Pilihan Kata atau Diksi pada Fabel

0
747

Untuk membuat cerita fabel seorang siswa perlu memahami pilihan kata atau diksi. Pada pembelajaran ini siswa berlatih menggunakan pilihan kata yang mudah diimajinasikan untuk menunjukkan latar, baik latar suasana, latar waktu, maupun latar tempat, menggunakan sinonom dan antonim, dan kata sambung.

Penggunaan aspek kebahasaan untuk mendukung aspek kesastraan yang berupa unsur intrinsik karya sastra (latar, penokohan, sudut pandang, alur, dan amanat.

Bagian ini mengacu pada kompetensi dasar 3.12 Menelaah struktur dan kebahasaan fabel/legenda daerah setempat.

 

Bahan Bacaan

Selain dari segi struktur, fabel juga memiliki karakteristik bahasa yang unik, yaitu penggunaan bahasa sehari-hari yang bersifat imajinatif atau khayalan.

Kata-katanya pada fabel disampaikan oleh tokoh-tokohnya yang berupa binatang.

 

Ciri Kebahasaan Fabel

Berikut merupakan ciri kebahasaan fabel:

  • Menggunakan kata-kata yang menyatakan urutan waktu, seperti pada suatu ketika, pada zaman dahulu, kemudian, akhirnya.
  • Menggunakan kata kerja tindakan, seperti mengembara, menggigit, menerjang, melompat, memangsa, memanjat.
  • Menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan para tokohnya. Kata-kata itu seperti membisu, mengeluh, mengerang, tertunduk lesu.
  • Menggunakan kata-kata yang menggambarkan keadaan atau sifat tokohnya, seperti bingung, lapar, kurus, buas, licik, sombong.
  • Menggunakan kata sandang, seperti si, sang pada jenis cerita fabel.
  • Menggunakan sudut pandang tokoh ketiga. Pencerita (juru dongeng) tidak terlibat dalam cerita yang disampaikannya.
  • Menggunakan dialog.

Contoh:

  • Seekor anak anjing bertanya, “Mengapa kamu selalu berlari ke sana-kemari dengan loncengmu?”
  • “Ya, aku bangga pada lonceng di leherku. Tidak setiap anjing punya lonceng sepertiku.”
  • Pada suatu ketika anjing tua berkata kepada anjingberlonceng, “Mengapa kamu selalu memamerkan diri dengan loncengmu?”
  • “Ya, karena tidak setiap anjing memiliki lonceng sepertiku”
  • “Sebenarnya kamu harus malu pada loncengmu. Lonceng itu tidak patut kamu banggakan. Bahkan, itu aib. Sebenarnya majikanmu memberi lonceng itu agar orang berhati-hati dengan kehadiranmu. Lonceng itu adalah pemberitahuan kepada semua orang agar hati-hati dan waspada akan kedatanganmu karena kamu anjing yang tak tahu aturan dan sering menggigit tumit orang,” kata anjing tua.

 

Latar dengan pilihan kata yang mudah diimajinasikan

Pemilihan kata atau diksi yang tepat dapat memudahkan pembaca mengimajinasikan latar. Berikut contoh diksi untuk menunjukkan latar.

Latar Suasana

Contoh:

  • Hangat sinar matahari menyentuh kulit burung hantu yaitu untuk mendeskripsikan suasana pagi.
  • Sinar matahari memecut kulit meninggalkan warna kemerahan yaitu untuk suasana siang.

 

Latar Tempat

Contoh:

  • Telaga tiga warna bak pelangi
  • Di tengah hutan, di hutan belantara

 

Latar Waktu

  • Kala itu, pada zaman dahulu
  • Di siang hari yang terik, di malam yang syahdu, dll

 

Penggunaan Sinonim dan Antonim pada Fabel

Fabel menggunakan variasi kata untuk menggambarkan atau mendeskripsikan sifat. Baik sifat tokoh maupun sifat benda dan keadaan. Meskipun memiliki arti yang sama, akan tetapi diksi atau pilihan kata yang tepat untuk mendeskripsikan sifat tokoh dapat memengaruhi nilai rasa pada pembaca!

Kata sifat

Efek emosi lemah

Efek emosi kuat

senang riang gembira
tidak teratur berantakan
sedih merana

 

Kata Sambung

Kata sambung yang banyak terdapat pada awal cerita, urutan kejadian berikutnya, akhir cerita.

 

Hubungan waktu

  • Untuk menyatakan hubungan waktu yang menyatakan permulaan menggunakan kata: sejak, semenjak, dan sedari.
  • Untuk menyatakan hubungan waktu bersamaan menggunakan kata: waktu, sewaktu, tatkala, seraya, serta, selagi, sementara, selama, sambil, dan ketika.
  • Untuk menyatakan hubungan waktu berurutan menggunakan kata: sebelum, setelah, sesudah, seusai, begitu, sehabis.
  • Untuk menyatakan hubungan waktu batas akhir menggunakan kata: hingga, akhirnya, dan sampai.

Konjungsi urutan adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan klausa dengan klausa.

 

Penulisan

Dalam bahasa Indonesia, ada sejumlah kata (di antaranya kata penghubung intrakalimat) yang didahului tanda koma. Kata-kata adalah.

…, padahal …

…, sedangkan …

…, seperti …

…, tetapi …

…, yaitu/yakni …

Di bawah ini TIDAK perlu didahului koma. Kata-kata tersebut adalah.

… bahwa …

… karena …

… maka …

… sehingga …

Lihat: LKPD Pilihan Kata atau Diksi pada Fabel

 

Kunci Jawaban

  1. B
  2. B
  3. A
  4. A
  5. B
  6. C
  7. D
  8. A

Demikian, semoga ada manfaatnya!

Lihat Materi: Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP Semester Genap

Sumber:

Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 (Edisi Revisi)

Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 (Edisi Revisi)

Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2019. 

Artikel SebelumnyaLKPD Pilihan Kata atau Diksi pada Fabel
Artikel SelanjutnyaLKPD Menentukan Struktur Fabel

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini