia tidak bersyukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala terhadap nikmat yang besar itu, bahkan bersikap angkuh dan sombong dengan keadaannya kepada Penciptanya. Cukuplah sebagai bukti kebodohan dan kezalimannya ketika ia menyangka bahwa keadaan itu akan tetap langgeng padanya dan bahwa kemampuannya akan terus dimilikinya. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, “Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa atasnya?”

.

Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah Swt.:

Sesunggahnya kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (Al-Balad: 4)

Telah diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid. Ibrahim An-Nakha’i, Khaisamah, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya, bahwa maknayang dimaksud ialah dalam keadaan tegak lurus. ibnu Abbas dalam suatu riwayat yang bersumber darinya menambahkan dalam keadaan tegak lurus di dalam perut ibunya. Al-kabad artinya tegak lurus. Kesimpulan dari pendapat ini menyatakan bahwa Kami telah. menciptakan manusia dengan sempurna dan tegak, semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الْإِنْسانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ فِي أَيِّ صُورَةٍ مَا شاءَ رَكَّبَكَ

Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. (Al-Infithar: 6-8)

Dan firman Allah Swt.:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (At-Tin: 4)

Ibnu Abu Najih, Juraij, dan Ata telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah dalam keadaan susah payah, yakni kejadian yang susah; bukankah engkau lihat manusia itu bagaimana kelahirannya dan bagaimana tumbuh gigi-giginya.

Mujahid mengatakan bahwa makna firman Allah Swt.: berada dalam susah payah. (Al- Balad: 4) Yakni dari nutfah menjadi ‘alaqah, lalu menjadi segumpal daging. Dengan kata lain, manusia itu diciptakan dalam keadaan susah payah. Mujahid mengatakan bahwa ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). (Al-Ahqaf:15) dan ibunya menyusuinya dengan susah payah, dan kehidupan dia semasa bayinya susah payah pula, maka dia mengalami fase-fase tersebut dengan susah payah.

Sa’id ibnu Jubair mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (Al- Balad: 4) Yaitu dalam keadaan susah dan mencari penghidupan. Ikrimah mengatakan dalam keadaan susah payah yang berkepanjangan. Qatadah mengatakan dalam keadaan susah (masyaqat).

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Isam, telah menceritakan kepada kami Abu Asim, telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid ibnu Ja’far, bahwa ia pernah mendengar Muhammad ibnu Ali alias Abu Ja’far Al-Baqir bertanya kepada seorang lelaki dari kalangan Ansar mengenai makna firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (Al- Balad: 4) Lalu ia menjawab bahwa untuk dapat berdiri dan tegaknya, manusia mengalami susah payah. Dan Abu Ja’far Al-Baqir tidak menyangkal kebenarannya.

Telah diriwayatkan pula melalui jalur Abu Maudud, bahwa ia pernah mendengar Al-Hasan membaca ayat ini, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (Al- Balad: 4) Yakni mengalami susah payah dalam menanggulangi suatu urusan dari perkara dunianya dan suatu urusan dari perkara akhiratnya. Dan menurut riwayat yang lain, disebutkan mengalami kesusahan hidup di dunia dan kesusahan di akhirat.

Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firrnan-Nya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (Al- Balad: 4) Bahwa Adam diciptakan di langit, karenanya ia dinamakan Al Kabad. Tetapi Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah berada dalam kesusahan menghadapi semua urusan dan penanggulangannya yang berat.

Hanya Allah Yang Maha Mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaMenentang Kebenaran dan Mendustakannya
Artikel SelanjutnyaNegeri yang Paling Utama Secara Mutlak

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini