Belajar dengan Gajah Mada

0
7765

Anak-anakku terutama bagi kelas VII, jika buku paket yang kamu gunakan untuk belajar Bahasa Indonesia adalah buku “Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VII, Edisi Revisi 2016, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia”, maka kamu akan menemukan beberapa cerita fantasi yang menarik. Salah satunya berjudul Belajar dengan Gajah Mada.

Cerita Belajar dengan Gajah Mada tersebut, di ruang ini kita akan coba telaah untuk berlatih dalam memberikan komentar. Hal ini sudah menjadi tuntutan kurikulum agar kita mampu mengomentari dan memberi penghargaan atas karya cerita fantasi teman kita.

Dan dalam rangka implementasi program penilaian, marilah kita baca kembali kutipan cerita berikut dengan cermat!

Belajar dengan Gajah Mada

Minggu pagi yang cerah Ardi, Handi, dan Dani berada di Candi Trowulan. Mereka merupakan siswa pilihan dari sebuah SMP yang sedang melakukan tugas pengamatan untuk karya ilmiah remaja. Di tengah keramaian orang yang sedang berwisata, mereka sibuk menyelesaikan laporannya.

“Tolooong,“ tiba-tiba terdengar suara Handi berteriak minta tolong. Dani dan Ardi yang berada tidak jauh dari tempat itu segera berlari menghampiri. Betapa kagetnya mereka berdua melihat Handi berada di sebuah lubang dan hanya kelihatan tangannya. Dengan reflek Ardi dan Dani menarik berusaha menolong Handi. Tapi “Aaahh…! terdengar teriakan keras dan mereka bertiga terseret masuk ke lubang itu.

“Dimana kita??” Ardi bertanya sambil menatap tembok sekelilingnya yang memancarkan kemilau keemasan.

“Tempat apa ini?” Handi dan Dani bertanya hampir bersamaan.

Tiba-tiba, di hadapan mereka, muncul laki-laki bertubuh kekar.

“Kalian bertiga saya panggil untuk menemui leluhurmu!” laki-laki tegap itu berujar dengan penuh wibawa. Ketiga anak itu terbelalak.

“Sii aa .. pa Bapak?” sambil gemetar Handi memberanikan diri untuk bertanya.

“Aku yang berjanji tak akan makan buah palapa sebelum Nusantara bersatu,” jawab laki-laki itu dengan mata tajam menatap ke arah tiga anak yang masih ketakutan itu.

“Gaajah Maada …!” suara ketiganya seperti tercekat.

“Ya benar akulah Gajah Mada yang sejak muda berusaha keras berlatih untuk menjadi orang berguna,” suara laki-laki itu dengan sangat berwibawa.

“Apa yang sudah kamu lakukan untuk menyiapkan dirimu agar menjadi orang berguna,” mata laki-laki itu lekat menatap Handi. Kemudian dia beralih memegang bahu Ardi dan Dani.

“Saya berusaha menjadi juara kelas dengan belajar tiap hari,” Ardi menjawab agak terbata-bata.

“Saya belajar tiap malam sehingga saya selalu rangking satu di sekolah,” Handi menyahut.

“Saya les semua mata pelajaran sehingga selalu mendapat prestasi Matematika tertinggi di kelasku,” Dani menimpali jawaban teman-temannya.

“Belum cukup, kalian semua harus menambahkan jawaban lagi dengan benar untuk dapat dikembalikan ke tempat semula,” laki-laki itu semakin mendekat. Ketiga anak itu berpikir keras untuk mengungkapkan hal terbaik apa yang telah diperbuat selama ini. Setelah satu jam berpikir keras Handi membuka pembicaraan.

“Saya selalu berusaha untuk tidak terlambat datang ke sekolah dan menyelesaikan tugas tepat waktu,” Handi memulai mengajukan ide.

“Saya berusaha bekerja keras dan tidak mencontek waktu ujian,” kata-kata Ardi meluncur deras. “Saya mendengarkan teman yang berbeda pendapat dan meresponnya dengan santun,” Dani bertutur dengan lancar.

Selesai Dani menyelesaikan kalimatnya, terdengar dentuman keras. Buuuum…! Seakan ada yang mengangkat mereka bertiga tiba-tiba sudah kembali berada di area Candi Trowulan tempat mereka melakukan pengamatan. Ketiganya mengusap mata. Seakan tidak percaya mereka saling berangkulan.

“Benar kata Gajah Mada tadi…” Handi berucap lirih.

“Iya kita tidak cukup hanya hanya dengan pintar” Ardi berkata hampir tak terdengar.

“Ya kita harus memiliki perilaku yang baik…” Dani berteriak lantang sambil menyeret kedua temannya menuju area candi yang harus diamati. Mereka bertiga bertekad menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Seperti biasanya mereka bekerja keras untuk menghasilkan sebuah karya.

BACA JUGA : Materi Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 7 Semester 1

Memberikan komentar dan penghargaan

Yang menjadi pertanyaan sekarang, aspek apa saja dan bagaimanakah caranya memberikan komentar itu?

Anak-anakku, dalam buku “Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VII, Edisi Revisi 2016. terdapat panduan memberikan komentar dan penghargaan melalui kotak berikut.

No.

Aspek

Deskripsi Cerita Fantasi

1

Judul ·     Apakah judul menggambarkan keseluruhan isi teks?

·     Apakah judul singkat, padat, dan jelas?

2

Orientasi ·     Apakah ada perkenalan tentang para pelaku, terutama pelaku utama, apa yang dialami pelaku, dan di mana peristiwa itu terjadi?

3

Komplikasi ·     Apakah muncul konflik, para pelaku bereaksi terhadap konflik, kemudian konflik meningkat?

·     Apakah pengarang membangun konflik dengan cara yang menarik?

·     Konflik batin ataukah fisik?

·     Apakah konflik mencapai puncaknya?

·     Apakah puncak konflik tersebut dikemas dengan cara yang unik, menarik, atau mengesankan?

4

Resolusi ·     Apakah konflik terpecahkan dan terdapat penyelesaiannya?

·     Penyelesaian bersifat terbuka (pembaca dibebaskan untuk melanjutkan akhir ceritanya) atau tertutup (pengaranglah yang menunjukkan akhir ceritanya)?

·     Apakah penyelesaiannya menarik atau mengesankan?

5

Amanat atau Moral (Tersurat/ Tersirat)

 

·     Apakah ada pesan-pesan moral yang disuarakan pengarang?

·     Apakah pesan-pesan itu disampaikan secara tersurat atau tersirat?

·     Apakah pesan-pesan itu disampaikan secara wajar, tidak menggurui?

6

Orisinalitas ide ·     Apakah karyamu asli hasil idemu sendiri dan belum pernah ada sebelumnya? Asli tetapi modifikasi.

7

Kreativitas pengembangan cerita

 

·     Apakah peristiwa yang dikembangkan rinci dan unik?

·     Apakah pilihan kata dalam cerita menarik?

·     Apakah dialog-dialog yang dikembangkan menarik dan menghidupkan cerita?

Baca juga: Menyelami Keajaiban Cerita Fantasi

Contoh paparan komentar

Berdasarkan panduan komentar yang terdapat pada kotak tersebut, maka lahirlah sebuah paparan komentar berikut, misalnya:

Salah satu cerita yang saya baca dari buku paket adalah Belajar dengan Gajah Mada. Judul cerita ini ditulis singkat, padat, dan jelas, juga dapat menggambarkan keseluruhan isi teks.

Cerita Belajar dengan Gajah Mada ini memiliki bagian struktur cerita yang lengkap yaitu alur dimulai dari orientasi, komplikasi, dan diakhiri resolusi.

Bagian orientasi berupa mengenalkan latar waktu pada Minggu pagi, latar suasana yang cerah di tengah keramaian orang yang sedang berwisata, suasana kesibukan dalam menyelesaikan laporannya yang dilakukan tokoh-tokoh seperti Ardi, Handi, dan Dani, dan memperkenalkan latar tempat  di Candi Trowulan.

Bagian komplikasi berupa timbul masalah dari terdengarnya suara Handi berteriak minta tolong karena ia berada di sebuah lubang sampai teman-teman yang menolongnya pun terperangkap masuk ke masa lalu. Mereka bertemu dan belajar banyak hal dari Gajah Mada dan mereka bisa dikembalikan ke tempat semula kalau bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan Gajah Mada.

Pengarang membangun konflik dengan cara yang menarik. Konflik dikembangkan dengan melompat pada zaman yang berbeda. Para pelaku bereaksi terhadap setiap yang dialami. konflik yang dimunculkan adalah konflik batin bahkan konflik fisik. Dari mulai konflik sederhana kemudian meningkat dan mencapai puncaknya.

Bagian resolusi ditandai dengan gambaran bahwa permasalahan yang dihadapi tokoh mulai ada titik terang atau ada penyelesaian setelah Dani menyelesaikan kalimatnya dan terdengar dentuman keras. Seakan ada yang mengangkat mereka bertiga tiba-tiba sudah kembali berada di area Candi Trowulan tempat mereka melakukan pengamatan.

Dengan demikian konflik dapat terpecahkan dan terdapat penyelesaian yang menarik dan mengesankan. Penyelesaian bersifat tertutup. Pada cerita ini pengaranglah yang menunjukkan akhir ceritanya.

Cerita fantasi Belajar dengan Gajah Mada tentu penuh dengan pesan-pesan moral yang disuarakan pengarang. Pesan-pesan tersebut disampaikan secara tersurat, banyak pula yang tersirat melalui dialog antar tokoh seperti dalam kalimat, “Ya kita harus memiliki perilaku yang baik…” Dani berteriak lantang sambil menyeret kedua temannya menuju area candi yang harus diamati. Mereka bertiga bertekad menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Seperti biasanya mereka bekerja keras untuk menghasilkan sebuah karya.

Pesan-pesan itu disampaikan secara wajar dan tidak menggurui.

Belajar dengan Gajah Mada merupakan hasil ide pengarang yang belum pernah ada sebelumnya. Peristiwa-demi peristiwa dikembangkan secara rinci dan unik dengan pilihan kata yang menarik. Dialog-dialog yang dikembangkan pun menarik dan menghidupkan cerita.

Cerita tersebut menggunakan latar lintas waktu. Cerita dimulai dengan latar Candi Trowulan kemudian tokoh mengalami peristiwa ajaib yang membawa para tokoh ke zaman Kerajaan Majapahit.

Demikian, semoga ada manfaatnya.

Artikel SebelumnyaCiri Teks Prosedur dari Segi Isinya
Artikel SelanjutnyaLatihan Soal Menentukan Tokoh, Latar, dan Urutan Peristiwa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini