Tidak Menerima Sedekah Kecuali yang Ikhlas dan Baik

Kajian Tafsir Surah At-Taubah ayat 53-54

0
268

Kajian Tafsir Surah At-Taubah ayat 53-54. Allah Subhaanahu wa Ta’aala tidak menerima sedekah kecuali yang ikhlas dan baik. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قُلْ أَنْفِقُوا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا لَنْ يُتَقَبَّلَ مِنْكُمْ إِنَّكُمْ كُنْتُمْ قَوْمًا فَاسِقِينَ (٥٣) وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلا يَأْتُونَ الصَّلاةَ إِلا وَهُمْ كُسَالَى وَلا يُنْفِقُونَ إِلا وَهُمْ كَارِهُونَ

Katakanlah (Muhammad), “Infakkanlah hartamu baik dengan sukarela maupun dengan terpaksa, namun infakmu tidak akan diterima. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang fasik; (Q.S. At-Taubah : 53)

Dan yang menghalang-halangi infak mereka untuk diterima adalah karena mereka kafir (ingkar) kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak melaksanakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menginfakkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan (terpaksa). (Q.S. At-Taubah : 54)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Qul (katakanlah), hai Muhammad, kepada orang-orang munafik!

Aηfiqū (“Nafkahkanlah) harta kekayaan kalian.

Thau‘an (baik dengan sukarela), yakni atas dasar kesadaran diri kalian.

Au karhan (ataupun terpaksa), yakni terpaksa karena takut dibunuh.

Lay yutaqabbala mingkum (sekali-kali tidak akan diterima dari kalian) nafkah yang kalian keluarkan itu.

Innakum kuηtum qaumaη fāsiqīn (sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang fasik”), yakni orang-orang munafik.

Wa mā mana‘ahum aη tuqbala minhum nafaqātuhum illā annahum kafarū billāhi wa bi rasūlihī (dan tiadalah yang menghalangi nafkah-nafkah mereka untuk diterima melainkan karena mereka kafir kepada Allah Dan Rasul-Nya) di dalam hati mereka.

Wa lā ya’tūnash shalāta illā wa hum kusālā (dan tidaklah mereka mengerjakan shalat melainkan mereka bermalas-malasan), yakni dengan berat hati.

Wa lā yuηfiqūna (dan tidak pula mereka menafkahkan) sesuatu di Jalan Allah.

Illā wa hum karihūn (melainkan mereka terpaksa) dengan hal itu.

BACA JUGA Kajian Tafsir Juz Ke-10 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Katakanlah (Muhammad), “Infakkanlah[10] hartamu baik dengan sukarela maupun dengan terpaksa, namun infakmu tidak akan diterima. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang fasik;

[10] Perintah di sini memberi arti khabar (berita), bahwa infak mereka tidak diterima.

  1. Dan yang menghalang-halangi infak mereka untuk diterima adalah karena mereka kafir (ingkar) kepada Allah dan Rasul-Nya[11] dan mereka tidak melaksanakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menginfakkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan (terpaksa)[12].

[11] Sedangkan iman merupakan syarat diterimanya amal.

[12] Mereka menganggap infak sebagai kerugian. Dalam ayat ini terdapat peringatan bagi kaum mukmin agar tidak menyerupai mereka, seperti malas beribadah, infak dengan hati yang kesal, dsb.

Faedah/catatan:

Perlu diketahui, bahwa nifak terbagi dua:

  1. Nifaq Akbar (Nifaq I’tiqaadiy)

Nifaq Akbar yaitu menampakkan keislaman di luar dan menyembunyikan kekafiran di dalam dirinya. Nifaq ini mengeluarkan seseorang dari Islam, dan Allah mengancam pelakunya dengan neraka di lapisan paling bawah. Nifak Akbar ini ada beberapa macam bentuknya, ada yang berupa mendustakan Nabi ﷺ, ada yang berupa mendustakan apa yang Beliau ﷺ bawa, ada yang berupa membenci Nabi ﷺ, ada yang berupa membenci apa yang dibawa Nabi ﷺ, ada yang berupa senang jika agama Islam tidak berkembang dan ada yang berupa tidak suka jika agama Islam menang.

  1. Nifaq Ashghar/kecil (nifaq ‘amali)

Nifaq Ashghar adalah nifak yang kaitannya dengan amalan, di mana amal tersebut biasanya dilakukan oleh orang-orang munafik. Nifak ini tidak mengeluarkan dari Islam, namun bisa menjadi jembatan ke arah Nifaq Akbar. Contoh Nifaq Ashghar adalah jika dipercaya khianat, jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari, jika bertengkar melakukan tindakan yang kejam, tidak mau mengerjakan shalat berjamaah, menunda-nunda shalat hingga hampir habis waktuya, malas beribadah, sangat berat melakukan shalat terlebih shalat Subuh dan ‘Isya, dsb.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Katakanlah, “Nafkahkanlah harta kalian) demi taat kepada Allah (baik dengan sukarela atau pun dengan terpaksa, namun nafkah itu sekali-kali tidak akan diterima dari kalian) harta yang telah kalian nafkahkan itu. (Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang fasik.”) kalimat perintah di sini mengandung makna kalimat berita.
  2. (Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima) dapat dibaca yuqbala dan dapat pula dibaca tuqbala (dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka) lafal annahum menjadi fa’il/subjek sedangkan lafal an tuqbala objek/maf’ulnya (kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan shalat melainkan dengan malas) dengan berat melakukannya (dan tidak pula menafkahkan harta mereka melainkan dengan rasa enggan) untuk berinfak, karena mereka menganggapnya sebagai suatu kerugian.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala

Katakanlah Nafkahkanlah harta kalian, baik dengan sukarela ataupun dengan terpaksa.” (At-Taubah: 53)

Dengan kata lain, belanjakanlah harta kalian secara sukarela atau terpaksa.

Namun nafkah itu sekali-kali tidak akan diterima dari kalian. Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang fasik. (At-Taubah: 53)

Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’aala menceritakan tentang penyebab nafkah itu tidak diterima dari mereka.

Melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. (At-Taubah: 54)

Yakni sesungguhnya segala amal perbuatan itu dianggap sah hanyalah karena iman.

Dan mereka tidak mengerjakan shalat melainkan dengan malas. (At-Taubah: 54)

Maksudnya, tidak ada semangat bagi mereka untuk beramal, dan tidak ada sikap mereka yang benar.

Dan tidak (pula) mereka menafkahkan. (At-Taubah: 54)

suatu harta pun.

Melainkan dengan rasa enggan. (At-Taubah: 54)

BACA JUGA ayat berikutnya .....

Padahal Nabi ﷺ telah bersabda bahwa Allah tidak akan merasa bosan sehingga kalian sendiri yang bosan. Dan bahwa Allah itu Maha Baik, Dia tidak mau menerima kecuali yang baik. Karena itulah Allah tidak menerima suatu nafkah pun dari mereka, tidak pula suatu amal pun; Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Kecilnyaaku.com

 

Artikel SebelumnyaKagum dengan Harta dan Anak
Artikel SelanjutnyaAllah Akan Menimpakan Azab

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini