Berita Tentang Jin yang Mendengarkan Al Qur’an

Tafsir Al-Qur’an: Surah Al-Jinn (Jin).

0
889

Kajian Tafsir:  Surah Al-Jinn (Jin). Surah ke-72. Makkiyyah. 28 ayat Turun sesudah Surah Al-A’raf. Ayat 1-2, Berita tentang sebagian jin yang mendengarkan Al Qur’an, lalu mereka tersentuh olehnya dan beriman serta mengagungkan Allah Subhaanahu wa Ta’aala.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآناً عَجَباً -١- يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَن نُّشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَداً -٢

Katakanlah (hai Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur’an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami. (Q.S. Al-Jinn : 1-2)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Qul ūhiya ilayya (katakanlah, telah diwahyukan kepadaku), yakni hai Muhammad, katakanlah kepada orang-orang kafir penduduk Mekah,

Ūhiya ilayya (telah diwahyukan kepadaku), yakni Jibril telah diutus kepadaku lalu ia mengabari aku.

Annahustama‘a nafarun (bahwasanya telah mendengarkan sekumpulan), yakni sembilan orang.

Minal jinni (jin), yakni kelompok jin Nashibiyyin di Yaman.

Fa qālū (kemudian mereka berkata) setelah mereka beriman dan kembali kepada kaumnya, Wahai kaum kami!

Innā sami‘nā qur-ānan ‘ajabā (Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan), yakni telah mendengarkan bacaan Al-Qur’an yang menakjubkan, mulia, dan agung, yang mirip dengan Kitab Musa a.s. Mereka adalah para penganut Taurat.

Yahdī ilar rusydi (ia memberi petunjuk kepada jalan yang benar), yakni kepada yang benar, petunjuk, dan kebenaran lā ilāha illlallāh.

Fa āmannā bih (lalu kami pun beriman kepadanya), yakni kepada Nabi Muhammad ﷺ dan Al-Qur’an.

Wa lan nusyrika bi rabbinā ahadā (dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorang pun dengan Rabb kami), yakni mempersekutukan iblis dengan Rabb kami.


Di sini Link untuk Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-29


Hidayatul Insan bi tafsiril Qur’an

  1. [1]Katakanlah (Muhammad kepada manusia), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (bacaan Al Quran)[2], lalu mereka berkata, “Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al-Qur’an),

[1] Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu Abbas ia berkata, “Rasulullah ﷺ pernah pergi bersama beberapa orang para sahabatnya menuju pasar ‘Ukazh. Sedangkan para setan telah dihalangi mendengarkan berita dari langit; mereka telah dilempari panah api sehingga mereka kembali (tidak jadi mencuri berita), dan (setan-setan) yang lain berkata, “Ada apa dengan kamu?” Mereka menjawab, “Kami telah dihalangi mendapatkan berita dari langit dan telah dihujani panah-panah api.” Lalu (setan-setan yang lain itu) mengatakan, “Tidaklah keadaannya demikian kecuali karena ada sesuatu yang terjadi. Oleh karena itu, lakukanlah perjalanan di bagian timur bumi dan bagian baratnya, kemudian lihatlah apa yang sedang terjadi.” Maka mereka (para setan itu) pergi ke bagian timur bumi dan bagian baratnya untuk melihat kejadian apa yang menghalangi mereka untuk mendengarkan berita dari langit. Sedangkan para setan yang pergi menuju Tihamah pergi mendatangi Rasulullah ﷺ di Nakhlah ketika Beliau sedang dalam perjalanan menuju pasar ‘Ukazh dan shalat Subuh dengan para sahabatnya. Ketika mereka mendengarkan Al-Qur’an, maka mereka memperhatikannya dengan seksama dan berkata, “Inilah yang menghalangi kamu mendengar berita dari langit.” Ketika itulah mereka kembali ke kaum mereka dan berkata, “Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al-Qur’an), (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami,” Dan Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat kepada Nabi-Nya, “Katakanlah (Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (bacaan Al Quran),…dst.” (Hadits ini diriwayatkan pula oleh Muslim, Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Jarir, Hakim, Baihaqi dan Abu Nu’aim dalam Al Hilyah).

