Orang yang Berpaling dari Jalan Al-Qur’an

Tafsir Al-Qur’an: Surah Thaahaa ayat 125-127

0
683

Kajian Tafsir Surah Thaahaa ayat 125-127. Penjelasan tentang orang yang berpaling dari jalan Al-Qur’an. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (١٢٥) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (١٢٦) وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِآيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ الآخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى (١٢٧)

Dia berkata, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat?” Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, dan kamu mengabaikannya, jadi begitu (pula) pada hari ini kamu diabaikan.” Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Sungguh, azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. (Q.S. Thaahaa : 125-127)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Qāla (ia berkata), yakni ia akan berkata.

Rabbi (“Rabbi), yakni ya Tuhan-ku.

Li ma hasyartanī a‘mā wa qad kuηtu bashīrā (mengapa Engkau mengumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku adalah orang yang melihat”), yakni ketika di dunia.

Qāla kadzālika (Allah berfirman, “Demikianlah), yakni begitulah, karena ketika.

Atatka āyātunā (Ayat-ayat Kami telah datang kepadamu), yakni Kitab dan Rasul Kami.

Fa nasītahā (tetapi kamu melupakannya), yakni tetapi kamu tidak mengamalkannya dan tidak mengakuinya.

Wa kadzālikal yauma tuηsā (dan begitu pula pada hari ini kamu pun dilupakan”), yakni dibiarkan di dalam neraka.

Wa kadzālika (dan begitulah), yakni seperti itulah.

Najzī man asrafa (Kami membalas orang-orang yang melampaui batas), yakni orang-orang yang musyrik.

Wa lam yu’mim bi āyāti rabbih (dan tidak beriman kepada ayat-ayat Rabb-nya), yaitu kitab dan rasul.

Wa la ‘adzābul ākhirati asyaddu wa abqā (dan sungguh azab akhirat itu lebih dahsyat dan lebih kekal), yakni lebih langgeng daripada azab dunia.


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-16 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Dia berkata[4], “Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat[5]?”

[4] Karena hina, merasa berat menerimanya dan karena bosan dengan keadaan yang dialami.

[5] Yakni ketika di dunia dan ketika dibangkitkan.

  1. Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, dan kamu mengabaikannya[6], jadi begitu (pula) pada hari ini kamu diabaikan[7].

[6] Meninggalkannya dan tidak beriman kepadanya.

[7] Dibiarkan dalam azab.

  1. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas[8] dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya[9]. Sungguh, azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal[10].

[8] Yakni melewati batasan yang ditetapkan, mengerjakan perbuatan yang diharamkan, seperti halnya yang dilakukan orang-orang kafir dan musyrik.

[9] Oleh karena itu, Allah tidaklah berbuat zalim dan tidak mungkin meletakkan hukuman yang bukan pada tempatnya. Yang demikian adalah disebabkan sikapnya yang melampaui batas dan tidak beriman kepada petunjuk yang diturunkan-Nya untuk kebaikan dirinya.

[10] Dari azab di dunia dan dari azab kubur.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Berkatalah ia, “Ya Rabbku! Mengapa Engkau menghimpun aku dalam keadaan buta, padahal dahulunya aku adalah orang yang melihat?”) yakni di kala ia hidup di dunia melihat tetapi di kala ia dibangkitkan hidup kembali buta.
  2. (Allah berfirman,) perkaranya (“Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya) kamu meninggalkannya dan tidak mau beriman kepadanya (dan begitu pula) sebagaimana kamu lupa kepada ayat-ayat Kami (pada hari ini kamu pun dilupakan”) dibiarkan tinggal di dalam neraka.
  3. (Dan demikianlah) sebagaimana Kami membalas kepada orang yang berpaling daripada Al-Qur’an (Kami membalas orang yang melampaui batas) orang yang musyrik (dan tidak percaya kepada ayat-ayat Rabbnya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat) daripada azab di dunia dan azab kubur (dan lebih kekal) lebih abadi.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:

Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat? (Thaha: 125)

Yakni ketika di dunia ia melihat. Maka Allah menjawab melalui firman-Nya:

Demikianlah telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan. (Thaha: 126)

Maksudnya, karena engkau berpaling dari ayat-ayat Allah dan kamu memperlakukannya seakan-akan kamu tidak mengingatnya, padahal sudah disampaikan kepadamu. Kamu pura-pura melupakannya, berpaling darinya, serta melalaikannya. Maka begitu pula pada hari ini, Kami memperlakukan kamu sebagaimana perlakuan orang yang melupakanmu.

Hal yang sama telah disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya yang mengatakan:

فَالْيَوْمَ نَنْسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَذَا

Maka pada hari (kiamat) ini Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini. (Al-A’raf: 51)

Maka sesungguhnya pembalasan itu disesuaikan dengan jenis perbuatannya sebagai tindakan yang adil.

Adapun mengenai masalah lupa terhadap lafaz Al-Qur’an, padahal maknanya telah dipahami dan makna yang diisyaratkannya telah  dikerjakan, maka hal ini tidak termasuk ke dalam apa yang diancamkan oleh ayat ini. Sekalipun orang yang berbuat demikian terkena ancaman pula hanya dari sisi lain, yaitu dari sunnah yang telah menyebutkan larangan yang kuat dan ancaman yang keras terhadap orang yang berlaku demikian.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا خَالِدٌ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي زِيَادٍ، عَنْ عِيسَى بْنِ فَائِدٍ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنْ رَجُلٍ قَرَأَ الْقُرْآنَ فَنَسِيَهُ، إِلَّا لَقِيَ اللَّهَ يَوْمَ يَلْقَاهُ وَهُوَ أَجْذَمُ

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Khalaf ibnul Walid, telah menceritakan kepada kami Khalid, dari Yazid ibnu Abu Ziyad, dari Isa ibnu Fa-id, dari seorang lelaki, dari Sa’d ibnu Ubadah r.a., dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: Tidak sekali-kali seseorang hafal Al-Qur’an, lalu ia melupakannya, melainkan ia akan datang kepada Allah di hari bersua dengan-Nya, sedangkan ia dalam keadaan berpenyakit lepra.

Kemudian Imam Ahmad meriwayatkannya melalui hadis Yazid ibnu Abu Ziyad, dari Isa ibnu Fa-id, dari Ubadah ibnus Samit, dari Nabi ﷺ dengan lafaz yang semisal.

Allah Swt. berfirman, “Demikianlah Kami menimpakan pembalasan terhadap orang-orang yang berlebihan lagi mendustakan ayat-ayat Allah, baik pembalasan di dunia maupun pembalasan di akhirat.”

لَهُمْ عَذَابٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَعَذَابُ الآخِرَةِ أَشَقُّ وَمَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَاقٍ

Bagi mereka azab dalam kehidupan dunia, dan sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras dan tak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari {azab) Allah. (Ar-Ra’d: 34)

Karena itulah dalam surat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:

Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. (Thaha: 127)

Yaitu lebih menyakitkan daripada azab di dunia dan lebih kekal bagi mereka, mereka terus-menerus diazab untuk selama-lamanya. Karena itulah Rasulullah ﷺ bersabda kepada dua orang yang terlibat dalam sumpah li’an (saling melaknat):

إِنَّ عَذَابَ الدُّنْيَا أَهْوَنُ مِنْ عذاب الآخرة

Sesungguhnya azab di dunia jauh lebih ringan daripada azab di akhirat

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

 

Artikel SebelumnyaBerapa Banyak Generasi Sebelum Mereka yang Telah Allah Binasakan
Artikel SelanjutnyaDia Akan Menjalani Kehidupan yang Sempit