Makanlah dari Rezeki yang Baik-baik

Tafsir Al-Qur’an: Surah Thaahaa ayat 80-81

0
590

Kajian Tafsir Surah Thaahaa ayat 80-81. Mengingatkan Bani Israil terhadap nikmat-nikmat Allah Subhaanahu wa Ta’aala kepada mereka. Makanlah dari rezeki yang baik-baik yang telah Allah berikan. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ قَدْ أَنْجَيْنَاكُمْ مِنْ عَدُوِّكُمْ وَوَاعَدْنَاكُمْ جَانِبَ الطُّورِ الأيْمَنَ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَى (٨٠) كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَى (٨١)

Wahai bani Israil! Sungguh, Kami telah menyelamatkan kamu dari musuhmu, dan Kami telah mengadakan perjanjian dengan kamu (untuk bermunajat) di sebelah kanan gunung itu (gunung Sinai) dan Kami telah menurunkan kepada kamu manna dan salwa. Makanlah dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Barang siapa ditimpa kemurkaan-Ku, maka sungguh, binasalah dia. (Q.S. Thaahaa : 80-81)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Yā banī isrā-īla (wahai Bani Israil), yakni wahai anak-anak Ya‘qub a.s.

Qad aηjainākum min ‘aduwwikum (sungguh Kami telah menyelamatkan kalian dari musuh kalian), yakni dari Fir‘aun.

Wa wā‘adnākum jānibath thūril aimana (dan Kami telah mengadakan perjanjian dengan kalian di samping gunung di sebelah kanan), yakni di sebelah kanan Musa a.s. dengan memberinya al-Kitab.

Wa nazzalnā ‘alaikumul manna was salwā (dan Kami juga telah menurunkan manna dan salwā kepada kalian) ketika kalian berada di padang pasir.

Kulū miη thayyibāti (makanlah dari rezeki yang baik-baik), yakni rezeki yang halal.

Mā razaqnākum (yang telah Kami berikan kepada kalian), yakni manna dan salwā.

Wa lā tathghau fīhi (dan janganlah kalian melampaui batas padanya), yakni janganlah kalian menolak rezeki tersebut. Menurut pendapat yang lain, janganlah menyimpannya untuk hari esok.

Fa yahilla ‘alaikum ghadlabī (karena hal itu dapat memastikan kemarahan-Ku kepada kalian), yakni kemurkaan-Ku dan azab-Ku. Ada pula yang berpendapat, apabila lafazh yahilla dibaca yahullu, maka artinya karena hal itu dapat menyebabkan turunnya kemarahan-Ku.

Wa may yahlil ‘alaihi ghadlabī (dan siapa pun yang ditimpa kemarahan-Ku), yakni siapa pun yang telah dipastikan mendapat murka dan azab-Ku.

Fa qad hawā (maka sungguh-sungguh binasalah ia).


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-16 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. [4]Wahai bani Israil[5]! Sungguh, Kami telah menyelamatkan kamu dari musuhmu[6], dan Kami telah mengadakan perjanjian dengan kamu (untuk bermunajat) di sebelah kanan gunung itu (gunung Sinai)[7] dan Kami telah menurunkan kepada kamu manna dan salwa.

[4] Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengingatkan kepada bani Israil nikmat-Nya yang besar yang diberikan kepada mereka, yaitu dibinasakan-Nya musuh mereka dan diturunkan-Nya kitab Taurat yang di sana terdapat hukum-hukum yang agung dan berita-berita yang besar, sehingga sempurnalah nikmat agama yang mereka peroleh setelah nikmat dunia. Demikian pula nikmat-Nya yang diberikan kepada mereka di saat mereka tersesat di padang sahara, yaitu Manna dan Salwa serta rezeki yang lapang tanpa susah payah.

[5] Bani Israil yang dipanggil ini adalah orang-orang Yahudi pada zaman Nabi Muhammad ﷺ, dan mereka diseru dengan menyebutkan nikmat-nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada nenek-moyang mereka pada zaman Nabi Musa ‘alaihis salam agar mereka siap menerima firman Allah Ta’ala yang ditujukan kepada mereka.

[6] Yaitu Fir’aun dengan menenggelamkannya.

[7] Yang bermunajat dengan Allah ialah Nabi Musa ‘alaihis salam tetapi di sini disebut kamu sekalian karena manfaat munajat itu kembali kepada Nabi Musa ‘alaihis salam dan bani Israil semuanya. Perjanjian yang dijanjikan itu adalah untuk bermunajat dan menerima Taurat.

  1. Makanlah dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas[8], yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Barang siapa ditimpa kemurkaan-Ku, maka sungguh, binasalah dia[9].

[8] Yakni dengan kufur kepada nikmat-nikmat Allah tersebut, misalnya menggunakan rezeki tersebut untuk bermaksiat kepada-Nya.

[9] Bisa juga diartikan dengan, “Jatuh ke neraka.”

.

