Kesesatan dan Kebodohan Kaum Musyrik

Kajian Tafsir Surah Al-An'aam ayat 140

0
256

Kajian Tafsir Surah Al-An’aam ayat 140. Gambaran tentang kesesatan dan kebodohan kaum musyrik, dan bagaimana mereka mengharamkan apa yang Allah halalkan dan menetapkan peraturan-peraturan seenaknya. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ قَتَلُوا أَوْلادَهُمْ سَفَهًا بِغَيْرِ عِلْمٍ وَحَرَّمُوا مَا رَزَقَهُمُ اللَّهُ افْتِرَاءً عَلَى اللَّهِ قَدْ ضَلُّوا وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ

Sungguh rugi mereka yang membunuh anak-anaknya karena kebodohan tanpa pengetahuan, dan mengharamkan rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka dengan semata-mata membuat-buat kebohongan terhadap Allah. Sungguh, mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk. (Q.S. Al-An’aam : 140)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Qad khasira (sungguh telah rugilah), yakni telah tertipulah.

Alladzīna qatalū aulādahum (orang-orang yang membunuh anak-anak mereka), yakni orang-orang yang mengubur hidup-hidup anak-anak perempuan mereka.

Safahan (karena kebodohan), yakni karena kejahilan.

Bi ghairi ‘ilmin (lagi tanpa ilmu), yakni tanpa dasar ilmu. Ayat ini diturunkan berhubungan dengan kabilah Rabi‘ah dan Mudlar. Kedua kabilah itu merupakan pelopor bagi daerah-daerah Arab lainnya dalam hal mengubur hidup-hidup anak-anak perempuan mereka pada masa jahiliah. Hanya Bani Kinanah yang tidak melakukan kebiasaan tersebut.

Wa harramū (dan mereka juga mengharamkan) bagi kaum perempuan.

Mā razaqahumullāhu (apa yang telah Allah rezekikan kepada mereka), yakni beberapa macam tanaman dan hewan ternak yang telah Dia halalkan untuk mereka.

Iftirā-an ‘alallāh (dengan semata-mata mengada-ada terhadap Allah), yakni semata-mata mereka-reka kebohongan atas nama Allah Ta‘ala.

Qad dlallū (sungguh mereka telah sesat), yakni mereka telah keliru ihwal apa yang mereka katakan.

Wa mā kānū muhtadīn (dan tidaklah mereka mendapat petunjuk) pada hidayah dan kebenaran disebabkan apa yang mereka tetapkan.

BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-8 Lengkap 

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Sungguh rugi mereka yang membunuh anak-anaknya karena kebodohan tanpa pengetahuan, dan mengharamkan rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka[29] dengan semata-mata membuat-buat kebohongan terhadap Allah. Sungguh, mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk.

[29] Karena rahmat-Nya dan sebagai rezki untuk mereka. Namun mereka menolak pemberian Tuhan mereka, bahkan mengatakan haram.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Sesungguhnya rugilah orang-orang yang membunuh) dengan dibaca takhfif dan tasydid (anak-anak mereka) dengan mengubur mereka hidup-hidup (karena kebodohan) karena ketidakmengertian mereka (lagi tidak mengetahui dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah memberi rezeki kepada mereka) yaitu apa-apa yang telah disebutkan (dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.)

.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman bahwa sesungguhnya telah merugilah orang-orang yang melakukan perbuatan-perbuatan tersebut, mereka merugi di dunia dan akhiratnya. Adapun di dunia, mereka akan merasa kehilangan anak-anak mereka karena mereka sendiri telah membunuhnya, dan mereka mempersempit diri mereka sendiri dalam harta mereka karena mereka telah mengharamkan banyak hal yang mereka ada-adakan sendiri yang akibatnya mencekik leher mereka sendiri. Adapun di akhirat, mereka akan menghuni tempat yang paling buruk disebabkan kedustaan mereka terhadap Allah dan hal-hal yang mereka ada-adakan sendiri. Di dalam ayat yang lain disebutkan melalui firman-Nya:

إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ. مَتَاعٌ فِي الدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيقُهُمُ الْعَذَابَ الشَّدِيدَ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia, kemudian kepada Kamilah mereka kembali, kemudian Kami rasakan kepada mereka siksa yang berat disebabkan kekafiran mereka. (Yunus: 69-70)

Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Murdawaih di dalam tafsir ayat ini mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ahmad ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ayyub, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnul Mubarak, telah menceritakan kepada kami Abu Uwwanah, dari Abu Bisyr, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhu yang mengatakan, “Apabila engkau ingin mengetahui kebodohan orang-orang Arab, maka bacalah surat Al-An’aam  sesudah ayat seratus tiga puluh,” yaitu firman-Nya: Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi tidak mengetahui, dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezekikan kepada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (Al-An’aam : 140)

BACA JUGA: Tanaman yang Beraneka Ragam Rasanya 

Hal yang sama diriwayatkan oleh Imam Bukhari secara munfarid di dalam kitab Manaqib Quraisy, bagian dari kitab sahihnya, dari Abun Nu’man, Muhammad ibnul Fadl Arim, dari Abu Uwwanah yang nama aslinya Al-Waddah ibnu Abdullah Al-Yasykuri, dari Abu Bisyar yang nama aslinya ialah Ja’far ibnu Abu Wahsyiyyah, dari Iyas dengan lafaz yang semisal

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaTanaman yang Beraneka Ragam Rasanya
Artikel SelanjutnyaMenetapkan Peraturan-peraturan Seenaknya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini