Penolongmu Hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan Orang-orang yang Beriman

Kajian Tafsir Surah Al-Maa'idah ayat 55

0
321

Kajian Tafsir Surah Al-Maa’idah ayat 55. Penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah). Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ

Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah). (Q.S. Al-Maa’idah : 55)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Innamā waliyyukumullāhu (sesungguhnya penolong kalian hanyalah Allah), yakni yang memelihara, membela, dan mengetahui kalian adalah Allah.

Wa rasūluhū wal ladzīna āmanu (Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman), yaitu Abu Bakr dan teman-temannya.

Alladzīna yuqīmūnash shalāta (yang mendirikan shalat) lima waktu.

Wa yu’tūnaz zakāta (dan menunaikan zakat), yakni mengeluarkan zakat harta mereka.

Wa hum rāki‘ūn (serta mereka pun rukuk), yakni mereka pun shalat lima waktu secara berjemaah bersama Nabi ﷺ.

Daftar Isi: Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-6 

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

55.[29] Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah)[30].

[29] Setelah menyebutkan larangan memberikan walaa’ (kesetiaan) kepada orang-orang kafir, maka dalam ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta’aala menerangkan siapa sebenarnya yang berhak diberikan wala’.

Tentang turun ayat ini ada yang berpendapat, bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Abdullah bin Salam ketika ia dijauhi oleh orang-orang Yahudi Bani Quraizhah dan Bani Nadhir. Ada pula yang berpendapat, bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Ubadah bin Ash Shaamit ketika ia berlepas diri dari orang-orang Yahudi, wallahu a’lam.

[30] Yakni khusyu’ atau menambah dengan shalat sunat.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Sesungguhnya yang menjadi penolongmu ialah Allah dan rasul-Nya serta orang-orang yang beriman yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta mereka rukuk) maksudnya khusyuk atau melakukan shalat sunah.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala:

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا

Sesungguhnya penolong kalian hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman. (Al-Maa’idah: 55)

Yakni orang-orang Yahudi itu bukanlah penolong kalian. Penolong kalian tiada lain adalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin.

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala:

الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ

Yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat. (Al-Maa’idah: 55)

Yakni orang-orang mukmin yang mempunyai sifat-sifat ini, yaitu mendirikan shalat yang merupakan rukun Islam yang paling utama, karena shalat dilakukan hanya untuk Dia semata dan tiada sekutu bagi-Nya; dan menunaikan zakat yang merupakan hak menyangkut makhluk serta pertolongan terhadap orang-orang yang memerlukan pertolongan dari kalangan orang-orang lemah dan orang-orang miskin. Adapun mengenai firman-Nya yang mengatakan:

وَهُمْ رَاكِعُونَ

Seraya mereka tunduk (kepada Allah). (Al-Maa’idah: 55)

Maka sebagian ulama ada yang menduga bahwa jumlah ini berkedudukan sebagai hal atau keterangan keadaan dari firman-Nya:

وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ

Dan menunaikan zakat. (Al-Maa’idah: 55)

Yaitu dalam keadaan rukuk mereka, mereka menunaikan zakat (sedekahnya. Seandainya memang demikian, berarti menunaikan zakat di saat sedang rukuk merupakan hal yang lebih utama daripada keadaan lainnya, karena dalam ayat ini disebutkan sebagai tindakan yang terpuji, padahal keadaannya tidaklah demikian, menurut salah seorang ulama dari kalangan ulama fatwa yang telah kami kenal. Sehingga ada sebagian dari mereka yang menyebutkan sebuah asar sehubungan dengan ayat ini, dari Ali ibnu Abu Talib, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan dia. Demikian itu karena pada suatu hari di depannya lewat seorang peminta-minta, sedangkan dia dalam keadaan rukuk pada shalatnya, lalu dia memberikan cincinnya kepada peminta-minta itu.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi’ ibnu Sulaiman Al-Muradi, telah menceritakan kepada kami Ayyub ibnu Suwaid, dari Atabah ibnu Abu Hakim sehubungan dengan firman-Nya: sesungguhnya penolong kalian hanyalah Allah. Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman. (Al-Maa’idah: 55) Bahwa mereka adalah orang-orang mukmin dan Ali ibnu Abu Talib.

Telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Al-Fadl ibnu Dakin Abu Na’im Al-Ahwal, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Qais Al-Hadrami, dari Salamah ibnu Kahil yang menceritakan bahwa sahabat Ali ibnu Abu Talib pernah menyedekahkan cincinnya, sedangkan dia dalam rukuk shalatnya, maka turunlah firman-Nya: Sesungguhnya penolong kalian hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya rukuk. (Al-Maa’idah: 55)

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Haris, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz, telah menceritakan kepada kami Galib ibnu Abdullah, bahwa ia pernah mendengar Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Sesungguhnya penolong kalian hanyalah Allah Rasul-Nya. (Al-Maa’idah: 55) Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Ali ibnu Abu Talib radiyallahu ‘anhu. yang mengeluarkan sedekah ketika sedang rukuk dalam shalatnya.

Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab ibnu Mujahid, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: Sesungguhnya penolong kalian hanyalah Allah, Rasul-Nya. (Al-Maa’idah: 55), hingga akhir ayat; Ayat ini diturunkan berkenaan dengan sahabat Ali ibnu Abu Talib. Akan tetapi, hadits Abdul Wahhab ibnu Mujahid tidak dapat dijadikan sebagai hujah (yakni predikatnya daif).

Ibnu Murdawaih telah meriwayatkan melalui jalur Sufyan As-Sauri, dari Abu Sinan, dari Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ketika Ali ibnu Abu Talib sedang berdiri dalam shalatnya, lewatlah di hadapannya seorang peminta-minta saat ia dalam rukuknya. Maka ia memberikan cincinnya kepada peminta-minta itu, lalu turunlah firman-Nya: Sesungguhnya penolong kalian hanyalah Allah Rasul-Nya. (Al-Maa’idah: 55), hingga akhir ayat.

Tetapi Ad-Dahhak tidak pernah bersua dengan Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhu.

وَرَوَى ابْنُ مَرْدُويه أَيْضًا عَنْ طَرِيقِ مُحَمَّدِ بْنِ السَّائِبِ الْكَلْبِيِّ  وَهُوَ مَتْرُوكٌ عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمَسْجِدِ، وَالنَّاسُ يُصَلُّونَ، بَيْنَ رَاكِعٍ وَسَاجِدٍ وَقَائِمٍ وَقَاعِدٍ، وَإِذَا مِسْكِينٌ يَسْأَلُ، فَدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: أَعْطَاكَ أَحَدٌ شَيْئًا؟  قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: مَنْ؟  قَالَ: ذَلِكَ الرَّجُلُ الْقَائِمُ. قَالَ: عَلَى أَيِّ حَالٍ أَعْطَاكَهُ؟  قَالَ: وَهُوَ رَاكِعٌ، قَالَ: وَذَلِكَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ. قَالَ: فَكَبَّرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ ذَلِكَ، وَهُوَ يَقُولُ: وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ

Ibnu Murdawaih telah meriwayatkan pula melalui jalur Muhammad ibnus Saib Al-Kalbi dia orangnya matruk- dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Rasulullah keluar dari rumah menuju masjid di saat orang-orang sedang shalat, ada yang sedang rukuk, ada yang sedang sujud, ada yang sedang berdiri, ada pula yang sedang duduk. Tiba-tiba ada seorang miskin meminta-minta. Maka Rasulullah masuk ke dalam masjid dan bertanya (kepada orang miskin itu), Apakah ada seseorang yang memberimu sesuatu? Ia menjawab, Ya, ada. Nabi bertanya, Siapakah dia? Ia menjawab, Itu, lelaki yang sedang berdiri. Nabi bertanya, Dalam keadaan apakah dia ketika memberimu? Ia menjawab, Ketika dia sedang rukuk. Nabi bersabda, Orang itu adalah Ali ibnu Abu Talib. Maka Rasulullah saat itu bertakbir seraya membaca firman-Nya: Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. (Al-Maa’idah: 56)

Sanad hadits ini kurang menggembirakan.

Kemudian Ibnu Murdawaih meriwayatkannya melalui hadits Ali ibnu Abu Talib radiyallahu ‘anhu. sendiri dan Ammar ibnu Yasir serta Abu Rafi’, tetapi tiada sesuatu pun darinya yang sahih sama sekali, mengingat sanad-sanadnya lemah lagi para perawinya tidak dikenal.

Kemudian Ibnu Murdawaih meriwayatkan berikut sanadnya, dari Maimun ibnu Mahran, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: Sesungguhnya penolong kalian hanyalah Allah dan Rasul-Nya. (Al-Maa’idah: 55) Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang mukmin, terutama sekali Ali ibnu Abu Talib.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hannad, telah menceritakan kepada kami Abdah, dari Abdul Malik, dari Abu Ja’far sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya penolong kalian hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya rukuk. (Al-Maa’idah: 55) Maka kami tanyakan kepadanya (Abu Ja’far) Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang yang beriman itu? Abu Ja’far menjawab, Ya, orang-orang yang beriman. Kami katakan, Telah sampai kepada kami bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Ali ibnu Abu Talib. Abu Ja’far berkata, Ali termasuk orang-orang yang beriman.

Asbat telah meriwayatkan dari As-Saddi bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan semua orang mukmin, tetapi Ali ibnu Abu Talib ketika sedang shalat lewat kepadanya seseorang yang meminta-minta di saat ia rukuk dalam shalatnya di dalam masjid, lalu ia memberikan cincinnya kepada orang yang meminta-minta itu.

Ali ibnu AbuTalhah Al-Walibi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa barang siapa yang masuk Islam, berarti dia telah berpihak kepada Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman; yakni menjadikan mereka sebagai walinya. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir.

Ayat berikutnya: Pengikut Agama Allah Itulah yang Menang 

Dalam hadits-hadits yang telah kami kemukakan disebutkan bahwa seluruh ayat ini diturunkan berkenaan dengan Ubadah ibnus Samit radiyallahu ‘anhu. ketika menyatakan berlepas diri dari perjanjian paktanya dengan orang-orang Yahudi, lalu ia rela berpihak kepada Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Artikel SebelumnyaPengikut Agama Allah Itulah yang Menang
Artikel SelanjutnyaAllah Mencintai Mereka dan Mereka Pun Mencintai-Nya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini