Mereka Sendirikah yang Sesat dari Jalan yang Benar?

Tafsir Al-Qur’an: Surah Al-Furqaan ayat 17

0
615

Kajian Tafsir Surah Al-Furqaan ayat 17. Tanya-jawab antara Allah dengan sembahan-sembahan orang-orang kafir di hari kiamat, Dia berfirman kepada yang disembah, “Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu, atau mereka sendirikah yang sesat dari jalan yang benar? Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَقُولُ أَأَنْتُمْ أَضْلَلْتُمْ عِبَادِي هَؤُلاءِ أَمْ هُمْ ضَلُّوا السَّبِيلَ (١٧)

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka bersama apa yang mereka sembah selain Allah, lalu Dia berfirman (kepada yang disembah), “Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu, atau mereka sendirikah yang sesat dari jalan (yang benar)?”. (Q.S. Al-Furqaan : 17)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Wa yauma (dan pada hari), yakni pada hari kiamat.

Yahsyuruhum (ketika Dia mengumpulkan mereka), yakni para penyembah berhala.

Wa mā ya‘budūna miη dūnillāhi (beserta apa yang mereka sembah selain Allah), yakni beserta berhala-berhala yang mereka sembah.

Fa yaqūlu (lalu Dia berkata), yakni lalu Allah Ta‘ala berkata kepada berhala-berhala. Menurut yang lain, lalu Allah Ta‘ala berkata kepada para malaikat.

A aηtum adl-laltum ‘ibādī hā-ulā-i (“Kaliankah yang telah menyesatkan hamba-hamba-Ku) sehingga mereka tidak taat kepada-Ku? Dan kalian jugakah yang menyuruh mereka agar menyembah kalian?

Am hum dlallus sabīl (ataukah mereka sendiri yang telah tersesat jalan”). Yakni yang telah mengabaikan jalan (yang benar), lalu menyembah kalian sesuai dengan hawa nafsu mereka.


BACA JUGA Kajian Tafsir Juz Ke-18 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. [12]Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka[13] bersama apa yang mereka sembah selain Allah, lalu Dia berfirman (kepada yang disembah), “Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu[14], atau mereka sendirikah yang sesat dari jalan (yang benar)?”.

[12] Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberitakan keadaan orang-orang musyrik dan para sekutu mereka pada hari kiamat, dan bahwa para sekutu itu akan berlepas diri dari mereka.

[13] Yani orang-orang musyrik.

[14] Dengan menyuruh mereka menyembah kamu.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Dan pada suatu hari ketika Allah menghimpunkan mereka) lafal Yahsyuruhum dapat pula dibaca Nahsyuruhum, sehingga artinya menjadi, Kami menghimpun mereka (beserta apa yang mereka sembah selain Allah) yakni seperti malaikat; Nabi Isa, dan Nabi Uzair, serta jin (lalu Allah berkata:) kepada mereka yang disembah untuk memantapkan hujah-Nya terhadap orang-orang yang menyembah mereka. Lafal Fayaquulu dapat pula dibaca Fanaquulu, artinya, Kami berkata, (“Apakah kalian) lafal Aantum dapat dibaca secara Tahqiq yaitu dengan menyatakan kedua Hamzahnya, dan dapat pula dibaca Tas-hil yaitu dengan menggantikan Hamzah yang kedua menjadi Alif sehingga bacaan Hamzahnya menjadi panjang, dapat pula dibaca pendek yakni tanpa memakai Alif (yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu) artinya apakah kalian telah menjerumuskan mereka ke dalam kesesatan dengan perintah kalian kepada mereka, supaya mereka menyembah kalian? (atau mereka sendirilah yang sesat dari jalan yang benar?”) yakni atas kehendak mereka sendiri.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Swt. berfirman, menceritakan peristiwa yang terjadi di hari kiamat menyangkut kecaman yang ditujukan terhadap orang-orang kafir karena mereka menyembah selain Allah, seperti para malaikat dan lain-lainnya. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

Dan (ingatlah) suatu hari (ketika) Allah menghimpunkan mereka beserta apa yang mereka sembah selain Allah. (Al-Furqan: 17)

Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud ialah seperti Isa, Uzair, dan para malaikat.

lalu Allah berkata (kepada yang disembah), “Apakah kalian telah menyesatkan hamba-hamba-Ku itu?” (Al-Furqan: 17), hingga akhir ayat.

Yakni Allah Swt. berfirman kepada mereka yang disembah, “Apakah kalian telah menyeru mereka untuk menyembah diri kalian selain Aku, ataukah mereka menyembah kalian atas keinginan mereka sendiri tanpa seruan dari kalian kepada mereka?” Pengertiannya sama dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلامُ الْغُيُوبِ. مَا قُلْتُ لَهُم

Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, “Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia, ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?’.”Isa menjawab, “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya, maka tentulah Engkau mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib.” Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakannya). (Al-Maidah: 116-117), hingga akhir ayat.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaBarang Siapa di Antara Kamu Berbuat Zalim
Artikel SelanjutnyaJanji Tuhan yang Pantas Dimohonkan Kepada-Nya