Pendustaan kepada Hari Kiamat

Tafsir Al-Qur’an: Surah Al-Furqaan ayat 11-12

0
677

Kajian Tafsir Surah Al-Furqaan ayat 11-12. Pendustaan kepada hari Kiamat, dan bahwa neraka sedang menanti mereka serta berbagai azab yang ada di dalam neraka. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

بَلْ كَذَّبُوا بِالسَّاعَةِ وَأَعْتَدْنَا لِمَنْ كَذَّبَ بِالسَّاعَةِ سَعِيرًا (١١) إِذَا رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ سَمِعُوا لَهَا تَغَيُّظًا وَزَفِيرًا (١٢)

Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. Dan Kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat. Apabila ia (neraka) melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar suaranya yang gemuruh karena marahnya. (Q.S. Al-Furqaan : 11-12)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Bal kadz-dzabū bis sā‘ati (bahkan mereka mendustakan saat kiamat), yakni tetapi mereka mendustakan akan terjadinya kiamat.

Wa a‘tadnā li mang kadz-dzaba bis sā‘ati (dan Kami telah menyediakan bagi orang-orang yang mendustakan saat kiamat itu), yakni mendustakan saat terjadinya kiamat.

Sa‘īrā (neraka yang menyala-nyala).

Idzā ra-at-hum (apabila ia melihat mereka), yakni apabila neraka melihat mereka.

Mim makānim ba‘īdin (dari tempat yang jauh), yakni dari jarak lima ratus tahun perjalanan.

Sami‘ū lahā taghayyuzhan (mereka mendengar kegusarannya) seperti kegusaran manusia.

Wa zafīrā (dan dengusannya), yakni suara seperti suara keledai.


BACA JUGA Kajian Tafsir Juz Ke-18 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. [1]Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. Dan Kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat.

[1] Oleh karena ucapan yang mereka ucapkan itu sudah maklum rusaknya, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberitahukan, bahwa ucapan tersebut tidaklah muncul untuk mencari yang hak (benar) dan bukan pula karena mencari bukti, tetapi merupakan sikap membangkang dan zalim serta mendustakan yang hak.

  1. Apabila ia (neraka) melihat[2] mereka dari tempat yang jauh[3], mereka mendengar suaranya yang gemuruh karena marahnya[4].

[2] Zahir ayat ini menunjukkan bahwa neraka itu dapat melihat, dan ini mungkin terjadi dengan kekuasaan Allah, atau ayat ini menggambarkan bagaimana dahsyat dan seramnya neraka itu agar setiap orang takut terhadap azab Allah sehingga mereka mau bertakwa.

[3] Sebelum sampai kepada mereka.

[4] Hati mereka merinding ketakutan kepadanya, bahkan hampir mati karena rasa takut yang demikian hebat, di mana neraka telah marah karena kemarahan Penciptanya dan bertambah gejolaknya karena bertambah kafir dan buruknya mereka.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Bahkan mereka mendustakan hari kiamat) hari terakhir yang tiada hari lagi sesudahnya. (Dan Kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat) neraka yang apinya menyala-nyala dengan nyala yang besar.
  2. (Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya) yakni suara mendidihnya seperti halnya orang yang sedang marah (dan suara nyalanya) suara yang keras sekali dari nyala apinya. Atau makna yang dimaksud adalah jika orang-orang tersebut melihat neraka sekalipun dari tempat yang jauh, mereka akan mendengar suara gemuruh dan nyala apinya.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah SWT.

Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. (Al-Furqan: 11)

Yakni sesungguhnya mereka mengatakan demikian karena tidak percaya dan ingkar, bukan berarti mereka menuntut hal tersebut agar mereka dapat menyaksikan kebenaran dan petunjuk dengan sebenar-benarnya. Bahkan mereka mendustakan adanya hari kiamat, yang hal ini mendorong mereka mengucapkan apa yang telah mereka ucapkan itu.

Dan Kami sediakan neraka yang menyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat. (Al-Furqan: 11)

Yaitu azab yang menyakitkan lagi membakar dan tidak tertahankan, yakni neraka Jahanam.

As-Sauri telah meriwayatkan dari Salamah ibnu Kahil, dari Sa’id ibnu Jubair sehubungan dengan makna Sa’ir, bahwa ia adalah nama sebuah lembah nanah di dalam neraka Jahanam.

Firman Allah Swt.:

Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh. (Al-Furqan: 12)

Maksudnya, bila neraka Jahanam melihat mereka di Padang Mahsyar.

Menurut As-Saddi, dari jarak seratus tahun.

mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. (Al-Furqan: 12)

Yakni karena merasa geram dan marah kepada mereka. Sama seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:

إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ

Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedangkan neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. (Al-Mulk: 7-8)

Yaitu hampir saja sebagian dari neraka terpisah dengan sebagian yang lainnya karena kemarahannya yang sangat terhadap orang-orang yang kafir kepada Allah.

قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا إِدْرِيسُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ الْأَخْيَفِ الْوَاسِطِيُّ: أَنَّهُ سَمِعَ مُحَمَّدَ بْنَ الْحَسَنِ الْوَاسِطِيَّ، عَنْ أَصْبَغَ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ كَثِيرٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ دُرَيْك، عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: من يَقُلْ عَلَيَّ مَا لَمْ أَقُلْ، أَوِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ وَالِدَيْهِ، أَوِ انْتَمَى إِلَى غَيْرِ مَوَالِيهِ، فَلْيَتَبَوَّأْ [مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ. وَفِي رِوَايَةٍ: فَلْيَتَبَوَّأْ] بَيْنَ عَيْنَيْ جَهَنَّمَ مَقْعَدًا قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَهَلْ لَهَا مِنْ عَيْنَيْنِ؟ قَالَ: أَمَا سَمِعْتُمُ اللَّهَ يَقُولُ: {إِذَا رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ} الْآيَةَ

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Idris ibnu Hatim ibnul Ahnaf Al-Wasiti, bahwa ia mendengar Muhammad ibnul Hasan Al-Wasiti meriwayatkan hadis ini dari As-bag ibnu Zaid, dari Khalid ibnu Kasir, dari Khalid ibnu Duraik berikut sanadnya, dari seorang lelaki dari kalangan sahabat Nabi ﷺ yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Barang siapa yang mengatakan dariku, padahal aku tidak mengatakannya; atau mendakwakan dirinya bukan kepada kedua orang tuanya; atau menisbatkan dirinya bukan kepada mawalinya (orang-orang yang telah memerdekakannya), maka hendaklah ia bersiap-siap untuk menempati tempat duduknya di neraka. Menurut riwayat lain disebutkan: hendaklah ia bersiap-siap menduduki tempat duduknya di antara kedua mata neraka Jahanam. Ketika ditanyakan, “Wahai Rasulullah, apakah neraka Jahanam mempunyai kedua mata?” Rasulullah bersabda menjawabnya: Bukankah kalian telah mendengar Allah Swt. pernah berfirman, “Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh.” (Al-Furqan: 12), hingga akhir ayat.

Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Khaddasy, dari Muhammad ibnu Yazid Al-Wasiti dengan sanad yang sama.

Ibnu Abu Hatim telah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Ayyasy, dari Ais ibnu Salim, dari Abu Wa-il yang menceritakan bahwa kami berangkat bersama Abdullah ibnu Mas’ud dengan ditemani oleh Ar-Rabi ibnu Khaisam. Lalu mereka melewati sebuah tempat pandai besi, maka Abdullah berhenti melihat besi yang sedang dipanggang di dalam api. Ar-Rabi ibnu Khaisam melihatnya pula. Maka tiba-tiba tubuh Ar-Rabi’ terhuyung-huyung dan jatuh. Kemudian Abdullah melewati tempat pembakaran air panas untuk mandi sauna di pinggir Sungai Furat. Ketika Abdullah melihat api menyala dengan hebatnya di dalam tempat pembakaran itu, lalu ia membaca firman-Nya: Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. (Al-Furqan: 12) Maka Ar-Rabi’ jatuh pingsan, lalu mereka menggotongnya pulang ke rumah keluarganya. Abdullah mengikatnya ke punggung kendaraannya, ternyata ia tidak sadar juga sesampainya di rumah.

Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Raja’, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Yahya, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa sesungguhnya seorang hamba diseret ke dalam neraka, maka neraka bergelegak sekali gelegak seperti suara geraman begal keledai saat melihat gandum (makanannya). Kemudian neraka itu menggelegar sekali gelegar, dengan suara yang membuat tidak ada seorang pun yang mendengarnya melainkan merasa takut. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim berikut sanadnya secara ringkas.

Imam Abu Ja’far ibnu Jarir telah meriwayatkannya pula. Ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ibrahim Ad-Dauraqi, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Yahya, dari Mujahid berikut sanadnya sampai kepada Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa sesungguhnya bila seorang hamba diseret ke dalam neraka, maka neraka surut dan sebagian darinya terpisah dari sebagian yang lain. Maka Tuhan Yang Maha Pemurah bertanya kepada neraka, “Mengapa kamu?” Neraka menjawab, “Sesungguhnya dia meminta perlindungan kepada-Mu dariku.” Maka Allah berfirman, “Lepaskanlah hamba-Ku.” Sesungguhnya ada seorang lelaki yang diseret ke dalam neraka, maka ia berkata, “Wahai Tuhanku, bukan seperti ini yang aku dugakan kepada-Mu.” Allah berfirman, “Lalu apakah prasangkaanmu terhadap-Ku?” Dia menjawab, “Engkau luaskan rahmat-Mu buatku.” Maka Allah berfirman (kepada neraka), “Lepaskanlah hamba-Ku.” Dan sesungguhnya ada seorang lelaki yang diseret ke dalam neraka, maka neraka bergelegak terhadapnya sebagaimana begal menggeram ketika melihat gandum, lalu neraka menggelegar sekali gelegar yang membuat tiada seorang pun yang mendengarnya melainkan ketakutan. Sanad asar ini sahih.

Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma’mar dari Mansur, dari Mujahid, dari Ubaid ibnu Umair sehubungan dengan makna firman-Nya: mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. (Al-Furqan: 12) Sesungguhnya neraka Jahanam itu menggelegar sekali gelegar, lalu tiada seorang malaikat terdekat pun, dan tiada pula seorang nabi yang menjadi rasul pun melainkan jatuh tersungkur dengan muka di bawah (karena ketakutan), semua persendian tulangnya bergetar sehingga Ibrahim a.s. sendiri terduduk bersideku di atas kedua lututnya seraya berkata, “Wahai Tuhanku, aku tidak memohon kepadamu hari ini kecuali untuk keselamatan diriku.”

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaMereka di Sana Berteriak Mengharapkan Kebinasaan
Artikel SelanjutnyaPengingkaran Jika Rasul Diutus dari Kalangan Manusia Biasa