Masing-masing Kita Menanti

Tafsir Al-Qur’an: Surah Thaahaa ayat 134-135

0
671

Kajian Tafsir Surah Thaahaa ayat 134-135. Masing-masing kita menanti, maka nantikanlah olehmu! Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَلَوْ أَنَّا أَهْلَكْنَاهُمْ بِعَذَابٍ مِنْ قَبْلِهِ لَقَالُوا رَبَّنَا لَوْلا أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولا فَنَتَّبِعَ آيَاتِكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَذِلَّ وَنَخْزَى (١٣٤) قُلْ كُلٌّ مُتَرَبِّصٌ فَتَرَبَّصُوا فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ أَصْحَابُ الصِّرَاطِ السَّوِيِّ وَمَنِ اهْتَدَى (١٣٥)

Dan kalau mereka Kami binasakan dengan suatu siksaan sebelumnya (Al-Qur’an diturunkan), tentulah mereka berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami, sehingga kami mengikuti ayat-ayat-Mu sebelum kami menjadi hina dan rendah?” Katakanlah (Muhammad), “Masing-masing (kita) menanti, maka nantikanlah olehmu! Dan kelak kamu akan mengetahui, siapa yang menempuh jalan yang lurus dan siapa yang telah mendapat petunjuk.”  (Q.S. Thaahaa : 134-135)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Wa lau annā ahlaknāhum (dan sekiranya Kami membinasakan mereka), yakni membinasakan penduduk Mekah.

Bi ‘adzābim ming qablihī (dengan suatu azab sebelumnya), yakni sebelum kedatangan Nabi Muhammad ﷺ dan Al-Qur’an kepada mereka.

La qālū (niscaya mereka berkata) pada hari kiamat.

Rabbanā (“Rabbana), yakni ya Tuhan kami.

Lau lā arsalta ilainā rasūlaη fa nattabi‘a āyātika (mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada kami, lalu kami pun mengikuti ayat-ayat Engkau), yakni menaati Rasul Engkau dan beriman kepada Kitab Engkau.

Ming qabli an nadzilla (sebelum kami menjadi hina), yakni sebelum kami terbunuh dalam Perang Badr.

Wa nakhzā (dan rendah”), yakni disiksa dengan azab hari kiamat.

Qul (katakanlah) kepada mereka, hai Muhammad!

Kullun (“Masing-masing), yakni kami dan kalian.

Mutarabbishun (menunggu), yakni menunggu kebinasaan lawannya.

Fa tarabbashū (karena itu tunggulah oleh kalian), yakni nantikanlah oleh kalian.

Fa sa ta‘lamūna (maka kelak kalian akan mengetahui), yakni ketika datang azab hari kiamat.

Man ash-hābush shirāthis sawiyyi (siapa yang menempuh jalan yang lurus), yakni jalan yang lurus.

Wa manihtadā (dan siapa yang telah mendapat petunjuk”) kepada iman: kami ataukah kalian?


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-16 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Dan kalau mereka Kami binasakan dengan suatu siksaan sebelumnya (Al-Qur’an diturunkan)[41], tentulah mereka berkata[42], “Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami, sehingga kami mengikuti ayat-ayat-Mu sebelum kami menjadi hina[43] dan rendah[44]?”

[41] Bisa juga diartikan, “Sebelum Nabi Muhammad ﷺ diutus.”

[42] Pada hari kiamat.

[43] Di hari kiamat.

[44] Dengan masuk ke neraka Jahanam.

  1. Katakanlah (Muhammad)[45], “Masing-masing (kita) menanti[46], maka nantikanlah olehmu! Dan kelak kamu akan mengetahui[47], siapa yang menempuh jalan yang lurus dan siapa yang telah mendapat petunjuk[48].

[45] Kepada orang-orang yang mendustakanmu, yang berkata, “Kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya” (lihat Ath Thuur: 30)

[46] Yakni nantikanlah kematianku olehmu, dan aku menanti azab untukmu. Tidak ada yang kamu nantikan dariku selain dua kebaikan; kemenangan atau syahid. Sedangkan kami menantikan untukmu azab dari sisi Allah atau melalui tangan kami.

[47] Pada hari kiamat.

[48] Untuk menempuh jalan yang lurus itu, yakni aku atau kamu. Orang yang menempuhnya adalah orang yang berhasil, selamat dan beruntung, sedangkan orang yang menyimpang darinya akan rugi, kecewa dan tersiksa. Jelas, orang yang berada di atas jalan yang lurus adalah Rasulullah ﷺ dan para pengikutnya, sedangkan musuh-musuhnya tidak berada di atasnya.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Dan sekiranya Kami binasakan mereka dengan suatu azab sebelum ia diutus) sebelum Rasulullah diutus (tentulah mereka berkata) di hari kiamat nanti, (“Ya Rabb kami! Mengapa tidak) (Engkau utus seorang Rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau) yang dibawa olehnya (sebelum kami menjadi hina) di hari kiamat (dan rendah?”) dijebloskan ke dalam neraka Jahanam.
  2. (Katakanlah:) kepada mereka, (“Masing-masing) di antara kami dan kalian (menanti) menunggu apa yang bakal terjadi padanya di hari kiamat itu (maka nantikanlah oleh kamu sekalian! Kelak kalian akan mengetahui) di hari kiamat itu (siapa yang menempuh jalan) yakni tuntunan (yang lurus) yang tidak menyimpang (dan siapa yang telah mendapat petunjuk”) sehingga selamat dari kesesatan, kami ataukah kalian?

.

Tafsir Ibnu Katsir

Kemudian Allah Swt. berfirman:

Dan sekiranya Kami binasakan mereka dengan suatu azab sebelum Al-Qur’an itu (diturunkan), tentulah mereka berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami?” (Thaha: 134)

Yakni sekiranya Kami binasakan orang-orang yang mendustakan itu sebelum Kami utus rasul yang mulia ini kepada mereka dan belum Kami turunkan kepada mereka Al-Qur’an yang agung ini, tentulah mereka akan beralasan: Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami? (Thaha: 134) sebelum Engkau binasakan kami, agar kami dapat beriman kepadanya dan mengikutinya. Nada yang sama disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman selanjutnya:

lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau sebelum kami menjadi hina dan rendah. (Thaha: 134)

Allah Swt. menjelaskan bahwa mereka adalah orang-orang yang mendustakan, lagi membangkang dan mengingkari-Nya, selamanya mereka tidak akan beriman.

وَلَوْ جَاءَتْهُمْ كُلُّ آيَةٍ حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الألِيمَ

meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih. (Yunus: 97)

Sama halnya dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

وَهَذَا كِتَابٌ أَنزلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Dan Al-Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. (Al-An’am: 155)

Sampai dengan firman-Nya:

بِمَا كَانُوا يَصْدِفُونَ

disebabkan mereka selalu berpaling. (Al-An’am: 157) Juga firman Allah Swt.:

وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَئِنْ جَاءَهُمْ نَذِيرٌ لَيَكُونُنَّ أَهْدَى مِنْ إِحْدَى الأمَمِ فَلَمَّا جَاءَهُمْ نَذِيرٌ مَا زَادَهُمْ إِلا نُفُورًا

Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah, sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). (Fathir: 42), hingga akhir ayat.

وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَئِنْ جَاءَتْهُمْ آيَةٌ لَيُؤْمِنُنَّ بِهَا

Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa sungguh jika datang kepada mereka sesuatu mukjizat, pastilah mereka beriman kepadanya. (Al-An’am: 109), hingga akhir ayat berikutnya.

Kemudian Allah Swt. berfirman:

Katakanlah. (Thaha: 135)

hai Muhammad, kepada orang-orang yang mendustakanmu dan menentangmu serta terus-menerus dalam kekafiran dan keingkarannya:

Masing-masing (kita) menanti. (Thaha: 135)

Yakni antara kami dan kalian sama-sama menanti.

maka nantikanlah oleh kamu sekalian. (Thaha: 135)

Maksudnya, tunggulah saatnya oleh kamu sekalian.

Maka kalian kelak akan mengetahui siapa yang mempunyai jalan yang lurus. (Thaha: 135)

Yang dimaksud dengan as-siratus sawiyyu ialah jalan yang lurus.

dan siapa yang telah mendapat petunjuk. (Thaha: 135)

Yaitu mendapat bimbingan ke jalan yang benar dan jalan keberhasilan. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَسَوْفَ يَعْلَمُونَ حِينَ يَرَوْنَ الْعَذَابَ مَنْ أَضَلُّ سَبِيلا

Dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka melihat azab, siapa yang paling sesat jalannya. (Al-Furqan: 42)

Dan firman Allah Swt. lainnya yang mengatakan:

سَيَعْلَمُونَ غَدًا مَنِ الْكَذَّابُ الأشِرُ

Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong. (Al-Qamar: 26)

Demikian akhir Surah Thaahaa yang merupakan pula akhir juz ke-16. Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan aku berlindung kepada Allah dari keadaan ahli neraka.

 

Artikel SebelumnyaKeadaan Manusia yang Lalai
Artikel SelanjutnyaTelah Datang kepada Mereka Bukti yang Nyata