Puasa Merupakan Bentuk Pelatihan Diri

0
973

Bagi siapa saja yang ingin mencapai sebuah keberhasilan, maka sebagai orang yang beriman wajib mengikuti bentuk pelatihan yang diselenggarakan oleh Allah SWT.  Pelatihan ini merupakan bentuk pelatihan dahsyat dan sempurna yang teknik, metode, jadwal acara, fadilah, dan sebagainya langsung diberikan oleh Allah. Pelatihan tersebut dilaksanakan selama satu bulan penuh yaitu pada bulan Ramadhan. Kecuali bagi mereka yang sakit atau dalam perjalanan, bisa mendapatkan keringanan dengan menggantinya di hari lain sebanyak yang ditinggalkan.

Dan bagi mereka yang sakit berat, orang yang sangat tua, orang yang hamil atau menyusui yang mengkhawatirkan anaknya, boleh tidak mengikuti pelatihan tersebut. Tetapi wajib menggantinya dengan membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.  Ukurannya satu mud (satu kaupan tangan orang dewasa) dari makanan pokok daerah setempat.

Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan firman-Nya :

أَيَّاماً مَّعْدُودَاتٍ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْراً فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ وَأَن تَصُومُواْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya, “ (yaitu) dalam beberapa hari tertentu. Barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (waib baginya mengganti) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebaikan, maka itu lebih baik baginya, dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”  (QS. Al Baqarah : 184)

Dalam tafsir dijelaskan bahwa faedah ayat tersebut, “Ada yang berpendapat bahwa pada permulaan diwajibkan puasa, sedangkan sebelumnya para sahabat belum terbiasa melakukan puasa sehingga terasa berat oleh mereka. Allah SWT memerintahkan secara bertahap. Dia memberikan pilihan kepada mereka yang mampu berpuasa untuk melakukan salah satu dari kedua perkara ini; berpuasa atau membayar fidyah. Namun berpuasa tetap lebih utama. Setelah itu , Allah SWT menjadikan puasa mesti dilakukan bagi mereka yang mampu (yakni mampu, sehat dan hadir pada bulan itu di negeri tempat tinggalnya) dengan firman-Nya, “Faman syahida minkumusy syahra fal yashum-h”, Ibnu Abbas berkata, “Kecuali wanita yang hamil dan menyusui, jika keduanya mengkhawatirkan keadaan anaknya, maka ayat ini tetap berlaku tidak dihapus hukumnya bagi mereka berdua.”

Ari Ginanjar Agustian menjelaskan, “Pelatihan ini sebenarnya dinanti-nantikan oleh orang-orang yang sedang mencari bentuk trainingefektif untuk melatih pengendalian emosi dan membangun sebuah kecerdasan emosi (EQ) yang tangguh. Namun masalahnya, masih banyak umat islam sendiri yang belum menyadari apa makna puasa itu sebenarnya. Mereka hanya menghentikan makan dan minum tanpa mempelajari apa makna dan tujuan besar di balik puasa tersebut.”


BACA JUGA : Materi Tentang Akhlak dan Bahan Renungan

Dengan demikian, semoga saja kita dapat melaksanakan puasa sebaik-baiknya dan dapat mempelajari makna dan tujuan besar puasa itu. Dan kita berpuasa bukan hanya memperoleh lapar dan dahaga saja. Tetapi mendapatkan balasan surga dari sisi-Nya.

Amin

Semoga bermanfaat.

 

Artikel SebelumnyaKewajiban Berpuasa
Artikel SelanjutnyaAmanat Pembina Upacara, Kedisiplinan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini