Beranda Mengenal Allah Hari Nanti Rincian Kenikmatan yang Akan Diperoleh Kaum Mukmin

Rincian Kenikmatan yang Akan Diperoleh Kaum Mukmin

Tafsir Al-Qur’an: Surah Ar-Rahman ayat 62-71

0
manasik haji
ka'bah

Kajian Tafsir: Surah Ar-Rahman ayat 62-71, Rincian kenikmatan yang akan diperoleh kaum mukmin. Selain dari dua surga itu ada dua surga lagi. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

  وَمِنْ دُونِهِمَا جَنَّتَانِ (٦٢) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٦٣) مُدْهَامَّتَانِ (٦٤) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٦٥) فِيهِمَا عَيْنَانِ نَضَّاخَتَانِ (٦٦) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٦٧) فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ (٦٨) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٦٩) فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ (٧٠) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (٧١)

Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam keduanya (surga itu) ada dua buah mata air yang memancar. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam kedua surga itu ada buah-buahan, kurma dan delima. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik (akhlaknya) dan cantik wajahnya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Ar-Rahman : 62-71)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Wa miη dūnihimā (dan selain dari keduanya itu), yakni selain kedua surga yang pertama.

Jannatān (ada lagi dua surga) yang lain, tetapi dua yang pertama itu lebih utama daripada yang dua ini. Dan kedua surga yang dimaksud adalah surga Na‘im dan surga Ma’wa.

Fa bi ayyi ālā-i rabbikumā tukadz-dzibān (maka nikmat-nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian dustakan).

Mud-hāmmatān (kedua surga itu [berwarna] hijau tua), yakni warna hijau yang lebih pekat, karena banyaknya warna hijau tumbuh-tumbuhan pada kedua surga itu.

Fa bi ayyi ālā-i rabbikumā tukadz-dzibān (maka nikmat-nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian dustakan).

Fīhimā (di dalam keduanya), yakni di dalam kedua surga itu.

‘Ainani nadl-dlākhatān (terdapat dua mata air yang memancar). Menurut satu pendapat, terdapat dua mata air yang dipenuhi dengan kebaikan, rahmat, kemuliaan, berkah, dan tambahan.

Fa bi ayyi ālā-i rabbikumā tukadz-dzibān (maka nikmat-nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian dustakan).

Fīhimā (di dalam keduanya), yakni di dalam kedua surga itu.

Fākihatun (terdapat buah-buahan), yakni aneka macam buah-buahan.

Wa nakhlun (dan kurma), yakni aneka macam kurma.

Wa rummān (serta delima), yakni aneka macam delima. Beraneka dalam hal rupa dan rasa.

Fa bi ayyi ālā-i rabbikumā tukadz-dzibān (maka nikmat-nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian dustakan).

Fīhinna (di dalam surga-surga itu), yakni di dalam keempat surga itu. Ada pula yang berpendapat, di dalam semua surga.

Khairātun hisān (terdapat bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik), yakni gadis-gadis belia yang baik terhadap suami mereka dan berparas cantik jelita. Ada yang berpendapat, bermata indah.

Fa bi ayyi ālā-i rabbikumā tukadz-dzibān (maka nikmat-nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian dustakan).


Di sini Link untuk Tafsir Al-Qur’an Juz ke-27


Hidayatul Insan bi tafsiril Qur’an

  1. Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi[13].

[13] Selain dari dua surga yang tersebut di atas ada dua surga lagi yang disediakan untuk orang-orang mukmin yang derajatnya di bawah orang-orang mukmin yang dimasukkan ke dalam kedua surga yang pertama. Menurut Syaikh As Sa’diy, kedua surga yang lain itu dari perak, baik bangunannya, bejananya, perhiasannya, dan apa yang ada di dalamnya. Kedua surga ini diperuntukkan kepada As-habul Yamin (Golongan kanan).

  1. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  2. Kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya.
  3. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  4. Di dalam keduanya (syurga itu) ada dua buah mata air yang memancar.
  5. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  6. Di dalam kedua surga itu ada buah-buahan, kurma dan delima.
  7. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  8. Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik (akhlaknya) dan cantik wajahnya[14].

[14] Mereka menggabung antara indahnya luar dan dalam; fisiknya indah dan akhlaknya baik.

  1. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

.

Tafsir Jalalain

  1. (Dan selain dari kedua surga itu) yakni kedua surga yang telah disebutkan tadi (ada dua surga lagi) yaitu bagi orang yang takut akan saat menghadap kepada Rabbnya.
  2. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang kamu dustakan?)
  3. (Kedua surga itu hijau tua warnanya) kelihatan hijau pekat karena sangat hijaunya.
  4. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang kamu dustakan?)
  5. (Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang memancar) bagaikan air mancur.
  6. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang kamu dustakan?)
  7. (Di dalam keduanya ada buah-buahan dan kurma serta delima) buah kurma dan delima itu menurut suatu pendapat adalah sebagaimana aslinya, tetapi menurut pendapat yang lain tidak seperti bentuk aslinya.
  8. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang kamu dustakan?)
  9. (Di dalam surga-surga itu) di kedua surga dan apa-apa yang ada di dalamnya itu (ada bidadari-bidadari yang baik-baik) akhlaknya (lagi cantik-cantik) rupanya.
  10. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang kamu dustakan?)

.

Tafsir Ibnu Katsir

Kedua surga ini selain dari kedua surga yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi kelas, keutamaan, dan kedudukannya masih berada di bawah kedua surga yang sebelumnya, berdasarkan nas Al-Qur’an, yaitu firman Allah Swt.:

Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi. (Ar-Rahman: 62)

Dalam pembahasan yang lalu telah disebutkan dalam suatu hadis bahwa ada dua surga yang semua wadah dan segala sesuatunya dari emas. dan dua surga yang semua wadah dan segala sesuatunya dari perak. Kedua surga yang pertama bagi kaum Muqarrabin, sedangkan kedua surga lainnya bagi Ashabul Yamin. Abu Musa mengatakan bahwa dua surga dari emas bagi kaum Muqarrabin dan dua surga dari perak bagi Ashabul Yamin.

Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi. (Ar-Rahman: 62) Yakni dua surga yang tingkatannya berada di bawah kedua surga yang sebelumnya.

Ibnu Zaid mengatakan bahwa kedua surga yang terakhir berada di bawah kedua surga yang pertama dalam hal keutamaannya.

Dalil yang menunjukkan kemuliaan kedua surga yang pertama di atas kedua surga yang lainnya dapat ditinjau dari berbagai alasan, yang salah satunya ialah bahwa Allah Swt. menyebutkan gambaran tentang kedua surga yang pertama sebelum kedua surga yang terakhir ini, dan pendahuluan ini mengandung pengertian lebih dipentingkan. Kemudian disebutkan oleh firman-Nya:

Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi. (Ar-Rahman: 62)

Ini jelas menunjukkan kemuliaan dan ketinggian yang diprioritaskan melebihi yang berikutnya. Pada kedua surga yang pertama disebutkan oleh firman-Nya:

kedua surga itu mempunyai aneka pepohonan dan buah-buahan. (Ar-Rahman: 48)

Sedangkan dalam kedua surga yang ini disebutkan oleh firman-Nya:

kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya. (Ar-Rahman: 64)

Yakni kelihatan hitam karena kuatnya pengairan.

Ibnu Abbas telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya. (Ar-Rahman: 64) Yaitu tampak kehitam-hitaman karena hijaunya yang terlalu tua berkat kuatnya pengairan.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudail, telah menceritakan kepada kami Ata ibnus Sa-ib, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya. (Ar-Rahman: 64) Yakni tampak hijau.

Telah diriwayatkan pula hal yang semisal dari Abu Ayub Al-Ansari, Abdullah ibnuz Zubair, Abdullah ibnu Abu Aufa, Ikrimah, Sa’id ibnu Jubair, dan Mujahid menurut salah satu riwayat darinya; juga Atiyyah Al-Aufi, Al-Hasan Al-Basri, Yahya ibnu Rafi’, dan Sufyan As-Sauri.

Muhammad ibnu Ka’b mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya. (Ar-Rahman: 64) Maksudnya, kedua surga itu dipenuhi dengan hijau-hijauan.

Qatadah mengatakan bahwa kedua surga itu kelihatan hijau berkat pengairannya lagi lembut-lembut. Dan ini tidak diragukan lagi menunjukkan suburnya dahan-dahannya yang rindang: sebagian darinya seakan-akan menyatu dengan sebagian yang lain.

Dalam kedua surga yang pertama disebutkan:

Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir. (Ar-Rahman: 50)

Dan dalam kedua surga yang kedua disebutkan oleh firman-Nya:

Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang memancar. (Ar-Rahman: 66)

Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna naddakhatan ialah yang memancar, dan pengertian mengalir lebih kuat daripada memancar.

Ad-Dahhak mengatakan bahwa makna naddakhatan ialah yang penuh airnya dan tidak pernah berkurang. Dan dalam kedua surga yang pertama disebutkan oleh firman-Nya:

Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan. (Ar-Rahman: 52)

Sedangkan dalam kedua surga yang kedua disebutkan oleh firman-Nya:

Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima. (Ar-Rahman: 68)

Dan tidak diragukan lagi bahwa pada yang pertama terdapat pengertian yang lebih luas dan lebih banyak mengandung jenis dan macamnya buah-buahan daripada lafaz buah-buahan yang disebutkan pada surga yang kedua. Karena itu, pada yang kedua diungkapkan dengan bentuk nakirah dalam konteks isbat yang pengertiannya tidak luas. Karena itulah maka lafaz:

dan kurma serta delima. (Ar-Rahman: 68)

bukanlah termasuk ke dalam Bab “Ataf Khas pada Umum,” menurut apa yang ditetapkan oleh Imam Bukhari dan lain-lainnya. Dan bahwa sesungguhnya kurma dan delima disebutkan secara tersendiri mengingat kemuliaan yang dimiliki oleh keduanya melebihi buah lainnya.

قَالَ عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ، حَدَّثَنَا حُصَيْنُ بْنُ عُمَرَ، حَدَّثَنَا مُخَارِقٌ، عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ: جَاءَ أُنَاسٌ مِنَ الْيَهُودِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا: يَا مُحَمَّدُ، أَفِي الْجَنَّةِ فَاكِهَةٌ؟ قَالَ: نَعَمْ، فِيهَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ قَالُوا: أَفَيَأْكَلُونَ كَمَا يَأْكُلُونَ فِي الدُّنْيَا؟ قَالَ: نَعَمْ وَأَضْعَافٌ. قَالُوا: فَيَقْضُونَ الْحَوَائِجَ؟ قَالَ: لَا وَلَكِنَّهُمْ يَعْرَقُونَ وَيَرْشَحُونَ، فَيُذْهِبُ اللَّهُ مَا فِي بطونهم من أذى

Abdu ibnu Humaid mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Abdul Hamid, telah menceritakan kepada kami Husain ibnu Umar, telah menceritakan kepada kami Mukhariq, dariTariq ibnu Sahl, dari Syihab, dari Umar ibnul Khattab yang menceritakan bahwa pernah beberapa orang Yahudi datang kepada Rasulullah , lalu mereka bertanya, “Hai Muhammad, apakah di dalam surga terdapat buah-buahan?” Rasulullah menjawab: Ya. di dalam surga terdapat buah-buahan, dan buah kurma serta buah delima. Mereka bertanya, “Apakah mereka (penghuni surga) makan sebagaimana penduduk dunia makan?” Rasulullah menjawab: Ya. dan berkali-kali lipat banyaknya. Mereka bertanya, “Kalau begitu, mereka menunaikan hajatnya pula (buang air besar dan air kecil)?” Rasulullah menjawab: Tidak, tetapi mereka hanya berkeringat dan beringus, maka Allah melenyapkan gangguan yang ada pada perut mereka.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Al-Fadl ibnu Dakin. telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Hammad, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa kurma surga dedaunannya adalah pakaian ahli surga dan darinya perhiasan mereka dibuat; dedaunannya adalah emas yang merah, dan batangnya adalah zamrud hijau, sedangkan buahnya lebih manis daripada madu dan lebih lembut daripada mentega serta tidak berbiji.

Telah menceritakan pula kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Abu Harun, dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

نَظَرْتُ إِلَى الْجَنَّةِ فَإِذَا الرُّمَّانَةُ مِنْ رُمَّانِهَا كَمِثْلِ الْبَعِيرِ المُقْتَب

Aku melihat surga dan ternyata buah delimanya besar-besar seperti unta.

Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:

Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. (Ar-Rahman: 70)

Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah banyak bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik di dalam surga, menurut Qatadah.

Menurut pendapat yang lain, khairat adalah bentuk jamak dari khairah artinya wanita yang saleh, baik akhlaknya serta cantik rupanya, menurut jumhur ulama.

Telah diriwayatkan pula secara marfu’ dari Ummu Salamah sebuah hadis lain yang akan kami kemukakan di dalam tafsir surat Al-Waqi’ah nanti, yang antara lain menyebutkan bahwa bidadari-bidadari itu bernyanyi seraya mengatakan, “Kami adalah wanita-wanita yang baik-baik lagi cantik-cantik, kami diciptakan untuk suami-suami yang mulia.” Karena itulah maka ada sebagian ulama yang membacanya dengan bacaan memakai tasydid pada lafaz ya-nya, hingga menjadi khayyiratun, bukan khairatun. Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman: 70-71)

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Exit mobile version