Penjelasan Pentingnya Shalat dan Zakat

Tafsir Al-Qur’an: Surah Maryam ayat 55

0
652

Kajian Tafsir Surah Maryam ayat 55. Kisah beberapa nabi yang lain, sifat mereka dan penjelasan pentingnya shalat dan zakat. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا (٥٥)

Dan dia menyuruh keluarganya untuk (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat, dan dia seorang yang diridhai di sisi Tuhannya. (Q.S. Maryam : 55)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Wa kāna ya’muru ahlahū (dan dia menyuruh keluarganya), yakni kaumnya.

Bish shalāti (untuk shalat), yakni menyempurnakan shalat.

Waz zakāti (dan zakat), yakni memberikan zakat dan sedekah.

Wa kāna ‘iηda rabbihī mardliyyā (dan dia adalah seorang yang diridai di sisi Rabb-nya), yakni seorang yang saleh.


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-16 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Dan dia menyuruh keluarganya[35] untuk (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat, dan dia seorang yang diridhai di sisi Tuhannya[36].

[35] Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “ahl” di ayat tersebut adalah umatnya, wallahu a’lam. Beliau menyuruh keluarga atau umatnya untuk senantiasa mendirikan shalat yang di sana terdapat ikhlas kepada Allah, dan memerintahkan berzakat, yang di sana terdapat sikap ihsan kepada makhluk. Beliau menyempurnakan diri dan orang lain, terutama sekali keluarganya yang lebih berhak disempurnakan sebelum yang lain.

[36] Yang demikian disebabkan karena ia melakukan perbuatan-perbuatan yang diridhai Allah dan berusaha mencari keridhaan-Nya.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Dan ia menyuruh ahlinya) yakni kaumnya (untuk salat dan menunaikan zakat dan ia adalah seorang yang diridai di sisi Rabbnya) lafal Mardhiyyan asalnya Mardhuwwun, kedua huruf Wawunya diganti menjadi Ya. Selanjutnya harakat Dhammah Dhadhnya diganti menjadi Kasrah, akhirnya jadi Mardhiyyun, oleh karena kedudukannya menjadi Khabar Kaana maka bacaannya menjadi Mardhiyyan.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah Swt.:

Dan ia menyuruh ahlinya untuk salat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridai di sisi Tuhannya. (Maryam: 55)

Makna ayat ini pun mengandung pujian yang baik dan menggambarkan sifat yang terpuji, serta pekerti yang benar, mengingat Nabi Ismail adalah orang yang sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Tuhannya dan juga memerintahkan kepada keluarganya untuk mengerjakan ketaatan kepada Tuhannya. Perihalnya sama dengan apa yang difirmankan oleh Allah Swt. kepada Rasulullah ﷺ:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. (Thaha: 132), hingga akhir ayat.

Dan firman Allah Swt. yang mengatakan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ الْآيَةَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim: 6)

Dengan kata lain, perintahkanlah keluarga kalian untuk mengerjakan kebajikan dan cegahlah mereka dari kemungkaran, dan janganlah kalian biarkan mereka tersia-sia yang akibatnya mereka akan dimakan oleh api neraka kelak pada hari kiamat.

Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى، وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ، فَإِنْ أَبَتْ نَضَح فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ، رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ، وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا، فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ

Semoga Allah merahmati seorang lelaki yang bangun di malam hari, lalu salat, dan membangunkan istrinya (untuk salat bersamanya); jika istrinya menolak, maka ia mencipratkan air ke muka istrinya (agar bangun). Semoga Allah merahmati seorang wanita yang bangun di tengah malam, lalu salat, dan membangunkan suaminya (untuk salat); jika suaminya menolak, maka ia mencipratkan air ke mukanya (agar bangun).

Hadis diketengahkan oleh Imam Abu Daud dan Ibnu Majah.

Diriwayatkan dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ yang telah bersabda:

إِذَا اسْتَيْقَظَ الرَّجُلُ مِنَ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ، فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ، كُتِبَا مِنَ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ

Apabila seorang lelaki bangun di tengah malam, lalu ia membangunkan istrinya, kemudian keduanya salat dua rakaat, maka dicatatkan bagi keduanya (di dalam buku catatan amalnya) termasuk laki-laki dan wanita yang banyak berzikir kepada Allah.

Hadis yang sama telah diriwayatkan oleh Abu Daud, Nasai, dan Ibnu Majah, sedangkan lafaznya berdasarkan apa yang ada pada Ibnu Majah.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaKisah Nabi Idris ‘Alaihis Salam di Dalam Al-Qur’an
Artikel SelanjutnyaKisah Nabi Ismail ‘Alaihis Salam di Dalam Al-Qur’an