Tidak Akan Dirugikan

Tafsir Al-Qur’an: Surah Hud ayat 15-16

0
354

Kajian Tafsir Surah Hud ayat 15-16. Orang-orang kafir diberikan apa yang mereka minta di dunia, mereka di dunia tidak akan dirugikan namun di akhirat tidak ada yang mereka dapatkan selain neraka. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ -١٥- أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ -١٦

Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. Hud : 15-16)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Mang kāna yurīdul hayātad dun-yā (barangsiapa menghendaki kehidupan dunia) dengan ilmu yang telah ditetapkan Allah Ta‘ala untuknya.

Wa zīnatahā nuwaffi ilaihim a‘mālahum fīhā (dan perhiasannya, niscaya Kami akan memberi balasan atas amal-amal mereka dengan sempurna di dunia), yakni niscaya Kami akan memberi mereka pahala yang berlimpah-ruah ketika di dunia, sebagai balasan atas amal-amal mereka.

Wa hum fīhā lā yubkhasūn (dan mereka di dunia tidak akan dirugikan), yakni pahala semua amal mereka tidak akan dikurangi.

Ulā-ikal ladzīna (itulah orang-orang yang) beramal untuk selain Allah.

Laisa lahum fil ākhirati illan nāra wa habitha mā shana‘ū fīhā (di akhirat tidak memperoleh apa-apa kecuali neraka, dan lenyaplah apa yang telah mereka perbuat di dunia), yakni semua kebaikan yang pernah mereka lakukan ketika di dunia tidak akan diterima.

Wa bāthilum mā kānū ya‘malūn (serta sia-sialah apa yang dahulu mereka kerjakan), yakni di akhirat mereka tidak akan memperoleh pahala atas kebaikan-kebaikan yang pernah mereka lakukan ketika di dunia, sebab mereka beramal bukan karena Allah Ta‘ala.


BACA JUGA: Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-12 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Barang siapa menghendaki kehidupan dunia[29] dan perhiasannya[30], pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna)[31] dan mereka di dunia tidak akan dirugikan[32].

[29] Yakni dengan tetap di atas syirk. Ada yang berpendapat, bahwa ayat ini turun berkenaan orang-orang yang berbuat riya’. Ayat ini juga bisa tertuju kepada orang-orang yang beribadah dengan maksud memperoleh dunia dan perhiasannya, seperti mereka yang mau menjadi muazin dengan syarat diberi imbalan, mau menjadi imam masjid dengan syarat diberi imbalan, mau berdakwah jika dibayar sekian, dsb.

[30] Seperti wanita, anak-anak, harta yang banyak, emas, perak, kendaraan, hewan ternak, dan sawah ladang. Yakni barang siapa harapannya, usahanya dan amalnya tertuju kepada dunia dan perhiasannya saja, dan tidak berharap sama sekali kepada kehidupan akhirat, maka ia tidak memperoleh bagian sedikit pun di akhirat. Menurut sebagian ahli tafsir, bahwa ayat ini tertuju kepada orang kafir, karena kalau tertuju kepada orang mukmin, maka imannya akan menghalanginya dari sikapnya yang hanya berharap kepada dunia saja. Akan tetapi, ancaman ini tertuju kepada orang kafir maupun orang mukmin. Kepada orang mukmin, agar harapannya tidak tertuju kepada dunia saja, apalagi sampai menjadikan ibadah yang seharusnya dilakukan karena Allah, namun malah menjadikannya sarana untuk memperoleh dunia, Nas’alullahas salaamah wal ‘aafiyah.

[31] Yakni Kami akan memberikan untuk mereka bagian dari kesenangan dunia sesuai yang tertulis dalam Lauh Mahfuzh.

[32] Apa yang telah ditetapkan untuk mereka tidaklah dikurangi, akan tetapi sampai di sinilah akhir kesenangan mereka.

  1. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia)[33] dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan[34].

[33] Seperti usaha mereka membuat makar terhadap kebenaran dan orang-orangnya, demikian pula amal baik mereka yang tidak didasari iman atau ikhlas karena Allah yang merupakan syarat diterimanya.

[34] Maksudnya apa yang mereka usahakan di dunia itu tidak ada pahalanya di akhirat.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya) seumpamanya ia tetap bersikeras dalam kemusyrikannya. Menurut suatu pendapat ayat ini ditujukan kepada orang-orang yang berbuat ria atau pamer (niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaannya dengan sempurna) pembalasan dari amal baik yang telah dikerjakannya, seperti sedekah dan bersilaturahmi (di dunia) umpamanya Kami meluaskan lapangan rezeki mereka (dan mereka di dalamnya) yakni di dunia (tidak dirugikan) artinya tidak akan dikurangi sedikit pun balasannya.
  2. (Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah) dileburlah (apa yang telah mereka usahakan) itu (di akhirat nanti) sehingga mereka tidak mempunyai pahala lagi (dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.)

.

Tafsir Ibnu Katsir

Sehubungan dengan ayat ini Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa sesungguhnya orang-orang yang suka riya (pamer dalam amalnya), maka pahala mereka diberikan di dunia ini. Demikian itu karena mereka tidak dianiaya barang sedikit pun. Ibnu Abbas mengatakan, “Barang siapa yang beramal saleh untuk mencari keduniawian, seperti melakukan puasa, atau salat, atau bertahajud di malam hari, yang semuanya itu ia kerjakan hanya semata-mata untuk mencari keduniawian, maka Allah berfirman, ‘Aku akan memenuhi apa yang dicarinya di dunia, ini sebagai pembalasannya, sedangkan amalnya yang ia kerjakan untuk mencari keduniawian itu digugurkan, dan dia di akhirat nanti termasuk orang-orang yang merugi’.”

Hal yang sama telah diriwayatkan dari Mujahid, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.

Anas ibnu Malik dan Al-Hasan mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani.

Mujahid dan lain-lainnya mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang suka riya.

Qatadah mengatakan, “Barang siapa yang dunia merupakan niat, dambaan, dan buruannya, maka Allah membalas kebaikannya di dunia ini. Dan bila ia datang ke akhirat, maka ia tidak lagi memiliki pahala amal kebaikan yang akan diberikan kepadanya. Adapun orang mukmin, maka amal kebaikannya dibalas di dunia ini, dan kelak di akhirat dia mendapat pahala dari amalnya itu.” Dalam hadits yang marfu’ telah disebutkan hal yang semisal dengan ini.

Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah berfirman:

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا كُلا نُمِدُّ هَؤُلاءِ وَهَؤُلاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَ وَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ مَحْظُورًا انْظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَلَلآخِرَةُ أَكْبَرُ دَرَجَاتٍ وَأَكْبَرُ تَفْضِيلا

Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan bagiannya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibatasi dengan baik Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatannya dan lebih besar keutamaannya. (Al-Isra: 18-21)

مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ نزدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ

Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya; dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bagian pun di akhirat (Asy-Syura: 20)

Hanya Allah-lah Yang Maha mengetahui dan hanya bagi-Nya segala puji.

 

Artikel SebelumnyaAlquran Sebagai Pedoman, Panutan, Serta Rahmat Dari Allah
Artikel SelanjutnyaTidak Akan Sanggup Mendatangkan Surah Semisal