Tidak Akan Sesat dan Tidak Akan Celaka

Tafsir Al-Qur’an: Surah Thaahaa ayat 122-123

0
584

Kajian Tafsir Surah Thaahaa ayat 122-123. Kisah Nabi Adam ‘alaihis salam, perintah Allah kepada para malaikat agar sujud kepada Adam dan bagaimana mereka melaksanakan perintah Allah, berbeda dengan Iblis yang malah enggan dan bersikap sombong, serta peringatan agar tidak tertipu oleh rayuan Iblis. Barang siapa mengikuti petunjuk-Nya, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى (١٢٢) قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى (١٢٣)

Kemudian Tuhannya memilih dia, maka Dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk. Dia (Allah) berfirman, “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka ketahuilah barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (Q.S. Thaahaa : 122-123)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Tsummajtabāhu rabbuhū (kemudian Rabb-nya memilih dia) karena bertobat.

Fa tāba ‘alaihi (lalu Dia pun menerima tobatnya), yakni mengampuninya.

Wa hadā (dan memberi petunjuk), yakni memberinya petunjuk untuk bertobat.

Qālahbithā minhā (Allah berfirman, “Turunlah kamu berdua darinya), yakni dari surga.

Jamī‘an (bersama-sama), yaitu Adam a.s. Hawa, ular, dan burung merak.

Ba‘dlukum li ba‘dlin ‘aduwwun (sebagian kalian menjadi musuh bagi sebagian lainnya), yakni ular menjadi musuh Bani Adam, dan sebaliknya Bani Adam menjadi musuh ular.

Fa immā ya’tiyannakum minnī hudan (kemudian jika petunjuk dari-Ku datang kepada kalian), yakni kemudian manakala petunjuk-Ku (kitab dan rasul), datang kepada kalian, hai anak-cucu Adam!

Fa manitaba‘a hudāya (maka barangsiapa mengikuti Petunjuk-Ku), yakni mengikuti Kitab dan Rasul-Ku itu.

Fa lā yadlillu (ia tidak akan tersesat) di dunia dengan mengikuti kedua Petunjuk-Ku itu.

Wa lā yasyqā (dan tidak akan celaka) di akhirat.


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-16 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. [20]Kemudian Tuhannya memilih dia[21], maka Dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk[22].

[20] Setelah itu Adam dan Hawa’ segera bertobat dan berdoa, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”

[21] Maksudnya, Allah memilih Adam ‘alaihis salam untuk menjadi orang yang dekat kepada-Nya.

[22] Oleh karena itu, keadaannya setelah tobat menjadi lebih baik daripada sebelumnya, namun musuhnya kembali melakukan tipu daya terhadapnya, akan tetapi tipu dayanya kalah karena hidayah Allah kepadanya, maka sempurnalah nikmat untuk Adam dan keturunannya, mereka harus bersyukur terhadap nikmat itu, serta tetap waspada terhadap musuh yang senantiasa memantau dan mencari celah untuk menggelincirkan anak Adam di siang dan malam. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, “Wahai anak Adam! Janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya dia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Al A’raaf: 27)

  1. [23]Dia (Allah) berfirman, “Turunlah kamu berdua[24] dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain[25]. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka ketahuilah barang siapa mengikut petunjuk-Ku[26], dia tidak akan sesat[27] dan tidak akan celaka[28].

[23] Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan kepada Adam, Hawa’ dan Iblis untuk turun ke bumi, dan agar Adam dan keturunannya menjadikan setan sebagai musuhnya, selalu bersikap waspada terhadapnya, dan bahwa Dia akan menurunkan kepada mereka kitab-kitab-Nya, dan akan mengutus kepada mereka para rasul untuk menerangkan jalan yang lurus yang menghubungkan ke kampung halaman mereka yang sesungguhnya (surga) dan memperingatkan mereka terhadap musuh yang satu ini (Iblis dan keturunannya atau setan).

[24] Yakni Adam dan Hawa atau Adam dan Iblis.

[25] Seperti melakukan kezaliman antara yang satu dengan yang lain, atau maksudnya, bahwa Adam dan keturunannya menjadi musuh bagi Iblis dan keturunannya.

[26] Yaitu dengan melaksanakan yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang.

[27] Dalam meniti hidup di dunia.

[28] Di akhirat.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Kemudian Rabbnya memilihnya) yakni mendekatkannya ke sisi-Nya (maka Dia menerima tobatnya) sebelum Nabi Adam bertobat (dan memberinya petunjuk) supaya terus-menerus bertobat.
  2. (Allah berfirman, “Turunlah kamu berdua) Adam dan Hawa berikut apa yang telah dikandung oleh kalian yaitu anak cucu kalian (daripadanya) dari surga (bersama-sama, sebagian kalian) sebagian keturunan kalian (menjadi musuh bagi sebagian yang lain) disebabkan sebagian dari mereka berbuat zalim terhadap sebagian yang lain. (Maka jika) lafal Imma ini asalnya terdiri dari In Syarthiyah yang diidgamkan kepada Ma Zaidah (jika datang kepada kalian petunjuk daripada-Ku maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku) yakni Al-Qur’an (maka ia tidak akan sesat) di dunia (dan tidak akan celaka) di akhirat nanti.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah Swt.:

dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya, maka Dia menerima tobatnya dan memimpinnya. (Thaha: 121-122)

قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ بْنُ النَّجَّارِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: حَاجَّ مُوسَى آدَمَ، فَقَالَ لَهُ: أَنْتَ الَّذِي أَخْرَجْتَ النَّاسَ مِنَ الْجَنَّةِ بِذَنْبِكَ وَأَشْقَيْتَهُمْ؟ قَالَ آدَمُ: يَا مُوسَى، أَنْتَ الَّذِي اصْطَفَاكَ اللَّهُ بِرِسَالَاتِهِ وَبِكَلَامِهِ، أَتَلُومُنِي عَلَى أَمْرٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيَّ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَنِي أَوْ: قَدَّرَهُ اللَّهُ عَلَيَّ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَنِي – قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فحج آدم موسى

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Ayyub ibnun Najjar, dari Yahya ibnu Abu Kasir, dari Abu Salamah, dan Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: Musa mendebat Adam, ia mengatakan kepadanya, “Engkaulah yang menyebabkan manusia dikeluarkan dari surga karena dosamu sehingga engkau membuat mereka sengsara.” Adam menjawab, “Hai Musa, engkau adalah orang yang dipilih oleh Allah untuk membawa risalah-Nya dan berbicara langsung denganmu, apakah engkau mencelaku karena suatu perkara yang telah ditetapkan oleh Allah atas diriku sebelum Dia menciptakan aku? Atau sesuatuyang telah ditakdirkan oleh-Nya atas diriku sebelum Dia menciptakan aku?” Rasulullah ﷺ bersabda, “Maka Adam dapat mengalahkan debat Musa.”

Hadis ini mempunyai berbagai jalur periwayatan di dalam kitab Sahihain dan kitab-kitab Musnad.

قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وهب، أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ أَبِي ذُبَابَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ هُرْمُزَ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: حَجَّ آدمُ وَمُوسَى عِنْدَ رَبِّهِمَا، فَحَجَّ آدَمُ مُوسَى، قَالَ مُوسَى: أَنْتَ الَّذِي خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ، وَنَفَخَ فِيكَ مِنْ رُوحِهِ، وَأَسْجَدَ لَكَ مَلَائِكَتَهُ، وَأَسْكَنَكَ فِي جَنَّتِهِ، ثُمَّ أَهْبَطْتَ النَّاسَ إِلَى الْأَرْضِ بِخَطِيئَتِكَ؟ قَالَ آدَمُ: أَنْتَ مُوسَى الَّذِي اصْطَفَاكَ اللَّهُ بِرِسَالَتِهِ وَكَلَامِهِ، وَأَعْطَاكَ الْأَلْوَاحَ فِيهَا تِبْيَانُ كُلِّ شَيْءٍ، وَقَرَّبَكَ نَجِيًّا، فَبِكَمْ وجدتَ اللَّهَ كَتَبَ التَّوْرَاةَ [قَبْلَ أَنْ أُخْلَقَ] قَالَ مُوسَى: بِأَرْبَعِينَ عَامًا. قَالَ آدَمُ: فَهَلْ وجدتَ فِيهَا وَعَصَى آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَى قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: أَفَتَلُومُنِي عَلَى أَنْ عملتُ عَمَلًا كَتَبَ اللَّهُ عَلَيَّ أَنْ أَعْمَلَهُ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَنِي بِأَرْبَعِينَ سَنَةً. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَحَجَّ آدَمُ مُوسَى

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abdul A’la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Anas ibnu Iyad, dari Al-Haris ibnu Abu Zi-ab, dari Yazid ibnu Hurmuz yang mengatakan, ia pernah mendengar Abu Hurairah berkata, bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: Musa dan Adam berdebat di hadapan Tuhannya, tetapi pada akhirnya Adam dapat mematahkan bantahan Musa. Musa berkata, “Engkaulah orang yang diciptakan oleh Allah dengan tangan kekuasaan-Nya sendiri dan meniupkan ke dalam tubuhmu sebagian dari roh (ciptaan)-Nya, dan Dia menyuruh para malaikat bersujud kepadamu, serta menempatkanmu di dalam surga-Nya. Kemudian engkau menurunkan manusia ke bumi karena dosamu.” Adam berkata, “Engkau Musa adalah orang yang telah dipilih oleh Allah untuk membawa risalah-Nya dan berbicara langsung dengan-Nya, serta Dia telah memberikan kepadamu kitab Taurat yang di dalamnya terdapat penjelasan segala sesuatu, dan Dia mendekatkanmu untuk bermunajat (dengan-Nya). Maka berapa lamakah menurutmu Allah telah menulis kitab Taurat sebelum aku diciptakan?” Musa menjawab, “Empatpuluh tahun sebelumnya.” Adam berkata, “Apakah engkau menjumpai padanya (kitab Taurat), bahwa Adam durhaka kepada Tuhannya, sehingga sesatlah ia?” Musa menjawab, “Ya.” Adam berkata, “Mengapa engkau mencelaku karena aku telah mengerjakan suatu perbuatan yang telah ditakdirkan oleh Allah aku harus melakukannya pada waktu empat puluh tahun sebelum Dia menciptakan aku?” Rasulullah bersabda, bahwa akhirnya Adam dapat mengalahkan hujah Musa.

Al-Haris mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abdur Rahman ibnu Hurmuz dengan lafaz yang semisal melalui Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ.

Allah berfirman kepada Adam, Hawa, dan iblis, “Turunlah kalian semua dari surga!” Penjelasan mengenai hal ini telah kami kemukakan dalam tafsir surat Al-Baqarah.

sebagian kalian menjadi musuh bagi sebagian yang lain. (Thaha: 123)

Yakni Adam dan keturunannya lawan iblis dan keturunannya. Firman Allah Swt.:

maka jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku. (Thaha: 123)

Abul Aliyah mengatakan yang dimaksud dengan petunjuk ialah melalui para nabi dan para rasul serta keterangan yang disampaikan mereka.

lalu barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (Thaha: 123)

Ibnu Abbas mengatakan, bahwa dia tidak akan sesat di dunia ini dan tidak akan celaka di akhiratnya nanti.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaDia Akan Menjalani Kehidupan yang Sempit
Artikel SelanjutnyaSetan Membisikkan Pikiran Jahat Kepadanya