Allah Menurunkan Baitullah Bersama-sama Adam

Kajian Tafsir: Surah Al-Baqarah ayat 127

0
38

Surah Al-Baqarah ayat 127. Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan terkait Allah menurunkan Baitullah bersama-sama dengan Adam ketika Adam diturunkan ke bumi.

Abdur Razzaq mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Qatadah yang telah menceritakan bahwa Allah menurunkan Baitullah bersama-sama Adam. Adam diturunkan oleh Allah ke bumi, dan tempat turunnya ialah di India.

Ketika itu kepala Adam berada di langit, sedangkan kedua kakinya di bumi. Maka para malaikat merasa takut kepadanya, lalu Allah mengurangi tingginya menjadi enam puluh hasta. Maka Adam merasa sedih karena ia tidak dapat lagi mendengar suara para malaikat dan suara tasbih mereka.

Adam mengadukan hal tersebut kepada Allah, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, Hai Adam, sesungguhnya Aku telah menurunkan buatmu sebuah rumah untuk tawaf-mu, sebagaimana di sekitar ‘Arasy-Ku para malaikat bertawaf, dan kamu shalat padanya sebagaimana mereka melakukan shalat di dekat ‘Arasy-Ku.

Maka Adam berangkat menuju Baitullah seraya memanjangkan langkah-langkahnya, di antara setiap dua langkah akan terjadi padang sahara, dan sahara-sahara tersebut masih tetap ada sesudahnya. Setelah sampai di Baitullah, Adam melakukan tawaf padanya, demikian pula para nabi lainnya sesudahnya.

Simak: Surah Al-Baqarah Ayat 286: Merenungi Makna Doa Orang Mukmin

.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Hu-maid, telah menceritakan kepada kami Ya’qub Al-‘Ama, dari Hafs ibnu Humaid, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang telah menceritakan, Allah meletakkan Baitullah di atas pilar-pilar air yang semuanya ada empat pilar, sebelum dunia diciptakan Allah dalam jarak dua ribu tahun, kemudian bumi dihamparkan dari bawah Baitullah.

Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkan, telah menceritakan kepadanya Abdullah ibnu Abu Nujaih, dari Mujahid dan lain-lainnya dari kalangan ahlul ilmi, sesungguhnya Allah ketika hendak memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah, Ibrahim berangkat menuju Baitullah dari negeri Syam seraya membawa Ismail dan ibunya, yaitu Hajar. Ketika itu Ismail masih bayi dan masih menyusu. Mereka menunggang kendaraan menurut yang mereka kisahkan kepadaku yaitu kendaraan buraq dengan ditemani oleh Malaikat Jibril yang menjadi penunjuk jalan ke tempat Baitullah dan tanda-tanda Tanah Suci.

Malaikat Jibril berangkat bersama mereka, dan tersebutlah bahwa tidak sekali-kali Jibril melalui sebuah kampung melainkan Adam berkata, Apakah tempat ini yang diperintahkan kepadamu, hai Jibril? Jibril menjawab, Teruskanlah perjalananmu, hingga sampailah Jibril dan Adam di Mekah.

Saat itu hanya ada tumbuh-tumbuhan rumput berduri, pohon salam serta pohon samar, dan di luar Mekah serta sekelilingnya terdapat bangsa Amaliqah yang menghuni kawasan tersebut. Sedangkan Baitullah ketika itu merupakan sebuah bukit kecil yang batu kerikilnya berwarna merah. Lalu Ibrahim berkata kepada Jibril, Di sinikah engkau diperintahkan agar aku menempatkan keduanya (Hajar dan Ismail, putranya)? Jibril menjawab, Ya.

Kemudian Ibrahim menuju ke tempat Hijir (Ismail), lalu menurunkan keduanya di tempat itu, dan ia memerintahkan kepada Hajar ibu Ismail untuk membuat sebuah tanda di tempat itu, lalu Ibrahim berdoa:

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati sampai dengan mudah-mudahan mereka bersyukur. (Ibrahim: 37)

Tadarus: Juz 1: Meresapi Keagungan Al-Fatihah & Al-Baqarah

.

Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Hassan, telah menceritakan kepadaku Humaid, dari Mujahid yang mengatakan bahwa Allah telah menciptakan tempat ini (Baitullah) sebelum Dia menciptakan sesuatu pun dalam jarak dua ribu tahun. Pilar-pilarnya berada di bumi lapis yang ketujuh. Hal yang sama dikatakan pula oleh Lai ibnu Abu Sulaim, dari Mujahid, bahwa dasar-dasar Baitullah sampai ke bumi lapis yang ketujuh.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Rafi’, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab ibnu Mu’awiyah, dari Abdul Mu-min ibnu Khalid, dari Alya ibnu Ahmar, ketika Zul Qarnain tiba di Mekah, ia menjumpai Ibrahim dan Ismail sedang membina dasar-dasar Baitullah dari lima buah bukit.

Zul Qarnain bertanya, Apakah yang sedang kalian berdua lakukan terhadap tanah kekuasaan kami? Ibrahim menjawab, Kami adalah dua hamba Allah yang diperintahkan untuk membangun Ka’bah ini. Zul Qarnain bertanya, Kalau demikian, kemukakanlah bukti yang memperkuat pengakuan kalian itu. Maka bangkitlah lima ekor domba, lalu kelima-limanya mengatakan, Kami bersaksi bahwa Ibrahim dan Ismail adalah dua orang hamba Allah, yang kedua-duanya diperintahkan untuk membangun Ka’bah ini. Akhirnya Zul Qarnain berkata, Aku rela dan menyerah, kemudian ia melangsungkan perjalanan pengembaraannya.

Al-Azraqi meriwayatkan di dalam kitab Tarikh Mekah-nya bahwa Zul Qarnain ikut tawaf bersama Nabi Ibrahim ‘alaihis salam di Baitullah. Riwayat ini menunjukkan bahwa Zul Qarnain hidup di masa silam sebelum Nabi Ibrahim.

Imam Bukhari mengatakan sehubungan dengan takwil firman-Nya:

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail. (Al-Baqarah: 127), hingga akhir ayat.

Al-qawa’id artinya fondasi atau dasar, bentuk tunggalnya adalah afa’idah; minan nisa (wanita-wanita yang telah berhenti haidnya dan tidak mengandung lagi), bentuk tunggalnya qa’idah pula.

 

Halaman:  1    2         6          10

Artikel SebelumnyaMengenai Masalah Ka’bah
Artikel SelanjutnyaRumah Ibadah Pertama yang Dibangun di Bumi