Saat Orang yang Benar Memperoleh Manfaat dari Kebenarannya

Kajian Tafsir Surah Al-Maa'idah ayat 119

0
291

Kajian Tafsir Surah Al-Maa’idah ayat 119. Siksaan yang ditimpakan kepada manusia adalah keadilan dari-Nya, sedangkan rahmat-Nya adalah karunia dari-Nya. Allah berfirman, Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قَالَ اللَّهُ هَذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Allah berfirman, Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung. (Q.S. Al-Maa’idah : 119)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Qālallāhu (Allah berfirman), yakni kelak Allah Ta‘ala akan berfirman.

Hādza yaumu yaηfa‘ush shādiqīna shidquhum (Inilah hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka), yakni bermanfaatnya keimanan orang-orang mukmin, penyampaian orang-orang yang menyampaikan tabligh, dan penunaian orang-orang yang menunaikan (amanat) mereka.

Lahum jannātun (bagi mereka surga), yakni taman-taman.

Tajrī miη tahtiha (yang di bawahnya mengalir), yakni di bawah pepohonan dan tempat-tempat tinggalnya.

Al-anhāru (sungai-sungai), yakni sungai air, sungai susu, sungai khamar, dan sungai madu.

Khālidīna fīhā (mereka kekal di dalamnya), yakni mereka tinggal di dalam surga tanpa pernah mati dan tidak akan dikeluarkan dari dalamnya.

Abadā, radliyallāhu ‘anhum (selama-lamanya. Allah rida kepada mereka) lantaran keimanan dan amal mereka.

Wa radlū ‘anh (dan mereka pun rida kepada-Nya) dengan mendapatkan pahala dan kemuliaan.

Dzālika (itulah), yakni kelanggengan dan keridaan yang telah Aku terangkan itu.

Al-fauzul ‘azhīm (keberuntungan yang besar), yakni kesuksesan yang gemilang. Mereka berhasil mendapatkan surga dan selamat dari azab neraka.

Daftar Isi: Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-7  

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Allah berfirman[21], Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya[22]. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.

[21] Menerangkan keadaan hamba-hamba-Nya pada hari kiamat; siapa yang beruntung dan siapa yang rugi, siapa yang bahagia dan siapa yang sengsara.

[22] Karena hari itu adalah hari pembalasan. Adapun orang-orang yang berdusta ketika di dunia, maka pengakuan mereka di hari itu tidaklah bermanfaat, seperti halnya orang-orang kafir yang menyatakan beriman karena melihat langsung azab neraka. Keimanan mereka ketika itu tidaklah bermanfaat.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Allah berfirman, Ini adalah) artinya hari kiamat (suatu hari yang bermanfaat orang-orang yang benar) sewaktu di dunia seperti Nabi Isa (kebenaran mereka) sebab hari itu adalah hari pembalasan (bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya; Allah rida terhadap mereka) oleh sebab ketaatan terhadap-Nya (dan mereka pun rida terhadap-Nya) dengan pahala-Nya (Itulah keberuntungan yang besar.) dan orang-orang pendusta sewaktu hidup di dunia, tidak akan bisa bermanfaat kejujuran mereka pada hari itu seperti orang-orang kafir, yaitu tatkala mereka mulai percaya dan iman sewaktu mereka melihat azab Allah.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman menjawab hamba dan rasul-Nya, yaitu Isa putra Maryam ‘alaihis salam setelah Isa mengemukakan kepada-Nya pembersihan dirinya terhadap perbuatan orang-orang Nasrani yang musyrik lagi dusta terhadap Allah dan rasul-Nya; dan setelah Nabi Isa mengembalikan urusan mereka kepada kehendak Tuhannya, saat itu juga Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

هَذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ

Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. (Al-Maa’idah: 119)

Menurut Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas, ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang ahli tauhid ketauhidan mereka.

لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا

Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. (Al-Maa’idah: 119)

Yakni mereka tetap tinggal di dalamnya, tidak akan pindah dan tidak akan pergi darinya. Allah telah rida terhadap mereka, dan mereka rida kepada-Nya, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ

Dan keridaan Allah adalah lebih besar. (At-Taubah: 72)

Berikut ini disebutkan sebuah hadits yang berkaitan dengan ayat ini. Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan dalam tafsir ayat ini sebuah hadits melalui Anas. Untuk itu, Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa:

حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الأشَجُّ، حَدَّثَنَا الْمُحَارِبِيُّ، عَنْ لَيْث، عَنْ عُثْمَانَ  يَعْنِي ابْنَ عُمَيْر أَبُو الْيَقْظَانِ  عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ثُمَّ يَتَجَلَّى لهم الرب تَعَالَى فَيَقُولُ: سَلُونِي سَلُونِي أُعْطِكُمْ. قَالَ: فَيَسْأَلُونَهُ الرِّضَا، فَيَقُولُ: رِضَايَ أُحِلُّكُمْ دَارِي، وَأَنَالُكُمْ كَرَامَتِي، فَسَلُونِي أُعْطِكُمْ. فَيَسْأَلُونَهُ الرِّضَا، قَالَ: فَيُشْهِدُهُمْ أَنَّهُ قَدْ رَضِيَ عَنْهُمْ

Telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Al-Muharibi, dari Lais, dari Usman (yakni Ibnu Umair), telah menceritakan kepada kami Al-Yaqzan, dari Anas secara marfu bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda sehubungan dengan hal ini, Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’aala menampilkan diri kepada mereka dan berfirman, ‘Mintalah kepada-Ku, niscaya Aku beri kalian.’ Lalu mereka meminta rida Allah, maka Allah berfirman, ‘Rida-Ku ialah Kutempatkan kalian di rumah-Ku (yakni surga), dan Aku hormati kalian. Maka mintalah kepada-Ku, niscaya Aku beri kalian.’ Maka mereka meminta rida-Nya, lalu bersaksi di hadapan mereka bahwa Dia telah rida kepada mereka.

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala:

ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Itulah keberuntungan yang paling besar. (Al-Maa’idah: 119)

Yakni itulah keberuntungan yang paling besar, tiada suatu keberuntungan pun yang lebih besar daripada itu, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

لِمِثْلِ هَذَا فَلْيَعْمَلِ الْعَامِلُونَ

Ayat berikutnya: Dia Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu 

Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja. (Ash-Shaffat: 61)

وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ

Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. (Al-Muthaffifin: 26)

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Artikel SebelumnyaDia Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu
Artikel SelanjutnyaMengembalikan Segala Sesuatunya Kepada Kehendak Allah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini