Surah Al-Baqarah Ayat 61, Latin, Arti, dan Tafsir Pilihan

Kajian Tafsir: Surah Al-Baqarah ayat 61

0
15

Surah Al-Baqarah Ayat 61 menjelaskan keluhan Bani Israil kepada Nabi Musa ‘alaihis salam terkait keinginan mereka untuk memiliki variasi makanan yang lebih beragam selain hanya satu macam.

Mereka meminta kepada Nabi Musa ‘alaihis salam agar memohon kepada Tuhan mereka untuk memberikan makanan yang berbeda, seperti sayur-sayuran, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah. Namun, Nabi Musa ‘alaihis salam menegur mereka karena meminta sesuatu yang kurang baik sebagai ganti dari nikmat yang telah diberikan oleh Allah.

Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نَّصْبِرَ عَلٰى طَعَامٍ وَّاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ مِنْۢ بَقْلِهَا وَقِثَّاۤىِٕهَا وَفُوْمِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۗ قَالَ اَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ اَدْنٰى بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ ۗ اِهْبِطُوْا مِصْرًا فَاِنَّ لَكُمْ مَّا سَاَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ

.

Tulisan Latin dan Arti Al-Baqarah Ayat 61

Mari kita simak keindahan surah Al-Baqarah ayat 61 dengan melihat teks dalam tulisan latin dan artinya.

Wa idz qultum (dan [ingatlah] ketika kalian berkata).

Yā mūsā lan nashbira ‘alā tha‘āmiw wāhidin (Hai Musa, sekali-kali kami tidak dapat bersabar dengan satu makanan saja).

Fad ‘u (karenanya, berdoalah).

Lanā rabbaka yukhrij lanā mimmā tumbitul ardlu (untuk kami kepada Rabb-mu agar Dia mengeluarkan untuk kami dari segala apa yang ditumbuhkan bumi).

Mim baqlihā wa qits-tsā-ihā wa fūmihā wa ‘adasihā wa bashalihā, qāla (berupa sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah. Berkatalah dia).

A tastabdilūnal ladzī huwa adnā (Apakah kalian hendak mengambil sesuatu yang buruk).

Bil ladzī huwa khair (sebagai pengganti sesuatu yang lebih baik).

Simak: Surah Al-Baqarah Ayat 286: Merenungi Makna Doa Orang Mukmin

.

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 61

Mari kita bersama-sama merenungkan makna apa yang tafsir sampaikan mengenai Surah Al-Baqarah ayat 61 ini.

.

Tafsir Ibnu Abbas

(dan [ingatlah] ketika kalian berkata), yakni sungguh kalian telah berkata.

(Hai Musa, sekali-kali kami tidak dapat bersabar dengan satu makanan saja), yakni memakan satu jenis makanan berupa manna dan salwā.

(karenanya, berdoalah), yakni memohonlah.

(untuk kami kepada Rabb-mu agar Dia mengeluarkan untuk kami dari segala apa yang ditumbuhkan bumi), yakni segala sesuatu yang keluar dari tanah.

(berupa sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah. Berkatalah dia), yakni Musa ‘alaihis salam berkata kepada mereka.

(Apakah kalian hendak mengambil sesuatu yang buruk), yakni seburuk-buruk bawang putih dan bawang merah.

(sebagai pengganti sesuatu yang lebih baik), yakni sebaik-baik dan seutama manna dan salwā ? Maksudnya, apakah kalian hendak meminta sesuatu yang jelek dan membiarkan sesuatu yang baik? …

Simak: Ayat Kursi, Pencerahan Jiwa dan Kehadiran Ilahi

.

Tafsir Hidayatul Insan

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata[8], Wahai Musa! kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah. Dia (Musa) menjawab, Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik?[9] ….

[8] Dengan sikap bosan dan menganggap rendah tanda tidak bersyukur.

[9] Yakni, Apakah mereka masih mencari makanan yang lebih rendah nilainya dan meninggalkan rezeki bermanfa’at yang telah dipilihkan Allah Ta’ala untuk mereka?

.

Tafsir Jalalain

(Dan ketika kamu berkata, Hai Musa! Kami tidak bisa tahan dengan satu makanan saja!) maksudnya satu macam saja, yaitu manna dan salwa.

(Oleh sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami) sesuatu.

(dari apa yang ditumbuhkan bumi berupa) sebagai penjelasan.

(sayur-mayur, ketimun, bawang putih).

(kacang adas dan bawang merah, maka jawabnya) yaitu jawab Musa kepada mereka.

(Maukah kamu mengambil sesuatu yang lebih rendah atau lebih jelek sebagai pengganti).

(dari yang lebih baik) atau lebih utama? Pertanyaan ini berarti penolakan, tetapi mereka tidak mau menarik permintaan itu hingga Musa pun berdoa kepada Allah, …

Tadarus: Juz 1: Meresapi Keagungan Al-Fatihah & Al-Baqarah

.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah berfirman, Ingatlah kalian akan nikmat-Ku yang telah Kulimpahkan kepada kalian di kala Aku menurunkan manna dan salwa kepada kalian sebagai makanan yang baik, bermanfaat, enak, dan mudah. Ingatlah ungkapan keluhan serta kebosanan kalian terhadap apa yang telah Kami limpahkan kepada kalian, dan kalian meminta kepada Musa menggantinya dengan makanan yang bermutu rendah, seperti sayur mayur dan lain-lainnya yang kalian minta.

Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa mereka terlanjur terbiasa dengan hal tersebut, maka mereka tidak sabar terhadap makanan manna dan salwa. Mereka teringat kepada kehidupan sebelumnya yang biasa mereka jalani. Mereka merupakan kaum yang biasa memakan kacang adas, bawang merah, sayur-sayuran, dan bawang putih (vegetarian). Lalu mereka berkata:

Hai Musa, kami tidak sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, mentimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya. (Al-Baqarah: 61)

Sesungguhnya mereka mengatakan satu jenis makanan karena makanan yang mereka konsumsi hanyalah manna dan salwa saja, setiap harinya hanya itu saja yang mereka makan.

Al-buqul (sayur mayur), al-qitstsa (mentimun), al-‘adas (kacang adas), dan al-basal (bawang merah), semuanya sudah dikenal. Mengenai al-fuum menurut qiraat Ibnu Mas’ud disebut tsum dengan memakai huruf tsa yang artinya ialah bawang putih. Hal yang sama ditafsirkan oleh Mujahid di dalam riwayat Lais ibnu Abu Salim, dari Ibnu Mas’ud, bahwa al fuum artinya :tsaum (bawang putih). Hal yang sama dikatakan pula oleh Ar-Rabi’ ibnu Anas dan Sa’id ibnu Jubair.

Ibnu Abu Hatim meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Rafi’, telah menceritakan kepada kami Abu Imarah (yakni Ya’qub ibnu Ishaq Al-Basri), dari Yunus, dari Al-Hasan sehubungan dengan makna firman-Nya, Wafuumiha. Menurut Ibnu Abbas artinya bawang putih, dan di dalam bahasa kuno disebutkan fumu land yang artinya `buatkanlah roti untuk kami’.

Ibnu Jarir mengatakan, apabila hal tersebut benar, maka lafaz fuumiha termasuk di antara huruf-huruf yang ada penggantian di dalamnya, seperti perkataan mereka, Waqa’uu  fii aatsuuri syarrin (mereka terjerumus di dalam kemeLuth keburukan), dikatakan ’aafuuri syarrin (huruf tsa diganti menjadi fa). Contoh lainnya ialah atsaafii diucapkan menjadi asaatsii, magafiir diucapkan menjadi magatsir, dan lain sebagainya yang serupa; di mana huruf fa diganti menjadi sa, dan huruf tsa diganti menjadi fa, karena makhraj keduanya berdekatan.

Ulama lainnya mengatakan bahwa al-fuum artinya gandum yang biasa dipakai untuk membuat roti.

Ibnu Abu Hatim meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abdul Ala secara bacaan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb secara bacaan, telah menceritakan kepadaku Nafi’ ibnu Abu Na’im, bahwa Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhu pemah ditanya mengenai firman-Nya wafuumihaa: Apakah yang dimaksud dengan fuumihaa? Ibnu Abbas menjawab, Gandum. Selanjutnya Ibnu Abbas mengatakan, Bukankah kamu pernah mendengar ucapan Uhaihah ibnul Jallah yang mengatakan dalam salah satu bait syairnya, yaitu:

Dahulu aku adalah orang yang paling berkecukupan secara pribadi, akulah yang mula-mula melakukan penanaman gandum di Madinah.

Ibnu Jarir meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Hasan, telah menceritakan kepada kami Muslim Al-Juhani, telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Yunus, dari Rasyid ibnu Kuraib dari ayahnya, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya, Wafuumiha. Disebutkan bahwa al fuum adalah gandum menurut dialek Bani Hasyim. Hal yang sama dikatakan pula oleh Ali ibnu Abu Talhah dan Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas; juga oleh Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa al fuum artinya gandum.

Sufyan Ats-Tsauri meriwayatkan dari Ibnu Juraij, dari Mujahid dan Ata mengenai firman-Nya, Wafuumiha. Keduanya mengatakan, yang dimaksud ialah rotinya.

Hasyim meriwayatkan dari Yunus, dari Al-Husain dan Husain, dari Abu Malik mengenai firman-Nya, Wafuumiha, bahwa fuum artinya gandum. Pendapat ini dikatakan oleh Ikrimah, As-Saddi, Al-Hasan Qatadah, dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam serta lain-lainnya.

Al-Jauhari mengatakan bahwa al fum artinya gandum. Ibnu Du-raid mengatakan, al fuum artinya sunbulah (bulir gandum).

Al-Qurtubi meriwayatkan dari Ata dan Qatadah, bahwa al fuum ialah segala jenis biji-bijian yang dapat dijadikan roti. Sebagian ulama mengatakan bahwa al fuum adalah kacang hums menurut dialek Syamiyahl dan orang yang menjualnya disebut faami yang diambil dari kata fuumi setelah diubah sedikit.

Imam Bukhari mengatakan, sebagian ulama mengatakan bahwa fuum artinya segala jenis biji-bijian yang dapat dimakan.

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala:

Musa berkata, Maukah kalian mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? (Al-Baqarah: 61)

Di dalam ungkapan ayat ini terkandung teguran dan celaan terhadap permintaan mereka yang meminta jenis-jenis makanan yang rendah ini, padahal mereka sedang dalam kehidupan yang menyenangkan dan memiliki makanan yang enak lagi baik dan bermanfaat.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Halaman:  1       3

 

Artikel SebelumnyaAl-Baqarah Ayat 61, Latin, Arti, dan Tafsir Pilihan
Artikel SelanjutnyaSurah Al-Baqarah Ayat 60, Latin, Arti, dan Tafsir Pilihan