Beranda Tuntut ilmu Kelola Hati Orang yang Sabar, yang Benar, yang Tetap Taat

Orang yang Sabar, yang Benar, yang Tetap Taat

Kajian Tafsir Surah Ali Imran ayat 17

0
matahari terbenam
matahari terbenam

Kajian Tafsir Surah Ali Imran ayat 17. Menerangkan pendidikan yang ditanamkan Al-Qur’an kepada jiwa manusia; orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang meninfakkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالأسْحَارِ

(Juga sebagai) orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur. (Q.S. Ali Imran : 17)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Ash-shābirīna ([yaitu] orang-orang yang bersabar) dalam menunaikan segala kewajiban yang Diembankan Allah seraya menjauhi segala kemaksiatan. Ada yang berpendapat, orang-orang yang bersabar dalam menjauhi segala dosa.

Wash shādiqīna (dan orang-orang yang benar) dalam keimanan mereka.

Wal qānitīna (dan orang-orang yang taat) kepada Allah dan Rasulullah ﷺ.

Wal muηfiqīna (dan orang-orang yang menginfakan hartanya) di Jalan Allah Ta‘ala.

Wal mustaghfirīna (dan orang-orang yang memohon ampun), yakni orang-orang yang shalat.

Bil as-hār (di waktu sahur), yakni shalat sunah. Kemudian Allah Ta‘ala berfirman mengesakan diri-Nya:

.

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. (Juga sebagai) orang yang sabar[15], yang benar, yang tetap taat, yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur[16].

[15] Yakni sabar dalam menjalankan ketaatan, sabar dalam menjauhi kemaksiatan dan sabar terhadap taqdir Allah yang menyakitkan.

[16] Sahur: waktu sebelum fajar menyingsing mendekati subuh. Waktu sahur adalah waktu dikabulkannya do’a. Keadaan mereka yang berada dalam sifat-sifat mulia, dari mulai sifat sabar, benar, taat dan suka berinfak, namun tetap merasakan kekurangan sehingga mereka meminta ampunan kepada Allah di waktu sahur, dan hal ini merupakan tanda kebahagiaan. Ayat di atas (dari ayat 14-17) menerangkan kepada kita beberapa hal:

  • Keadaan manusia di dunia dan bahwa kesenangan dunia hanya sementara.
  • Keadaan surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya, serta kelebihan surga di atas kenikmatan dunia untuk mengingatkan kita agar lebih mengedepankannya dan beramal untuknya.
  • Sifat penghuni surga, yakni orang-orang yang bertakwa.
  • Perincian perkara-perkara takwa, seperti sabar, benar, taat, suka berinfak dan beristighfar di waktu sahur. Dengan perkara-perkara ini, seorang hamba dapat menimbang dirinya, apakah dia termasuk penghuni surga ataukah tidak?

.

Tafsir Jalalain

  1. (Orang-orang yang tabah) mengikuti perintah dan menjauhi maksiat, menjadi na’at (yang benar) dalam keimanan (yang taat) kepada Allah (yang menafkahkan harta mereka) yang bersedekah (dan yang memohon ampun) kepada Allah dengan mengucapkan, Ya Allah! Ampunilah kami, (pada waktu sahur) artinya di akhir malam. Disebutkan di sini secara khusus, karena pada waktu itulah orang biasa lengah dan tidur nyenyak.
Daftar isi: Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-3

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

الصَّابِرِينَ

(Yaitu) orang-orang yang sabar. (Ali Imran: 17)

Maksudnya, sabar dalam menjalankan ketaatan dan meninggalkan semua hal yang diharamkan.

وَالصَّادِقِينَ

Orang-orang yang benar. (Ali Imran: 17)

Yakni percaya kepada apa yang diberitakan kepada mereka berkat iman mereka, yang hal ini direalisasikan oleh mereka dalam sikap berteguh hati dalam mengerjakan amal-amal yang berat.

وَالْقانِتِينَ

Orang-orang yang tetap taat. (Ali Imran: 17)

Al-qunut artinya taat dan patuh, yakni orang-orang yang tetap dalam ketaatannya.

وَالْمُنْفِقِينَ

Orang-orang yang menafkahkan hartanya. (Ali Imran: 17)

Yaitu menafkahkan sebagian dari harta mereka di jalan-jalan ketaatan yang diperintahkan kepada mereka, silaturahmi, amal taqarrub, memberikan santunan, dan menolong orang-orang yang membutuhkannya.

وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحارِ

Dan orang-orang yang memohon ampun di waktu sahur. (Ali Imran: 17)

Ayat ini menunjukkan keutamaan beristigfar di waktu sahur.

Menurut suatu pendapat, sesungguhnya Nabi Ya’qub ‘alaihis salam ketika berkata kepada anak-anaknya, yang perkataannya disitir oleh firman-Nya:

سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي

Aku akan memohonkan ampun bagi kalian kepada Tuhanku. (Yusuf: 98)

Maka Nabi Ya’qub menangguhkan doanya itu sampai waktu sahur.

Telah disebutkan di dalam kitab Sahihain dan kitab-kitab sunnah serta kitab-kitab musnad yang lain diriwayatkan melalui berbagai jalur dari sejumlah sahabat Rasulullah ﷺ, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

يَنْزِلُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِي كُلِّ لَيْلَةٍ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثلث الليل الأخير، فَيَقُولُ: هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيَهُ؟ هَلْ مِنْ دَاعٍ فَأَسْتَجِيبَ لَهُ؟ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ؟

(Rahmat) Allah Subhaanahu wa Ta’aala turun pada tiap malam ke langit dunia, yaitu di saat malam hari tinggal sepertiganya lagi, lalu Dia berfirman, Apakah ada orang yang meminta, maka Aku akan memberinya? Apakah ada orang yang berdoa, maka Aku memperkenankannya? Dan apakah ada orang yang meminta ampun, maka Aku memberikan ampunan kepadanya, hingga akhir hadis.

Al-Hafiz Abul Hasan Ad-Daruqutni mengkhususkan bab ini dalam sebuah juz tersendiri. Ia meriwayatkan hadis ini melalui berbagai jalur.

Di dalam kitab Sahihain dari Siti Aisyah radiyallahu ‘anha disebutkan bahwa setiap malam Rasulullah ﷺ selalu melakukan shalat witir, mulai dari awal, pertengahan, dan akhir malam; dan akhir dari semua witir ialah di waktu sahur.

Disebutkan bahwa sahabat Abdullah ibnu Umar melakukan shalat (sunat di malam hari), kemudian bertanya, Hai Nafi’, apakah waktu sahur telah masuk? Apabila dijawab, Ya, maka ia mulai berdoa dan memohon ampun hingga waktu subuh. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.

Ayat berikutnya: Persaksian Terhadap Keesaan Allah

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami ibnu Waki’, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Hurayyis ibnu Abu Matar, dari Ibrahim ibnu Hatib, dari ayahnya yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar seorang lelaki yang berada di salah satu bagian dalam masjid mengucapkan doa berikut: Ya Tuhanku, Engkau telah memerintahkan kepadaku, maka aku taati perintah-Mu; dan inilah waktu sahur, maka berikanlah ampunan bagiku. Ketika ia melihat lelaki itu, ternyata dia adalah sahabat Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu

Ibnu Murdawaih meriwayatkan dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa kami (para sahabat) bila melakukan shalat (sunat) di malam hari diperintahkan untuk melakukan istigfar di waktu sahur sebanyak tujuh puluh kali.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version