Tafsir Jalalain

  1. (Hai Bani Israel! Sesungguhnya Kami telah menyelamatkan kamu sekalian dari musuh kalian) yakni Firaun dengan menenggelamkannya (dan Kami telah mengadakan perjanjian dengan kamu sekalian di sebelah kanan bukit Thur) kemudian Kami memberikan kitab Taurat kepada Musa untuk diamalkan (dan Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian manna dan salwa) yaitu dinamakan pula Taranjabin dan burung Sammani. Sedangkan orang-orang yang diseru dalam ayat ini adalah orang-orang Yahudi yang hidup di masa Nabi ﷺ. Allah swt. berbicara kepada mereka seraya mengingatkan akan nikmat-nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada kakek moyang mereka di zaman Nabi Musa. Dimaksud sebagai pendahuluan terhadap apa yang akan diungkapkan oleh Allah pada firman selanjutnya, yaitu:
  2. (Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah kami berikan kepada kalian) yakni nikmat yang telah dilimpahkan kepada kalian (dan janganlah melampaui batas padanya) seumpamanya kalian mengingkari nikmat-nikmat itu (yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpa kalian) bila dibaca Yahilla artinya wajib kemurkaan-Ku menimpa kalian. Dan jika dibaca Yahulla artinya, pasti kemurkaan-Ku menimpa kalian (Dan barang siapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku) lafal Yahlil dapat pula dibaca Yahlul (maka sungguh binasalah ia) terjerumuslah ia ke dalam neraka.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Swt. menyebutkan tentang nikmat-nikmat-Nya dan karunia-Nya yang telah Dia limpahkan kepada Bani Israil, bahwa Dia telah menyelamatkan mereka dari musuh mereka (yaitu Fir’aun) dan menenangkan hati mereka dengan memperlihatkan mayat Fir’aun kepada mereka, juga mayat tentaranya yang tenggelam dalam waktu yang sama di pagi hari itu, sehingga tiada seorang pun dari mereka yang selamat. Hal ini disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ

Dan Kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya, sedangkan kalian sendiri menyaksikan. (Al-Baqarah: 50)

قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا رَوْح بْنُ عُبَادَةَ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، حَدَّثَنَا أَبُو بِشْرٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَالْيَهُودُ تَصُومُ عَاشُورَاءَ، فَسَأَلَهُمْ فَقَالُوا: هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْفَرَ اللَّهُ فِيهِ مُوسَى عَلَى فِرْعَوْنَ، فَقَالَ: نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى فَصُومُوهُ

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya’qub ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Rauh ibnu Ubadah, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, telah menceritakan kepada kami Bisyr, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ketika Rasulullah ﷺ tiba di Madinah, dijumpainya orang-orang Yahudi sedang melakukan puasa di hari Asyura, lalu beliau menanyakan kepada mereka tentang puasa itu. Maka mereka menjawab bahwa hari itu adalah hari kemenangan yang dianugerahkan oleh Allah kepada Musa atas Fir’aun. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: Kami lebih berhak terhadap Musa (daripada mereka), maka puasalah kalian.

Hadis riwayat Imam Bukhari ini diriwayatkan pula oleh Imam Muslim di dalam kitab sahihnya.

Kemudian Allah Swt. menjanjikan kepada Musa dan Bani Israil sesudah kebinasaan Fir’aun untuk bersua ke sebelah kanan Bukit Tur. Di tempat itulah Allah mengajak Musa berbicara langsung dan Musa meminta kepada Allah untuk memperlihatkan diri-Nya. Allah memberinya kitab Taurat di tempat itu. Dan dalam masa itu kaum Bani Israil menyembah anak lembu, kisahnya seperti yang baru saja disebutkan di atas. Adapun mengenai Manna dan Salwa, maka keterangan dan kisahnya telah disebutkan di dalam tafsir surat Al-Baqarah, juga surat lainnya.

Manna ialah sejenis makanan yang berasa manis, diturunkan dari langit kepada kaum Bani Israil.

Salwa ialah sejenis burung yang berjatuhan kepada mereka, lalu mereka mengambilnya sesuai dengan keperluan mereka sampai besok paginya, sebagai belas kasihan dan rahmat serta kebaikan Allah kepada mereka. Karena itulah maka dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:

Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepada kalian, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpa kalian. (Thaha: 81)

Yakni makanlah sebagian dari rezeki yang Aku turunkan kepada kalian ini, dan janganlah kalian bersikap rakus terhadapnya dengan cara mengambilnya lebih dari apa yang kalian perlukan, sebab hal ini berarti kalian melanggar perintah-Ku.

yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpa kalian. (Thaha: 82)

Yakni Aku menjadi murka kepada kalian karenanya.

Dan barang siapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. (Thaha: 81)

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa hawa artinya celaka.

Syafi ibnu Mani’ mengatakan, sesungguhnya di dalam neraka Jahanam terdapat suatu penjara; bila seorang kafir dilemparkan dari atas ke dalamnya, maka terjerumuslah ia ke dalamnya selama empat puluh musim gugur (tahun) sebelum mencapai dasarnya. Yang demikian itu adalah apa yang dimaksud oleh firman-Nya: Dan barang siapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku maka sesungguhnya binasalah ia. (Thaha: 81)

Asar ini diriwayatkan oleh Imam ibnu Abu Hatim.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaAllah Maha Pengampun Bagi Orang yang Bertobat
Artikel SelanjutnyaPembelahan Laut dan Penenggelaman Fir’aun Beserta Bala Tentaranya