[2] Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah menghadapkan mereka (sekumpulan jin) kepada Nabi Muhammad ﷺ untuk mendengarkan ayat-ayat-Nya agar hujjah tegak terhadap mereka, nikmat menjadi sempurna dan mereka menjadi pemberi peringatan terhadap kaum mereka. Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan Rasul-Nya ﷺ untuk menceritakan berita ini kepada manusia, dimana ketika mereka (sekumpulan jin) tiba di dekat Beliau, mereka berkata kepada sesama mereka, “Diamlah.” setelah mereka semua terdiam, mereka mendengarnya dan memahami maknanya, dan hakikatnya pun sampai ke hati mereka.

  1. (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar[3], lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami[4],

[3] Yakni yang menunjukkan kepada segala yang bermaslahat bagi manusia baik bagi agama maupun dunia mereka. Inilah arti Ar Rusyd.

[4] Setelah ini. Mereka menggabung antara ‘beriman’ yang masuk ke dalamnya semua amal baik, dan antara bertakwa yang mengandung arti meninggalkan keburukan. Sebab yang mendorong mereka beriman dan melakukan pengiringnya adalah apa yang mereka ketahui dari pengarahan Al-Qur’an, kandungannya yang terdiri dari maslahat, faedah dan menjauhi bahaya. Hal itu, karena Al-Qur’an adalah ayat yang agung, hujjah yang qath’i bagi orang yang mengambil sinar darinya dan mengambil petunjuk darinya.

Itulah iman yang bermanfaat yang membuahkan segala kebaikan yang dibangun di atas petunjuk Al-Qur’an, berbeda dengan iman karena ikut-ikutan yang berada dalam bahaya syubhat dan berbagai aral yang melintang.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Katakanlah) hai Muhammad! (“Telah diwahyukan kepadaku) maksudnya aku telah diberitahu oleh Allah melalui wahyu-Nya (bahwasanya) dhamir yang terdapat pada lafal annahu ini adalah dhamir sya’n (telah mendengarkan) bacaan Al-Qur’anku (sekumpulan jin.”) yakni jin dari Nashibin; demikian itu terjadi sewaktu Nabi ﷺ sedang melakukan shalat Subuh di lembah Nakhlah, yang terletak di tengah-tengah antara Mekah dan Thaif. Jin itulah yang disebutkan di dalam firman-Nya, “Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu.” (Q.S. Al-Ahqaf 29) (lalu mereka berkata) kepada kaum mereka setelah mereka kembali kepada kaumnya: (“Sesungguhnya kami telah mendengarkan Alquran yang menakjubkan) artinya mereka takjub akan kefasihan bahasanya dan kepadatan makna-makna yang dikandungnya, serta hal-hal lainnya.
  2. (Yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar) yaitu kepada keimanan dan kebenaran (lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan) sesudah hari ini (seorang pun dengan Rabb kami.)

.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk menceritakan kepada kaumnya bahwa ada makhluk jin yang mendengarkan bacaan Al-Qur’an-nya, lalu mereka beriman dan membenarkannya serta taat kepadanya. Untuk itu Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

Katakanlah (hai Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur’an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar.” (Al-Jin: 1-2)

Yakni memberi petunjuk ke jalan yang lurus dan keberhasilan.

lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami. (Al-Jin: 2)

Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

وَإِذْ صَرَفْنا إِلَيْكَ نَفَراً مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ

Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al-Qur’an. (Al-Ahqaf: 29)

Hanya Allah Yang Maha Mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaSebagian Jin yang Mendengarkan Al-Qur’an
Artikel SelanjutnyaDoa untuk Kedua Orangtua dan yang Beriman