Kuasanya Dia Menghidupkan, Mematikan dan Mewarisi

Tafsir Al-Qur’an: Surah Al-Hijr ayat 23-25

0
388

Kajian Tafsir Surah Al-Hijr ayat 23-25. Tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta’aala di alam semesta, dan kuasanya Dia menghidupkan, mematikan dan mewarisi. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَإنَّا لَنَحْنُ نُحْيِي وَنُمِيتُ وَنَحْنُ الْوَارِثُونَ -٢٣- وَلَقَدْ عَلِمْنَا الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنكُمْ وَلَقَدْ عَلِمْنَا الْمُسْتَأْخِرِينَ -٢٤- وَإِنَّ رَبَّكَ هُوَ يَحْشُرُهُمْ إِنَّهُ حَكِيمٌ عَلِيمٌ -٢٥

Dan sungguh, Kamilah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami (pulalah) yang mewarisi. Dan sungguh, Kami mengetahui orang yang terdahulu sebelum kamu dan Kami mengetahui pula orang yang terkemudian. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang akan mengumpulkan mereka. Sungguh, Dia Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-Hijr : 23-25)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Wa innā lanahnu nuhyī (dan sungguh Kami-lah yang menghidupkan) untuk dibangkitkan.

Wa numītu (dan mematikan) di dunia.

Wa nahnul wāritsūn (dan Kami jualah yang mewarisi), yakni yang menguasai segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, baik sesudah penghuninya mati ataupun belum.

Wa la qad ‘alimnal mustaqdimīna mingkum (dan sungguh Kami mengetahui orang-orang yang terdahulu dari kalian), yakni orang-orang yang sudah mati, baik laki-laki maupun perempuan. Ada pula yang mengatakan, al-mustaqdimīna mingkum (orang-orang yang terdahulu dari kalian), yakni orang-orang yang berada di barisan pertama (pada waktu shalat).

Wa la qad ‘alimnal musta’khirīn (dan sungguh Kami juga mengetahui orang-orang yang terkemudian), yakni orang-orang yang masih hidup, baik lelaki maupun perempuan. Ada pula yang mengatakan, al-musta’khirīn (orang-orang yang terkemudian), yakni berada di barisan terakhir (pada waktu shalat).

Wa inna rabbaka huwa yahsyuruhum (sesungguhnya Rabb-mulah yang akan mengumpulkan mereka), baik orang-orang terdahulu maupun orang-orang terkemudian.

Innahū hakīmun (sesungguhnya Dia Maha Bijaksana) dengan menetapkan (adanya hari) pengumpulan mereka.

‘Alīm (lagi Maha Mengetahui) pengumpulan mereka, pahala mereka, dan siksaan untuk mereka.


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-14 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Dan sungguh, Kamilah yang menghidupkan dan mematikan[17] dan Kami (pulalah) yang mewarisi[18].

[17] Yakni hanya Dia saja yang menghidupkan makhluk yang sebelumnya tidak ada dan tidak hidup, dan Dia pula yang akan mematikan mereka pada waktu yang telah ditentukan-Nya.

[18] Allah yang mewarisi bumi dan orang-orang yang berada di atasnya, dan kepada-Nyalah mereka dikembalikan. Yang demikian tidaklah sulit bagi Allah, karena Dia mengetahui orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang datang kemudian.

  1. Dan sungguh, Kami mengetahui orang yang terdahulu[19] sebelum kamu dan Kami mengetahui pula orang yang terkemudian[20].

[19] Dari sejak zaman Nabi Adam ‘alaihis salam.

[20] Yakni orang-orang yang masih hidup menjelang kiamat.

  1. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang akan mengumpulkan mereka. Sungguh, Dia Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui[21].

[21] Dia meletakkan sesuatu pada tempatnya dan akan membalas setiap orang yang beramal, jika baik akan dibalas dengan kebaikan dan jika buruk akan dibalas dengan keburukan.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Dan sesungguhnya benar-benar Kamilah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami pula yang mewarisi) yang tetap hidup dan mewarisi semua makhluk.
  2. (Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada kalian) yaitu makhluk-makhluk yang terdahulu sejak Nabi Adam (dan sesungguhnya Kami mengetahui pula orang-orang yang terkemudian) orang-orang yang akan datang kemudian hingga hari kiamat.
  3. (Sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang akan menghimpunkan mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Bijaksana) di dalam pekerjaan-Nya (lagi Maha Mengetahui.) tentang makhluk-Nya.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah Swt.:

Dan sesungguhnya benar-benar Kamilah yang menghidupkan dan mematikan. (Al-Hijr: 23)

Allah menyebutkan tentang kekuasaan-Nya dalam memulai penciptaan dan mengulanginya, dan bahwa Dialah Yang menciptakan makhluk dari tiada, kemudian Dia mematikan mereka, lalu Dia membangkitkan mereka semua pada hari perhimpunan. Allah menyebutkan pula bahwa Dialah yang mempusakai bumi dan semua makhluk yang ada padanya, dan hanya kepada-Nyalah mereka kembali.

Kemudian Allah Swt. menyebutkan perihal ilmu-Nya Yang Mahasempurna tentang mereka, mulai dari yang pertama hingga yang paling akhir. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

وَلَقَدْ عَلِمْنَا الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنْكُمْ

Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada kalian. (Al Hijr: 24)

Ibnu Abbas mengatakan, yang dimaksud dengan orang-orang yang terdahulu ialah semua orang yang telah mati sejak dari Nabi Adam a.s. Sedangkan yang dimaksud dengan orang-orang yang terkemudian ialah orang-orang yang masih hidup dan orang-orang yang akan ada nanti sampai hari kiamat. Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Ikrimah, Mujahid, Ad-Dahhak, Qatadah, Muhammad ibnu Ka’b, Asy-Sya’bi, dan lain-lainnya. Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdul A’la, telah menceritakan kepada kami Mu’tamir ibnu Sulaiman, dari ayahnya, dari seorang lelaki, dari Marwan ibnul Hakam yang mengatakan bahwa ada sejumlah lelaki yang mengambil saf paling belakang demi seorang wanita, lalu Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada kalian, dan sesungguhnya Kami mengetahui pula orang-orang yang terkemudian (daripada kalian). (Al-Hijr: 24)

Sehubungan dengan makna ayat ini ada sebuah hadis garib sekali yang berkenaan dengan latar belakangnya. Ibnu Jarir mengatakan: telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Musa Al-Jarasyi, telah menceritakan kepada kami Nuh ibnu Qais, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Qais, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Malik, dari Abul Jauza, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa dahulu ada seorang wanita yang salat di belakang Nabi ﷺ Wanita itu sangat cantik. Ibnu Abbas mengatakan, “Demi Allah, tidak ada seorang wanita pun yang pernah aku lihat secantik wanita itu.” Sebagian dari kaum muslim apabila salat maju ke saf yang terdepan agar tidak melihat wanita itu, sedangkan sebagian lainnya mengambil safnya di belakang wanita-itu. Apabila mereka (yang ada di depan) sujud, mereka melihat wanita itu dari bawah tangan mereka. Maka Allah menurunkan firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada kalian dan sesungguhnya Kami mengeta¬hui pula orang-orang yang terkemudian (daripada kalian). (Al-Hijr: 24)

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Abu Hatim di dalam kitab tafsirnya.

Imam Turmuzi dan Imam Nasai meriwayatkan hadis ini di dalam kitab tafsir masing-masing, bagian dari kitab sunnahnya; begitu pula Ibnu Majah, melalui berbagai jalur dari Nuh ibnu Qais Al-Haddani yang dinilai siqah oleh Imam Ahmad dan Imam Abu Daud serta lain-lainnya.

Tetapi telah diriwayatkan dari Ibnu Mu’in bahwa Nuh ibnu Qais orangnya daif.

Imam Muslim dan ahli sunan mengetengahkan hadis ini, tetapi di dalam hadis ini terkandung predikat munkar yang parah.

Abdur Razzaq telah meriwayatkannya dari Ja’far ibnu Sulaiman, dari Amr ibnu Malik (yakni An-Nakri), bahwa ia pernah mendengar Abul Jauza mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada kalian. (Al-Hijr: 24) Yakni dalam saf salat. dan orang-orang yang terkemudian (daripada kalian). (Al-Hijr: 24)

Menurut pengertian lahiriahnya, kata-kata ini berasal dari perkataan Abul Jauza, sedangkan nama Ibnu Abbas tidak disebut-sebut di dalamnya. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hal ini mirip dengan riwayat Nuh ibnu Qais.

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari-Muhammad ibnu Abu Ma’syar, dari ayahnya, bahwa ia pernah mendengar Aun ibnu Abdullah menceritakan tentang pendapat Muhammad ibnu Ka’b sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada kalian, dan sesungguhnya Kami mengetahui pula orang-orang yang terkemudian (daripada kalian). (Al-Hijr: 24) Ketika disebutkan kepada Muhammad ibnu Ka’b bahwa makna ayat ini berkenaan dengan saf-saf dalam salat, maka Muhammad ibnu Ka’b menyanggahnya dan mengatakan bahwa maknanya tidaklah demikian. Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada kalian. (Al-Hijr: 24) yang telah mati atau yang telah terbunuh. dan orang-orang yang terkemudian (daripada kalian). (Al-Hijr: 24) Yaitu orang-orang yang akan diciptakan kemudian. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang akan menghimpunkan mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (Al-Hijr: 25) Maka Aun ibnu Abdullah mengatakan, “Semoga Allah memberimu taufik dan memberi balasan kebaikan kepadamu.”

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaPenciptaan Manusia dan Jin
Artikel SelanjutnyaMeniupkan Angin untuk Mengawinkan